Buat
saya, apa yang saya jalani selama bertahun-tahun ini termasuk sebuah tindakan
untuk beririt. Maksudnya tanpa ART (asisten rumahtangga), khususnya dalam
urusan cuci, jemur, dan seterika. Kalau ada yang tidak setuju, silakan. Saya sih punya alasan sendiri.
Wuih, di antara pembaca ada
yang bilang begini, “Kan tinggal sama orangtua?”
Iya,
memang. Sampai sekarang saya masih di Pondok Orangtua Indah. Tapi saya
bersyukur pada Allah, saya tak merepotkan ibu saya dalam berbagai urusan
rumahtangga sejak saya berumahtangga hampir lima belas tahun yang lalu, mulai
dari mengurus anak-anak samapai urusan cuci, jemur, seterika.
Memang
sih sesekali ayah dan ibu saya
membantu mengangkatkan pakaian yang terjemur, menjemurkan, atau menyeterikakan.
Namun syukurnya, tak perlu mereka sering melakukannya. Malahan bisa dikatakan
jarang sekali.
Saya
pernah dibantu ART untuk urusan cuci-jemur-seterika saat sulung saya Affiq baru
lahir sampai usianya kira-kira 3 tahun (tahun 2004) tapi ART-nya berhenti atas
kehendak sendiri.
Sejak
itu, saya mengerjakannya sendiri. Sampai sehari sebelum melahirkan Athifah
(tahun 2006), saya masih mencuci pakaian. Lalu waktu Athifah lahir hingga ia
berusia 1 bulan saya dibantu ART. Setelah itu, saya terlibat penuh lagi dalam
urusan cuci-jemur-seterika.
Beginilah keseharian saya :) |
Ini
berlangsung sampai sehari sebelum Afyad lahir (tahun 2009). Saat Afyad lahir
hingga ia berusia 2 bulan, saya kembali dibantu ART. Setelah itu, no ART lagi
hingga sekarang.
Hei, di antara pembaca ada
lagi yang membatin, “Tapi kan dibantu suami?”
Iyaa,
dibantu. Tapi selalu. Boleh deh di-cross check ke suami saya.
Eh, ada yang nyeletuk lagi, “Tapi kan pakai mesin
cuci?”
Iyaa,
pakai. Tapi tak semuanya bisa pakai mesin cuci kalau punya anak kecil. Ada juga
yang harus dicuci manual.
Lagi
pula mesin cuci kan tidak bisa disuruh sendiri mengumpulkan pakaian
memasukkannya ke dalam dirinya, menjemur pakaian, mengambil jemuran yang
kering, menjemur kembali yang basah, menyeterika, dan menyimpannya ke dalam
lemari untuk kami sekeluarga kan?
Ribet
ya?
Iyaa,
tapi lama-kelamaan biasa juga. Dan ternyata tanpa ART dalam urusan ini, kalau
dipikir-pikir bisa lebih irit lho.
Ini alasan saya:
Lebih irit sabun cuci
dan pelembut pakaian
Kalau
ART bisa seenaknya memakai sabun cuci dan pelembut pakaian. Kalau dipakai
sendiri, kita bisa lebih hati-hati. Rendaman air sabun bisa dipakai dua kali,
dengan melihat kondisi pakaian yang dicuci tentu saja.
Lebih irit listrik
Tak
semua pakaian saya seterika. Saya pilah-pilah saja. Kan ada tuh pakaian yang
tidak begitu kusut walau tak diseterika, tidak perlulah itu diseterika. Saya
memegang teguh prinsip, toh tak ada orang
yang kena penyakit berat ataupun meninggal hanya karena pakaiannya tak
diseterika?
Bedakan
ya kalau ada orang keluar rumah tanpa diseterika pakaiannya terus ia ditabrak
mobil. Ini beda kasus!
Kalau
ke ART kan nyaris tidak mungkin kan menyuruhnya memilah-milah pakaian mana yang
diseterika, mana yang tidak. Bisa-bisa dia melakukannya seenaknya karena mau
enak sendiri. Nah, jelas saja saya lebih bisa irit listrik.
Lebih irit tenaga
Lho?
Iya
dong. Seandainya ada alat ukur total
tenaga yang dipergunakan, menurut saya lebih irit tenaga melakukannya sendiri
walaupun saya yang melakukannya, tanpa ART.
Pengalaman
dengan ART yang dulu, semua pakaian dengan seenaknya ditumpuk-tumpuk saat diseterika.
Bayangkan dengan jumlah kami yang lima orang ini, pakaian ditumpuk-tumpuk tidak
sesuai klasifikasinya.
Misalnya
saja baju suami, ditumpuk selang seling dengan baju saya, lalu celana Affiq.
