Saya
menyimak selembar brosur kampanye caleg (laki-laki) yang merupakan kader sebuah partai besar. Brosur itu cukup
“luas”. Berukuran kira-kira 62 cm x 28 cm. Dicetak timbal-balik, penuh warna.
Ada riwayat pendidikan dan riwayat organisasi sang caleg. Ada kalender sebagai
pemanis. Ada petunjuk letak nama sang caleg dalam surat suara. Ada gambaran 3
garis besar program yang akan diperjuangkan. Dan ada 9 foto sang caleg dalam
kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukannya.
Caleg
DPR pusat ini merencanakan 3 program yang berfokus pada pengembangan Indonesia
Timur dan pengusulan sebuah undang-undang. Rencana bagus. Riwayat pendidikan
dan riwayat organisasinya pun cukup bagus untuk “dijual” walau bukan jaminan
kualitas dari yang bersangkutan. Tapi sayang, 9 foto yang ditampilkan tak
sebagus kedua hal itu.
Mungkinkah ekspektasi saya yang terlalu tinggi untuk
seorang caleg DPR pusat?
Sumber gambar: www.tokobagus.com |
Saya
berharap menemukan foto-foto kegiatan yang bisa membuat saya terkesan melalui tindak nyata apa yang telah
dilakukannya sehingga sekarang ia berani maju menjadi caleg. Namun apa
daya, hanya foto-foto narsis yang saya lihat di sana.
Hanya
foto saat pembekalan, foto bersama pengusaha anu, foto bareng usai pelatihan
kepemimpinan di negara sana dan sini, foto bareng petinggi anu ketika
berkunjung ke sebuah intitusi di negara itu, dan foto-foto narsis lainnya. Ah
Bapak, saya hanya bisa menyimpulkan Anda termasuk orang yang narsis dengan
melihat foto-foto itu.
Program
Anda bagus diketahui untuk bisa menilai apa yang Anda kerjakan nanti. Tapi saya
butuh mengetahui satu hal yang amat penting karena itu ada di dalam diri Anda
selama sekian puluh tahun. Hal yang tak mungkin bisa berubah dalam waktu
singkat kalau Anda tak merasa perlu mengubahnya.
Hal
itu adalah refleksi dari karakter
Anda, Bapak! Makanya saya berharap menemukan foto-foto tentang apa saja
kebaikan yang pernah Anda lakukan yang mendatangkan manfaat bagi banyak orang
atau kira-kira potensial untuk bermanfaat bagi banyak orang, terutama rakyat
Sulawesi Selatan yang katanya Anda akan perjuangkan haknya ini.
Beda
lagi dengan seorang caleg perempuan yang cantik jelita. Artis yang mendadak
berpenampilan tertutup ini saat ditanyakan apa visi dan misinya malah bertanya
balik, “Apa itu visi dan misi?” Lalu dengan lihainya ia menambahkan, “Yang
penting apakah Saya bisa bekerja nantinya, tidak penting itu visi dan misi
Saya.”
Lha, mau mengerjakan apa
kalau tidak tahu apa itu visi dan misi dan tidak bisa mengemukakan apa visi dan
misinya? Bisakah Anda bekerja tanpa visi dan misi yang jelas, Mbak cantik?
Hhhh … mudah-mudahan tak
banyak perempuan caleg yang seperti ini.
***
Saya
tahu beberapa orang yang menjadi caleg. Mereka kelihatannya cerdas dan punya
visi dan misi yang bagus. Namun karena saya tahu (bukan sekadar isu) tentang
latar belakang masa lalu mereka, saya menjadi sangsi kalau mereka benar-benar
tulus.
Karena
di antara caleg-caleg itu ada oportunis besar yang tega menyikut kawan-kawannya
sendiri. Ada yang tega melakukan hal curang untuk kepentingan kelompoknya. Dan
ada pula yang tidak bisa menentukan skala prioritas berdasarkan kebutuhan dalam
hidupnya, ia selalu berada dalam tataran “kepentingan” yang menguntungkan
dirinya sendiri.
Karakter
itu akan selalu terbawa dalam segala situasi. Akan tiba-tiba muncul dalam
setiap kesempatan. Ia ada di dalam diri dan bisa dibungkus sedemikian rupa
sehingga kita tak melihatnya. Maka ketika setan menang, lihat saja apa yang
terjadi kepada para petinggi yang terjerat berbagai kasus hukum karena
merugikan negara trilyunan rupiah. Mengerikan bukan?
