Maraknya
pemberitaan mengenai kasus kekerasan seksual pada anak-anak dewasa ini membuat Komunitas
Blogger Anging Mammiri (AM) tergerak untuk menggelar kopdar bertajuk Mewaspadai Kekerasan Seksual pada Anak.
Berlangsung
di Kafe Baca Jalan Adhyaksa pada tanggal 9 Mei lalu, acara kopdar yang disebut
Tudang Sipulung ini dihadiri oleh beberapa anggota AM. Tak banyak yang datang.
Kalau sedang banyak pengunjung, semua kursi terisi penuh tapi kali ini tidak.
Adalah
St. Syawaliah Gismin sebagai nara sumbernya. Perempuan berjilbab kelahiran
tahun 1985 ini adalah psikolog pada Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana
Makassar dan relawan Yayasan Kita dan Buah Hati pimpinan bu Ely Risman.
Psikolog
yang akrab disapa Lia ini membuka presentasinya dengan membeberkan data hasil
temuannya beberapa tahun lalu mengenai kasus-kasus kekerasan seksual kepada
anak dan hasil penelitiannya ini masih relevan dengan saat ini karena
penelitian-penelitian terakhir menunjukkan persamaan:
- Pelaku Kekerasan seksual terbanyak adalah REMAJA 14-17 TAHUN
- Korban Kekerasan seksual terbanyak ANAK USIA 6-11 TAHUN
- Hubungan korban dan pelaku sebagian besar adalah TETANGGA
Mengerikan,
bukan?
Hal-hal
yang dikemukakannya berikut, sungguh membuat saya tak hentinya merasa tercekam
luar biasa.
Waspadai Predator Melalui Internet
Sebuah
penelitian pernah dilakukan, dengan membuat sebuah karakter fiktif anak-anak berusia
10 tahun bernama Sweetie, seorang peneliti bernama Terre des Hommes mengamatinya dari Amsterdam. Hasilnya: Dalam
waktu 10 minggu, lebih dari 20.000 predator dari 71 negara mendekati Sweetie,
meminta pertunjukan seks lewat webcam.
Pada
tahun 2009, menurut investigasi PBB: 750.000 orang menggunakan situs pornografi
anak pada waktu bersamaan. Betapa mengerikannya. Ternyata predator anak begitu
banyak yang nongkrong di internet!
Waspada
Bu, Pak karena para pakar perlindungan anak memperingatkan adanya tren pedofilia di internet yang menggunakan webcam atau kamera yang dihubungkan
dengan intenet untuk mengakses anak-anak di negara-negara sedang berkembang.
Mengejutkannya
lagi, Bali – di hari libur ternyata menjadi tujuan favorit nomor wahid bagi para
pedofil! Data 10 tujuan “wisata” para pemangsa anak yang dibeberkan Lia
selengkapnya:
- Denpasar
- Singapore
- Bangkok
- Kuala Lumpur
- Auckland
- Nadi
- Hong Kong
- Manila
- Dubai
- Wellington
Data KPAI mengenai korban kekerasan seksual. Trennya meningkat tiap tahun Khusus tahun 2014 saja, baru bulan Mei sudah ada 200 anak menjadi korban |
Kekerasan Seksual Kepada Anak Adalah Penyimpangan!
Lalu,
definisi kekerasan seksual itu apa? Ini dia: kekerasan seksual adalah kegiatan
atau aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang dewasa atau oleh anak yang
lebih besar, terhadap anak atau balita. Kegiatan tersebut dapat berupa:
- Menunjukkan diri atau kemaluannya (saya pernah mengalaminya, saya tuliskan di sini: Awasi WC Sekolah, Stop Kekerasan Pada Anak!).
- Membelai atau meremas remas anak.
- Melakukan perkosaan.
Pengidapnya
memiliki hasrat eoris yang abnormal yang ditujukan kepada anak-anak. Mayoritas pelakunya adalah laki-laki (baik
sudah menikah atau belum). Jenis-jenisnya: heteroseksual dan homoseksual. Modus
pelakunya mendekati anak-anak dengan rayuan, mainan, makanan, atau uang. Dan
seringnya mengancam dengan kekerasan.
Para
pelaku pedofilia ini biasanya memiliki latar belakang sebagai berikut:
- Pengguna berbagai jenis materi pornografi
- Pernah mengalami peristiwa traumatis atau kejadian serupa di masa kecil
- Merasa tidak mampu melakukannya dengan wanita dewasa/sepantaran (kesempatan terbatas dalam situasi yang wajar)
- Rasa benci, dendam, marah pada wanita
- Pemahaman dan kemampuan melaksanakan aturan agama/nilai-nilai moral rendah.
Kondisi
yang menyebabkan terjadi incest:
- Kondisi terjepit (anak perempuan jd figur utama di rumah)
- Kesulitan menyalurkan hasrat seksual secara wajar
- Ketidakmampuan mencari pasangan seksual di luar rumah
- Rumah yang sempit
- Alkoholik
Adapun
tanda-tanda yang bisa diamati terjadi kepada anak korban kekerasan seksual
adalah:
Tanda fisik:
Memar
pada alat kelamin atau mulut, iritasi kencing, penyakit kelamin, dan sakit
kerongkongan tanpa penyebab jelas bisa merupakan indikasi seks oral.
