Dear suamiku,
Benarlah kata-kata bijak
yang mengatakan bahwa mencintai seseorang tak boleh berlebihan. Bahkan agama
kita mengajarkan, cinta kepada seseorang harusnya dilandaskan oleh cinta kepada
Allah.
Mengapa?
Karena cinta yang
dilandaskan oleh cinta kepada-NYA pasti berdasarkan perjanjian yang kuat (mitsaqan ghalizha) yang pembangunnya
merupakan iman yang tak akan goyah walau diterpa badai yang teramat dahsyat
sekali pun.
Suamiku, waktu yang kita
lalui bersama selama hampir 15 tahun ini telah memperkaya pengalaman dan
pengetahuanku akan berbagai hal. Masih kuingat hari pertama pernikahan kita,
saat pertama kali kusimpan bajumu berbaur dengan pakaian-pakaianku. Saat itu,
tiba-tiba saja ada aroma lain dalam lemari itu. Seperti aroma khas seseorang
tapi bukan aroma khas dirimu yang baru kuindra hari itu. Aroma apakah itu? Hm, sepertinya itu aroma “jodoh” kita berdua.
Ya, gabungan dari aroma khas kita, yang bergabung dalam lemariku.
Sumber: marriage2014.blogspot.com |
Beberapa hari aroma itu
tercium ketika lemari kubuka saat hendak mengambil atau menyimpan pakaian.
Tetapi selanjutnya, pelan-pelan aroma itu memudar dan hilang, seiring dengan
berjalannya waktu. Seiring dengan berjalannya waktu pula segala sesuatunya
berlangsung seperti rutinitas saja. Pendar indah warna-warni yang bertaburan di
sekeliling kita, perlahan warnanya mulai normal dan terlihat terlalu biasa.
Ternyata setelah satu
per satu buah hati hadir di antara kita. Lalu berbagai ujian dan cobaan
diniscayakan Allah kepada kita menerpa, nyata benar bahwa pernikahan itu adalah
rentetan tanggung jawab yang harus
ditunaikan dengan tepat. Rentetan tanggung jawab duniawi itu tentu saja akan
ada pertanggungjawabannya kelak di akhirat, di mana kita menjadi pesakitan yang
akan didakwa atas berbagai hal.
Maka, maafkanlah diriku
yang penuh cela ini suamiku, jika sesekali “berteriak lantang” menegurmu. Itu
karena sebagai navigator, aku melihat jalan di depan kita tak selalu mulus
sementara dirimu terlena entah mengapa. Dirimu memang imam, tapi aku punya hak
membelokkan arah kendaraan kita jika Kau terlalai. Diriku memang makmum yang
tak sempurna tapi aku tahu imam pun perlu diperingati jika terlupa. Aku tak mau
keteledoran membuat kendaraan kita terperosok ke dalam jurang yang dalam dan
tak bisa kembali lagi ke track-nya. Tentu
begitu pun yang akan Kau lakukan terhadapku, bukan?
Suatu saat nanti DIA
Yang Mahamelihat akan meminta pertanggungjawaban, bukan hanya kepadamu tetapi
juga kepadaku mengenai kendaraan bernama rumahtangga yang kita kendarai bersama
ini.
Maafkan suamiku bila
porsi cinta untukmu berkurang karena kuyakin butuh menambah kadar cintaku
pada-NYA. Agar bila kelak ada ujian berat menghadang, pengharapanku pada-NYA
jauh lebih besar daripada pengharapanku padamu.
Maafkan, karena aku jauh
lebih membutuhkan-NYA daripada membutuhkanmu. Apalagi ada anak-anak yang harus
kuikuti derap langkahnya agar menuju ke arah yang benar. Kuyakin, Kau pasti tak
keberatan kan? Kita punya visi dan misi yang sama, kan?
Pengurangan kadar
cintaku kepadamu kubutuhkan agar warna-warni itu berpendar kembali di
sekeliling kita. Agar warna keseharian kita tak lagi terlalu biasa. Kini
warna-warni itu terlihat indah, bak warna surgawi yang pasti kan menjawab
berbagai asa tentang kehidupan. Tidakkah Kau lihat? Warna-warni itu menguat, bagai
instrumen penguat genggaman tangan kita!
