Terima
kasih kepada semua pihak yang sudah memasang iklan di majalah POTRET. Iklan
anda membantu kami membangun budaya menulis di kalangan perempuan di Nusantara.
(14
April).
Tak
henti berusaha untuk merawat literasi. Kini majalah POTRET sudah melewati usia
11 tahun. Bertahan dalam badai kesulitan. semoga terus bisa terbit sebagai
media pembelajaran bagi semua orang.
(22
April)
![]() |
Majalah Potret 61/IX Cover: Liza Fathiariani |
Dua paragraf di
atas merupakan 2 status terbaru fans page
Majalah Potret yang terbit di Banda Aceh, berkantor di Jalan Prof. Ali
Hasyimi, Pango Raya, Ule Kareng, Banda, Aceh, Indonesia 23117.
Dalam keterangannya
di fans page Majalah Potret, tertera:
Majalah POTRET adalah majalah Perempuan
yang diterbitkan oleh CCDE dalam rangka membangun budaya menulis di kalangan
perempuan. POTRET mengajak semua pihak untuk bersama membangun bangsa dengan
para perempuan.
![]() |
Majalah Potret edisi Maret 2014 |
Ini ide yang luar
biasa. Selain di Jakarta, sepertinya hanya Banda Aceh yang punya majalah khusus
perempuan seperti ini. Saya salut, bisa eksis di tengah persaingan bisnis media
saat ini. Majalah Potret terus melebarkan sayapnya dengan mengusahakan
distribusi ke luar pulau Sumatera. Malah sekarang ada majalah anak pula yang
diterbitkannya, namanya Majalah Anak Cerdas.
Saya mengenal
beberapa inong Aceh yang giat
menulis. Saya kagum dengan semangat mereka. Sebut saja nama-nama berikut: Aida
Maslamah, Fardelyn Hacky Irawani, Alaika Abdullah, Meutia Mansur, Haya Nufus, Tengku Syawila Fithry,
dan Liza Fathiariani (maaf kalau ada yang terlewatkan, tak bisa saya tuliskan semua). Dengan adanya Majalah Potret tentunya akan semakin banyak penulis perempuan asal Aceh yang bisa berkiprah.
dan Liza Fathiariani (maaf kalau ada yang terlewatkan, tak bisa saya tuliskan semua). Dengan adanya Majalah Potret tentunya akan semakin banyak penulis perempuan asal Aceh yang bisa berkiprah.
![]() |
Majalah Anak Cerdas edisi 6 |
Saya mengenal Majalah
Potret, sejak kira-kira hampir 3 tahun yang lalu. Majalah yang dikomandani oleh
Pak Tabrani Yunis ini saat itu menjalin kerja sama dengan grup IIDN (Ibu-Ibu
Doyan Nulis) di mana saya bergabung. Dengan demikian, Majalah Potret turut
mengembangkan potensi menulis perempuan Indonesia. Tulisan teman-teman di IIDN
dari berbagai belahan dunia turut meramaikan keberadaan majalah Potret.
Dari tiga buah Majalah
Potret (edisi lama) yang saya miliki di rumah, saya mengamati semangat menulis
yang luar biasa pada diri perempuan-perempuan Aceh. Ada belasan rubrik di
dalamnya. Setiap edisi menyajikan satu tema besar. Isinya kaya dengan wawasan
yang bermanfaat bagi pengembangan diri perempuan. Tak ketinggalan pula rubrik
Wisata di dalamnya, memperkaya wawasan pembacanya mengenai pariwisata Aceh.
![]() |
Majalah Potret milik saya |
Dari Majalah Potret
edisi 59 tahun IX, saya mendapat informasi tentang tradisi Meugang di Aceh yang
ditulis oleh Irawati (halaman 37). Sepertinya menarik bila berkunjung ke Banda
Aceh saat menyambut hari-hari besar Islam (2 hari sebelum puasa, dua hari
sebelum Idul Fitri, dan 2 hari sebelum Idul Adha). Pada hari Meugang ini, sudah
menjadi tradisi rakyat Aceh untuk mengkonsumsi daging sapi atau lembu.
![]() |
Rubrik wisata Majalah Potret edisi 59 tahun IX |
Mereka ramai-ramai
mendatangi pusat penjualan daging. Dari artikel tersebut saya mendapatkan
informasi bahwa, Meugang ini bisa disalahpahami orang sebagai bentuk pemaksaan
kepada orang-orang tak mampu agar berusaha membeli daging. Padahal itu di luar
batas kesanggupannya karena pada hari tersebut harga daging melonjak, bisa 2
atau 3 kali lipat dari harga biasanya.