Saya
selalu mengkhayalkan, sebuah cara yang dipakai di HMJ di kampus dulu untuk
menyaring calon ketua HMJ. Ada sesi screening
bakal calon ketua Himpunan sebelum penentuan calon ketua. Dalam screening itu, banyak sisi sang balon
(bakal calon) terbongkar. Potensi baik dan buruknya kelihatan. Namun sayangnya,
hasil screening tak boleh
disebarluaskan, hanya diketahui tim screening.
Rasanya
tak mungkin menggunakan cara screening seperti
di atas dan menyebarluaskannya kepada masyarakat melalui stasiun televisi
misalnya walau sebenarnya dari situ bisa dibaca karakter dan potensi sang
caleg.
Tak
mungkin pula mengetahui sisi tersembunyi mereka melalui relaksasi atau hipnotis
ala Uya Kuya, dengan membiarkan alam bawah sadar mempengaruhi sang caleg untuk
berbicara. Padahal alam bawah sadar menyimpan banyak kejujuran, tak seperti
alam sadar yang bisa menyembunyikan banyak kemunafikan dan keculasan.
Okelah
kalau kita tak bisa mengorek-ngorek riwayat kejujuran atau akhlak sang caleg,
Tapi minimal kita bisa diperlihatkan oleh mereka apa saja kebaikan yang pernah mereka
lakukan, yang mendatangkan manfaat bagi
banyak orang atau kira-kira potensial untuk bermanfaat bagi banyak orang, bukan
pose narsis dalam atribut kampanye.
Mengapa
saya menuliskan hal ini? Karena saya yakin kelak di akhirat akan ada saatnya
saya harus mempertanggungjawabkan semua pilihan saya di dunia ini. Dosa saya
sudah cukup banyak. Sudah cukup banyak pula pilihan keliru yang saya ambil. Sudah
terlalu banyak hal yang harus saya pertanggungjawabkan di hadapan Sang Khalik
nanti. Saya tak mau menambah kesalahan lagi dengan memilih caleg yang salah.
Makassar, 6 Februari 2014
Share :
apapun posternya
ReplyDeleteaku masih belum kepincut ikutan jadi caleg, bu...
*jadi kepikiran sejak jaman repormasi belum pernah ikutan nyoblos :D
Berarti jaman dulu nyoblos ya mas? -_-
DeleteMbak, itu gambar partai kok sumbernya tokobagus? Emang dijual yaaa wkwkwk #eh salah fokus
ReplyDeleteBeli di situ biar netral mbake hihihi
Deletembak aku dapet hadiah ultah cangkir kaca gitu dr caleg salah satu partai. Cangkirnya ya tentu aja ada namanya, ntah dia dapet data ultah dr mana
ReplyDeleteWaaah jangan2 dia itu pengagum rahasiamu mbak ^__^
Deletememilih untuk tidak memilih hueheuheuheu
ReplyDeletePilihan yang bagus :)
DeleteJadi delematis Mba, Dan kayanya saya nokomen ah kalau masalah ini. he,, he, he,,,
ReplyDeleteSalam wsata
Iya mas Indra ... memang dilematis. Sy takut salah pilih dan mempertanggungjawabkan kesalahan pilihan saya nanti. Kalo belum dapat yang sreg di hati nurani, ya barangkali saya memilih untuk tidak memilih. Kalo dapat ya saya memilih.
Deletehiks.. hiks... saya pun sudah cukup banyak melakukan kekliruan dgn memilih para pemimpin yg salah :( Semoga Allah memaafkan
ReplyDeleteSelama terakhir2 ini merasa sadar dengan konsekuensi pilihan, baru satu kayaknya pilihan saya yang naik ... dan masa tugasnya belum mulai :D
DeleteWaktu pilpres, pilihan saya kalah, waktu apa lagi itu ya ... kalah juga. Tapi kalo saya tidak dapat calon yang baik menurut sy, sy tidak memilih .... tidak mau nambah2in beban nanti
aaahhh,paling males kalo lihat poster2 dipinggir jalan...caleg pula,aihhh..jujur :D
ReplyDeleteSama mbak. Kasihan ya, mereka harus kampanye dengan caa seperti itu. Padahal kita malas liatnya
DeleteKayaknya tahu yang mbak cantik itu... hihihi. Aku bingung kalau caleg-caleg gini, kayak ga ada yang meyakinkan... wkwkwk.