So, aku pun tak keberatan
kau kurangi cintamu padaku selama Kau menambahkan porsi cinta untuk-NYA. Agar
genggaman tangan kita semakin erat, menuju apa yang kita cita-citakan bersama
pada ijab-qabul dulu. Pun
agar warna-warni itu semakin indah berpendar dan takkan memudar sampai waktu
kita di bumi ini dinyatakan habis oleh-NYA hingga warna-warni itu menyertai kita berpindah ke alam lain.
Menuju 15 tahun
pernikahan kita, insya Allah tiga bulan lagi.
Makassar, 14 Januari
2014
Tulisan ini diikutkan giveaway Kusebut Namamu dalam Ijab dan Qabul
Share :
sukses ya mak
ReplyDeleteMakasih Mak. Sukses juga buat mak Hana :)
Deleteindah sekali kata-katanya. Terharu..... Sukses dan barokah pernikahannya ya...
ReplyDeleteAamiin ... terimakasih kak Firma. Ikutan juga yuk :)
Deletemenyentuh sampe ke dasar hati
ReplyDeleteAlhamdulillah .. terimakasih :)
Deletegut lak buat GA-nya, Mak Mugniar :)
ReplyDeleteTerimakasih Mak. Ikut juga kah, Mak?
DeleteSudah seharusnyalah kita berpegang teguh pada-Nya. Karena saat suami (misalnya) meninggal, si istri masih dapat berdiri tegak karena memiliki sandaran yang kokoh.
ReplyDeleteGudlak ngontesnya ya, Mbak :)
Belum sampai ke meninggal pun kaka Akin. Saat ada ujian, bila kita hanya berpegang kepada Allah, apapun sikap suami, kita dijauhkan dari perasaan yang bisa berbalik merusak kita :)
Deletemencintai Nya dengan mencintai suami setulus hati...
ReplyDeletesukses GA nya :)
Mendahulukan cinta kepada-Nya, baru kepadanya .. makasih pak :)
DeletePengin ikutan juga, tapi masih bingung buat pilihan katanya :)
ReplyDeleteNah, sama... aku juga pengen ikut tapi masih bingung mau nulis apa.
Delete@Efi: Ayo cepat dibuat mbak, sudah mau detlen :)
Delete@the others: ayo dong nulis mbak ... :)
Suka dengan kata2nya mbak.... bagus banget menurutku.
ReplyDeleteGudlak ya mbak... :)
Alhamdulillah kalo suka mbak. Terimakasih :)
Deletebarakallah...moga senantiasa samara ya mba niar n keluarga
ReplyDeleteAamiin ... terimakasih mbak Sarah. Do'a yang sama untuk mbak Sarah :)
Deletesaya baru mau tanya, gimana kalo kata2 judulnya dibalik hayooo? Eh ternyata kaka udah jawab di dalam tulisannya juga hihihi *ditoyor ;p
ReplyDeleteYee ... kan harus seimbang, Icha. Sy fair dong :)
Deletekeren mak..... pengen ikutan juga ah... :)
ReplyDeleteAyo ikutan mak :)
Deletejadi ikut give awaynya mbak ela juga masuk kayaknya:D
ReplyDeleteIya mbak, Senada Seirama ... kayak nama acara tivi jaman dulu :D
Deleteterima kasih ya mba sudah berkomentar di blogku http://yuni77.blogdetik.com....kalau tanya apakah kami mirip, sayapun tak tahu hehehe, itu kata teman-teman saya, mereka bilang kami ibarat kakak adik, fotonya ada di http://diaryharianbunda.blogspot.com bila mba Mugniar ingin melihatnya......
ReplyDeleteYang jelas, setelah membaca tulisan diatas, saya sangat terharu, indah sekali kata-katanya mba, semoga kalian menjadi keluarga samawa, yang selalu berjalan di jalan Allah ......amin
Terimakasih juga mak :)
Deleteka mugniaaar...postingannya jlebb sekali ka'..:)
ReplyDeleteRahmaaaaa kenapa jleb? :D
DeleteEntah kenapa ya? Koq jadi suka ke blog ini tapi sulit untuk komen. Tulisannya indah.
ReplyDelete15 tahun ya? Selamat, mudah mudahan selalu bahagia dan berlimpah rahmat dari Allah. Menjadi keluarga samara dan madani.
Oh ya kita selisih 2 th, kini usia pernikahan kami 13 th dan dikaruniai 4 putra 1 putri.
Terimakasih apresiasinya, pak Edi. Waah selamat ya, sudah 5 putra/putri. Saya juga suka membaca tulisan2 di blog pak Edi. Pak Edi ini seorang family-man yang baik. Salam buat keluarga
Delete