Namun rupanya
masyarakat Aceh punya solusi untuk ini. Mereka melakukan meuripee, yaitu sebuah kegiatan gotong-royong dalam melakukan ripee (jumlah pungutan atau iuran warga
untuk membeli daging).
Pada hari Meugang,
daging yang telah dibeli dipotong secara massal dan dibagi merata kepada warga.
Untuk warga yang kurang mampu akan mendapatkan jumlah yang lebih daripada warga
biasa. Nah, ini dia uniknya, rakyat
Aceh ternyata sangat memperhatikan nilai-nilai sosial.
![]() |
Suasana pasar di Aceh menjelang tradisi Meugang Sumber: www.tribunnews.com |
Melihat usaha
Majalah Potret dan keaktifan perempuan Aceh dalam menulis, pemerintah sebaiknya
meresponnya dengan antusias. Mungkin ada baiknya memberi penghargaan khusus
kepada media yang konsisten memuat rubrik wisata, juga kepada penulis perempuan
yang menuliskan tentang wisata Aceh.
Dengan demikian
semangat menulis perempuan Aceh bisa makin berkembang. Pada akhirnya akan kembali
kepada masyarakat Aceh juga. Karena perempuan yang suka menulis tentu suka mengembangkan
wawasannya. Dengan demikian ia akan terus mengembangkan dirinya. Perempuan yang
mengembangkan dirinya akan menjadi ibu yang cerdas bagi generasi penerusnya.
Makassar
29 April 2014
Referensi:
- Fans page Majalah Potret di facebook, https://www.facebook.com/pages/Majalah-POTRET/10150142422395215
- Majalah Potret edisi 59 Tahun IX
Tulisan ini diikutkan Banda Aceh Blog Competition
Share :
Potret itu majalah Aceh tapi sudah meng-Indonesia ya mba distribusinya
ReplyDeleteIya mbak Rahmi. Mengagumkan untuk media yang terbit di daerah ya :)
DeleteWah baru tahu kl mjlh potret punya aceh..keren yaa
ReplyDeleteKeren mbak Han, coba ngirim tulisan ke sana yuk :)
DeleteKalau mau kirim tulisan silakan kirim ke potret.ccde@gmail.com
DeletePanjang tulisan, maksimal 800 an kata saja
wah ada fotonya mbak liza
ReplyDeleteSaya baru nyadar kalo punya majalah Potret yang ada foto mak Liza. Pas tau, seang sekali saya :)
Deletesaya pernah dengar ttg majalah Potret ini. Link-nya gak hidup mba..
ReplyDeleteLinknya di banner-nya, mbak Santi, bukan di tulisannya :)
DeleteTerima kasih :)
Dhe ga punya majalah potret T_T
ReplyDeleteBeli yuk :)
Deletedi Sumedang nggak ada majalah potret.
ReplyDeletebaru tahu sekilas aja di grup IIDN.
btw, keren bun, bisa ngambil tema tentang majalah ini :))
Sukses lombanya
Kalo tidak salah ada agennya di Bandung, kalo ke Bandung mungkin bisa dicari :)
Deletesaya juga punya beberapa edisi. luar biasa sekali kak niar.. smoga suatu saat ka niar bisa berkunjung ke aceh ya. sukses lombanya, dan terima kasih sudah menulis ttg aceh
ReplyDeleteSenang mengenal Tia meski melalui dumay. Mudah2an kita bisa bertemu di dunia nyata ya. Makasih sudah main ke mari :)
DeleteBanyak enggel yang bisa di angkat dari semua bentuk ekplore bagi sebuah tradisi dan budaya yang ada di Indonesia ya Mba, tinggal dari sudut mana akan di galinya. Semoga sukses lombanya.
ReplyDeleteSalam
Iya mas Indra, betul sekali :)
DeleteSaya juga punya majalah Potret, tapi cuma tiga biji. Pengen bisa berkunjung ke Aceh juga :))
ReplyDeletemembaca majalah Potret jadi pingin ke Aceh ya mbak :)
DeleteAda web online nya ga mba?
ReplyDeleteWahh, saya juga pernah beli beberapa majalah POTRET, saya suka wanita Aceh yang terkenal cantik, cerdas dan tegas! semoga sukses GA nya ya mba Mugniar!
ReplyDeleteAceh ternyata keren ya,,banyak wanita yg ayu paras maupun hatinya :) makanya disebut serambi Mekkah,,,
ReplyDeleteIbu sekarang dimana, saya sangat terkesan dengan tulisan ini.
ReplyDeleteGimana tuh caranya, agar blog lebih banyak komentar ?
ReplyDelete