ReplyDeleteUna top deh, update berita (eh atau infotainmen? hihihi)
DeleteMembingungkan yaa :D
Kalo saya sih ikutan pesta demokrasi, masalah siapa yang saya coblos, itu siapa yang wajahnya ganteng/cantik yg saya coblos
ReplyDeleteBerarti nanti bakal nyoblos artis ya? Hehehehe
Deletekalau saya pasti nyoblosnya mbak Niar... klo g nemu kandidat yang meyakinkan, maka saya akan mencoblos gambar garuda di pojok kiri atas saja :D minimal suara saya tidak akan disalahgunakan oleh orang yang berniat tidak baik.
ReplyDeleteItu juga memilih kan ya? :)
Deleteiya dong mbak, meskipun g dianggap sah :D... lha sebenarnya kalau boleh sih saya tempelin foto saya di kertas suara trus saya coblos sendiri. jangan mau kalah narsis dibandingin sama caleg2 itu #halah
Deletesemakin calegnya narsis saya rasanya malah semakin males nyoblosnya :D
ReplyDeleteNah ... pasti klopnya sama caleg yang pemalu ... (gimana tahunya mana caleg pemalu ya?)
Deleteyang pemalu itu, klo difoto senyumnya tersipu-sipu gitu kali mbak...
Deletedulu aku gak pernah mikirin kalau pilihan aku menentukan sesuatu, aku asal coblos. tapi sekarang gak lagi, hihi :)
ReplyDeletehanya bpk Mahmud Ahmadinejad di jaman modern ini yg pantas.. baik di bidang perlemen maupun kpresidenan sisanya calon2 "OMDO"
ReplyDeletecaleg cantik itu siapa sih mak? *kepo* :p
ReplyDeletesulit bgt emang ya mak utk bs menentukan caleg yg amanah dan tidak, karena saat kampanye para caleg banyak yg cari muka n muluk2 dalam berjanji :'(
Sudahlah caleg yang jelas-jelas belum jelas (nah lho pusing ga?) saya ujug2 dimasukin ke grup suporter capres yang masih harus bertarung di konvensi. Duh, saya murka mbak. Bukan cuma keluar dari grup tapi saya juga delete akun fb penarik saya itu. Ga kenal, belum pernah ketemu tapi seenaknya narik saya ke sana. Ternyata bukan caleg aja yg aneh2, para pendukung juga makin aneh di FB dan mereka suka berantem ga jelas. *ih kenapa jadi curcol ya?* :D
ReplyDeleteJadi sedih :(
ReplyDeleteMau dibaea ke mana negeri ini?
*nyanyi
betul sekali, komunikasi politik di negeri ini semakin tidak nggenah..
ReplyDeletesebel liat caleg-caleg mak...apalagi yang artis perempuan itu waktu ditelanjangi najwa shiba...
ReplyDeleteSekarang foto narsis para caleg makin "menggila" mba..ada yg supermen, bergaya ala Obama dll. Aneh bin ajaib calon2 pemimpin negeri ini
ReplyDelete* Tepok Jidat
aku jg sependapat dg mu mak mugniar,,prihatin,,itu saja,, mereka nantinya akan menjadi para penentu kebijakan,,undang2 ini undang2 itu,,sudahkah mereka itu berfikir bahwa di akhirat nanti akan dipertanyakan tentang pilihan dn keputusan mereka dlm menentukan kebijakan untuk seluruh rakyat di negara ini,,
ReplyDeletesaya juga ragu dengan caleg yg ada pada umumnya sekarang, yg sdah jadi anggota leglslif jg banyak yg terkena kasus mulai asusila, pidana dan korupsi, nggak pandang backgron partai yg berbasis agaman...
ReplyDeletebahkan ada bberapa bilang dari pada nggak ada kerjaan..huff
Ya ...
ReplyDeleteMari kita memilih dengan cerdas.
Saya percaya setiap orang itu punya kelebihan ...
Saya percaya juga setiap orang itu punya kelemahan dan masa lalu
Mari kita cari tau "kiprah" calon-calon incaran kita dengan seksama. Saya masih percaya bahwa diantara mereka masih banyak juga calon yang kapabel - kompeten dan mempunyai track kejujuran yang tinggi.
Semoga mereka tidak terpengaruh jika sudah menjabat nanti
Salam saya Niar
(8/2 : 24)
Deletengomong-ngomong caleg perempuan yg tidk memiliki visi&misinya secara jelas itu siapa ya?
ReplyDeletefollower 307 sukses, follback ya sob
Dipikir-pikir benar juga nih mba kalo apa yg sebenaarnya dilakukan para caleg itu kebanyakan narsis. Jadi seperti abg saja yg suka menunjukkan foto narsisnya di jejaring sosial.
ReplyDeleteDan caleg yg tidak tahu apa maksudnya visi dan misi itu, hmmm...sebegitu parahnya ya....