Habis itu baju Athifah, celana Affiq, baju Athifah, celana Afyad, celana Affiq,
celana Athifah, celana Affiq, baju Athifah, … dan seterusnya.
Yang
ada setelahnya, saya harus memilah-milahnya untuk dimasukkan ke dalam lemari
pakaian dan ini makan waktu lama. Apa saya tidak memberi instruksi? Sudah. Tapi
dikerjakannya saat diberikan instruksi, besoknya dilakukannya lagi!
Lebih irit suara
Berkali-kali
memberi perintah membuat saya eneg. Saya
ini tipikal orang yang tidak suka berkali-kali memberi instruksi yang sama apalagi
sampai bertahun-tahun. Saya juga jenis orang yang tak suka gonta-ganti ART.
Saya
pun tak suka kalau sampai “terpaksa” mengomel, duh, saya amat tidak suka. Kalau berkali-kali instruksi tidak
dilaksanakan, ngomel tak
terhindarkan. Kenapa tidak mengatakannya dengan sabar? Halooo, saya manusia
biasa yang bisa kesal dan ngomel juga, Kawan!
Lebih irit dosa
Jeleknya,
mengomel itu bisa membuat sang pengomel keenakan! Bisa melebar ke mana-mana “pembahasannya”.
Akibatnya tabungan dosa bisa bertambah. Tapi kalau ngomelnya bisa dikendalikan,
kan bisa lebih ngirit dosa he he he.
J J J
Jadi,
ketimbang punya ART tapi kalau ditotal jenderal sebenarnya tidak beririt, malah
kalau ditimbang-timbang lebih ngirit
tak punya ART, makanya saya nyaman-nyaman saja melakukan kerjaan-kerjaan ini
sendirian hingga hari ini. Selain ngirit, hati lebih nyaman dan tenteram J.
Makassar, 24 Januari 2014
Share :
saya juga g pake ART hehehe,,gimana mw pake art anak aja belum ada hehehe...mau ibadah apa hehehe,semua masih saya lakukan sendiri mbk,alhamdulillah...
ReplyDeleteHi Mak, aku pake ART..hihii karena jauh dari jatah mertua singgah di rumahku. Aku kudu kerja dan anakku gak ada yang ngejagain...
ReplyDeleteEmang siiich, jika dihitung-hitung iritan enggak pake ART. Kemarin ART libur 5 hari,. aku bisa ngapa-ngapain minus ngepel siiich, dan anakku aku boyong ke kantor *tapi kerjaan kantor jadi terbengkalai juga, karena anakku masih pinginnya diperhatiin. Seneng ya Mak, bisa tinggal dengan orangtua.
Setuju Mak ...mending diurus sendiri semua itu...alhamdulillah saya sesibuk apapun pekerjaan saya, masih bisa mengurusnya sendiri, dari nyuci nyrtrika hingga mengurus anak...jauh pula dari ortu..semangat mak
ReplyDeleteBetul banget mak...aq juga Tanpa ART:)
ReplyDeleteSelamet ya bisa bertahan tanpa ART. Suaminya pasti banting tulang penuh supaya istrinya nggak perlu meninggalkan rumah untuk kerja :)
ReplyDeleteAku salut sama mak Mugniar yg mengerjakan semuanya sendiri dgn anak yg masih kecil.perlu ekstra cekatan dan efisien baik tenaga maupun waktu.aku sendiri wkt si kembar seusia anak mak Niar mesti dibantu 2 suster dan 1 art.ke mana2 sdh kayak rombongan sirkus.skrg sih sdh gak pake art tapi segalanya serba di sub.cucian,dan bahan2 buat masak sdh dibersihkan,diungkep dan di stokkan dlm kulkas secara rutin.tetap aku yg masak.kadang delivery hehehee...mak Niar,boleh tuh buatin managemen waktu n tenaga tanpa art tapi postingan lancar jaya.share dong...ditunggu dan saluuutttbuat semua mak2 yg dedikasi tinggi utk keluarga.
ReplyDeleteaku gak punya ART mbak berarti irit juga ya :)
ReplyDeletewahhhh... irit dosa.. yg paling penting mak..... he2, seru bacanya..
ReplyDeleteBadan juga sehat ya Mbak karena banyak gerak ^^
ReplyDeleteHamdalah saya juga nggak pakai ART Bund. Dulu pernah pakai ART waktu pertama kali pindah ke Riau, beberapa bulan pertama tinggal di sini saya sering sakit, karena penyesuaian dengan lingkungan yang keras, penuh polusi pabrik dan udara yang luar biasa panas karena rumah cuma berjarak 2 km dari mill site. Karena sakit, saya nggak bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga sendiri sedang anak saya baru berusia 1 tahun yang NB lagi aktif-aktifnya belajar berjalan..tapi ART saya hanya khusus menyetrika baju saja, selebihnya semua saya kerjakan sendiri. Hamdalah lebih nikmat mengerjakan semua urusan rumah tangga dan mengasuh anak sendiri, walau ribet dan waktu istirahat minim, tapi nikmat.
