Bagaimana
harus mengerjakan ritual ibadah, sejak kecil saya tahu ada aturannya dalam
Islam. Yang banyak ditekankan mengenai pelajaran agama Islam ya seputar itu.
Yang
kemudian membuat saya menjadi makin cinta dengan Islam adalah berbagai hal
ternyata ada aturan, tata cara, atau petunjuknya. Berbagai sendi kehidupan
diatur dalam Islam, bahkan bagaimana menata hati agar menemukan kedamaian,
ketenteraman, kebahagiaan.
Jika
rumah merupakan tempat pulang dari bepergian, peraduan merupakan tempat pulang
bagi fisik untuk beristirahat maka banyak tuntunan yang saya temukan dalam
ajaran Islam yang membuat hati saya menemukan jalan “pulang”. Banyak seruan,
baik dalam al-Qur’an maupun dalam hadits yang saya jadikan sumber motivasi
untuk menjalani kehidupan.
Bila
pulang ke rumah dan pulang ke peraduan membuat fisik menjadi lebih segar maka
ketika hati menemukan jalan pulang, lengkaplah kesegaran itu di dalam diri.
Kedamaian dan kebahagiaan menjadi niscaya. Bila mampu menggapainya maka
kekayaan menjadi berkah: Bukanlah
kekayaan itu banyaknya harta benda, tetapi kekayaan itu adalah kaya jiwa (H.R.
Bukhari dan Muslim).
Tentang
istighfar, Allah berfirman dalam Q.S. Nuh ayat 10, yang artinya:
Maka Aku katakan kepada
mereka, “Mohon ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun.
Rasulullah
SAW sendiri yang terjaga dari salah dan dosa (ma’sum) tidak pernah lupa
beristighfar. Beliau bersabda:
Sesungguhnya terdapat
kesalahan atas kalbuku, sehingga aku membaca istighfar sebanyak seratus kali
sehari dalam semalam (H.R. Muslim)
Masya
Allah, dibandingkan beliau, siapa saya ini yang masih suka lalai beristighfar?
Dalam
hadits lain dikemukakan mengenai hubungan istighfar dengan rezeki dan
kelapangan hidup:
Siapa pun yang beristighfar,
Allah akan membebaskannya dari berbagai kedukaan, akan melapangkannya dari
berbagai kesempitan hidup, dan memberinya curahan rezeki dari berbagai arah
yang tiada diperkirakan sebelumnya (H.R. Ahmad).
Wow, bukankah ini motivasi
berharga? Hanya butuh kebesaran hati dalam mengakui kesalahan dan kekotoran
jiwa, lalu berpasrah diri pada-Nya! Hanya itu, tapi saya masih suka lalai.
Dalam
al-Qur’an surah Muhammad ayat 31, Allah berfirman bahwa Dia akan benar-benar menguji kita agar Dia mengetahui siapa yang
benar-benar berjihad dan bersabar di antara kita. Allah menyuruh kita untuk
menjadikan sabar dan shalat sebagai “penolong” karena Dia beserta orang-orang
yang sabar (Q.S al-Baqarah: 153).
Allah
sudah menegaskan hal ini, berkali-kali malah di dalam kitab-Nya. Tapi bila
dirundung berbagai cobaan, sering kali hati ini goyah. Padahal dalam qur’an
surah al-Baqarah ayat 155, Allah tegaskan:
Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.
Hanya
sedikit, tapi kelemahan diri membuat perkiraan sendiri, merasa tidak sanggup
melalui deraan cobaan. Betapa lemah diri ini. Padahal Allah tidak memberikan
cobaan di luar batas kesanggupan hamba-Nya!
***
Keduahal itu hanya dua contoh kecil. Betapa banyak motivasi hidup yang diajarkan
Islam. Baru dua hal itu saja tulisan saya sudah sepanjang ini. Kalau mau
dikulik-kulik, tak akan habis sehari menuliskannya. Ada topik tawakal, ikhlas,
syukur, dan lain-lain.
Rasulullah pun telah mengajarkannya, tidak hanya melalui ucapan. Beliau mencontohkannya. Beberapa
contohnya pernah saya tulis di blog ini, di tulisan berjudul Lelaki
Itu Juga Manusia Tetapi Ia Hebat. Selama bersekolah, kebanyakan yang
diajarkan melalui pelajaran agama adalah mengenai keutamaan beliau sebagai
Rasul. Dalam berjalannya waktu, saya menemukan banyak kisah keutamaan beliau
sebagai manusia. Saya pun menjadi kian terpesona pada sosok Nabi Muhammad.
Apalagi
Allah, Dialah pencipta Rasulullah. Dia sungguh Maha Luar Biasa, Maha Segalanya
Yang Baik-Baik. Rahmat-Nya amat kita butuhkan untuk meraih kebahagiaan hakiki,
dan tentu saja kebahagiaan di dunia ini. Dengan rahmat-Nya, siapa pun yang
masih menyimpan kalimat tauhid dalam hatinya, insya Allah akan masuk surga.
Mudah-mudahan, menemukan “jalan pulang” bagi hati membukakan jalan menuju-Nya,
di alam sana.
Makassar, 1 April 2014
Share :
banyak mengucapkan istigfar agar senantiasa ingat Allah ya mbak
ReplyDeletemudah2an kita semua dimudahkan dalam meniti jalan shiraatal mustaqiim untuk pulang suatu hari kelak , aamiin...
ReplyDeletejalan Islam memang jalan pulang yang tentram ya Mak. Jalan yg memudahkan. Semoga kita dikuatkan dlm iman, Amiin :)
ReplyDeleteIslam itu segalanya, walaupun belum sempurna ibadah. Tapi insya Allah keislaman saya masih melekat dan sudah mendarah daging. Semoga bisa lebih istiqomah, hiks jadi kepikiran tulisan ini, sedih plus merasa tidak ada apa-apanya. Kembali lagi hanya bisa berucap Astagfirullah.. Tulisan hebat mak,, salut saya :)
ReplyDeleteMengingatNya, membuat hati tenang dengan perbanyak istighfar ya, Mba.
ReplyDeleteSemoga kita semua menemukan jalan pulang yang paling lurus dan terang benderang ya mak, trims so touchy! jadi inget almarhum suamiku dan juga ibuku!
ReplyDeletekaaaakkk... :")
ReplyDeletemenang giveawaynyaa...
selamat Pagi Mba, Alhamdulillah Pagi Pagi sudah mendapatkan Artikel Penyejuk Iman, Semoga saja ke depannya saya juga bisa menjadi Pribadi yang senantiasa Sabar dan Ikhlas dalam menjalani Kehidupan ini...
ReplyDeleteislam itu menyejukkan yah :)
ReplyDeleteIslam itu syamil ya mbak, mengatur semuanya..:)
ReplyDeleteAih... menemukan jalan pulang... Kalimat ini ngena banget... Makasih banyak ya mb :)
ReplyDelete