ReplyDeleteSgt masuk akal.
ReplyDeleteART saya mau kujadikan istri saja krn tugasnya sdh tak diperlukan lagi
Hidup hemat tanpa melupakan sedekah sangat dianjurkan ya Jeng
ReplyDeleteCaranya mantap
\Salam hangat dari Surabaya
hmm benar juga ya mbak......kadang2 ada art malahan kitanya makan ati ya...
ReplyDeletesetujuuu. saya juga gk seneng pake art.. apalagi yg nginep.. jadi kayak ga bebas dirumah sendiri..
ReplyDeletesayapun gak pake ART mba, memang lebih irit :)
ReplyDeletekayaknya tahun ini lagi byk yg pada ngirit deh, hehe...
ReplyDelete:D
semoga ngiritnya membawa berkah ya Mbak.. alias jd pemenang Giveaway
Di rumah juga tidak menggunakan ART, mbak. Kata mama, juga lebih irit. Semoga menang ya mbak tulisannya :).
ReplyDeleteSalam kenal,
blogger Surabaya
kayaknya sependapat dengan tanteku. tanteku baru aja memberhentikan ARTnya. lebih baik nyuci sendiri daripada dicuciin ART tapi pakaiannya ada yang hilang. atau barang2 yang berserakan entah disimpan dimana oleh ART. maksudnya sih dibersihkan, tapi kayaknya kok malah pada hilang. hehehe
ReplyDeleteDulu aku pake ART tp nggak nginep mak meski aku kerja dirumah krn fisikku nggak kuat. Tp sejak dia keluar, susah cari gantinya, cuma dpt mbak cuci. Tapi lumayan krn cuci setrika itu paling berat. Rumah dibantu anak2 tp tdk setiap hari di pel krn mrk sekolah smp sore. Aku nggak suka ART nginep dg alasan2 spt diatas. Memang bener tuh, meskipun ngiritku belum maksimal :D
ReplyDeleteSaya jg ga pake ART ka niar sejak anak2 sdh bisa mandiri.walau bekerja...semua alhamdulillah bisa dihandle dg bantuan anak2 dan suami (uzy)
ReplyDeleteTambah satu lagi, mak. Irit tempat! hahaha...
ReplyDeleteIya nih, sepanjang sejarah menjadi IRT, saya pernah punya 2 ART. Yang pertama sudah sepuh sekali waktu Binbin usia 3 bulan. Suami kasihan saya kerepotan mengurus 2 anak kecil dan binbin itu kalo minum over banget. tak mau diputus. kadang sampai muntah lanjut minum lanjut muntah berkali2. Kerjaan rumah terbengkelai. Akhirnya punya ART selama 2 bulan. Yg kedua hanya bantu diurusan baju selama 1 bulan saja ketika Binbin mulai berjalan. Alasannya karena saya tak bisa memantau anak yg selalu saya temukan sudah memanjat tumpukan mebel. Ngeri kalo ingat waktu itu. hehe...
aih jadi pengen cerita tentang masa bayi Binbin yg overaktif ini.
Sama bunda, kami juga nggak ada ART sampai saat ini walaupun anak sudah 5. Kami selalu bekerjasama mengerjakan urusan rumah dari awal menikah. Kalau masalah tinggal sama ortu sih sepertinya nggak ada hubungannya sih sam irit, walaupun saya nggak pernah tahu gimana rasanya tinggal sama ortu, satu hari setelah menikah kami langsung tinggal di kontrakan.
ReplyDeleteSalam
Edi Padmono
Dulu kak Illy terbiasa pake ART, rumah besar lengkap dengan seabrek penghuni. Tapi setelah diluar negri, kebiasaan hidup tidak pake ART, dan daripada menyuruh tapi hasil tidak maksimal lebih baik buat sendiri. well mengingatkan, banyaknya pakaian yg harus disimpan berhubung disini karena punya 4 musim kak Illy cape nyimpan tiap 3 bulan, naik turun basement buat ngambil pakaian yg sesuai dgn musim disini :). BTW nice post
ReplyDeleteLebih puas ngerjain sendiri ya kak d banding pake ART, klu kerja sendiri kt lbh tau apa yg kt mau
ReplyDeletekalo di rumah saya nggak pake ART juga, karena keknya sekarang bayaran ART udah naik ya... :D
ReplyDeleteTerima kasih sudah ikutan GA Irit tapi Bukan Pelit. Sudah tercatat sebagai peserta :)
Terima kasih sudah berbagi di giveaway irit tapi bukan pelit :)
ReplyDeleteSalam,
@apikecil