Tanda psikologis:
- Menjadi pendiam
- Mudah marah
- Mengigau dan gelisah saat tidur
- Selalu menyendiri
- Memukul-mukul dubur atau kelaminnya
- Melakukan hal-hal yang merusak diri sendiri, pikiran bunuh diri, gangguan makan, berbagai kenakalan remaja, penggunaan obat terlarang atau alkohol, kehamilan dini, melacur, seks di luar nikah, atau kelakuan seksual lain yang tak biasa.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Poin pertama ada pada ORANG TUA. Orang tua memegang peranan amat penting di sini. Pola asuh yang baik dan juga pola komunikasi menentukan hubungan antara orang tua dengan anak.
Lalu
setelah itu: waspadai paparan pornografi pada anak. Kecanduan pornografi
bagaikan mengaktifkan satu tombol di dalam diri yang tidak bisa mati.
Pornografi merusak 5 bagian otak. Jauh lebih banyak yang dirusak oleh
pornografi dibanding kerusakan karena minuman keras dan narkoba.
Paparan
pornografi bisa merasuki anak melalui: internet, gadget, games, komik, dan film.
Waspadai game dan komik. Ada game dan komik yang sekilas terlihat
seperti untuk anak-anak tapi pada kenyataannya tidak karena mempertunjukkan
adegan yang tak pantas dilihat oleh anak-anak. Bahkan ada komik seperti itu yang
diletakkan di bagian anak-anak di toko buku.
Hal-hal
sebagai berikut perlu pula diberikan pemahamannya kepada anak:
- Bekali anak dengan pemahaman pentingnya menjaga diri. Bahwa dirinya amat sangat berharga, tidak sembarang orang dapat menyentuhnya
- Mengajarkan bedanya sentuhan yang baik dan yang buruk
- Mengajarkan ada rahasia yang baik dan yang buruk
- Semaksimal mungkin hindari anak-anak dari gadget !!!
- Berikan pemahaman "underwear rule"
- Berikan aturan ini, dalam Islam, sejak usia 7 tahun sudah dipisah tidurnya antara anak laki-laki dan perempuan. Dan tidak boleh tidur dalam satu selimut. Bila masuk kamar orangtua (pada saat sebelum subuh, antara zuhur dan ashar, dan setelah isya) harus mengetuk pintu terlebih dahulu,
- Orangtua tidak membiasakan diri hanya memakai handuk saja saat keluar dari kamar mandi/tetap memakai pakaian yang tertutup meski di dalam rumah.
Cafe yang berisi bahan bacaan |
Khusus untuk poin terakhir, boleh percaya boleh tidak: ada kasus perkosaan yang dilakukan oleh remaja dilakukan karena “termotivasi” oleh pakaian dalam yang dibeli oleh ibunya. Oleh sebab itu, disarankan kepada orang tua untuk tetap menjaga auratnya di depan anak-anak.
Jika
sudah terlanjur terjadi kekerasan seksual kepada anak, maka langkah ini yang
harus dilakukan:
- Konsultasi dengan pakar, agar bisa ditangani sedini mungkin, dengan penanganan yang tepat
- Cari tahu/evaluasi apa kebutuhan psikologis anak yang selama ini tidal terpenuhi dan berusaha memnuhinya
- Perbaiki pola komunikasi
Lalu
siapa yang bertanggung jawab mengatasi persoalan ini: jawabannya adalah KITA SEMUA. Mari sama-sama waspada dan menjaga keselamatan anak-anak bangsa!
Makassar 13 Mei 2014
Sumber:
presentasi St. Syawaliah Gismin, S.Psi., M.Psi. Terima kasih banyak ya atas sharing-nya. Semoga berkah berlimpah
buat Lia, Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana, dan Yayasan Kita dan Buah Hati.
Semoga semakin berkiprah dalam menjaga dan menyelamatkan anak-anak Indonesia J
Share :
akhir2 ini merinding lihat berita mbk,makin merajalela ya korbannya,,apalagi pelakunya..
ReplyDeleteIya Mak ... mengerikan :(
DeleteMalam itu sebenarnya saya agak kecewa karena ternyata yang hadir tidak sebanyak yang saya bayangkan.
ReplyDeleteEntahlah, sepertinya persoalan ini tidak se-sexy yang saya pikirkan. Mungkin masih banyak orang tua atau calon orang tua yang menganggap persoalan ini tidak ada hubungannya dengan mereka dan masih terjadi di luar sana.
Padahal kita sudah mendatangkan orang yang kompeten, menggelarnya secara gratis tapi tetap saja banyak yang lebih tidak peduli..
**malah curhat
ENtah ya Daeng. Saya juga sudah bantu sebar2 informasinya. Mungkin komunitas kita identik dengan anak muda? Sementara bagi anak muda ini belum menarik? Entahlah ....
DeleteSebagai rakyat, tentu bertanya kemana hukum negara ini? Saatnya predator dibumi hanguskan biar tidak beranak pinak melahirkan kejahatan bertahun-tahun lamanya... Bagi orang tua yah berbagai alasan kesibukan dan lainnya haruslah tetap waspadai hal-hal yang mencurigakan di sekitar anak anda. Salam dari Pulau Dollar.
ReplyDeleteMudah2an ad apenyelesaian yang baik atas kasus hukum kejahatan seksual pada anak ini ya
Deletesaya suka parno kalo anak gak didepan mata.....rasanya cemas n selalu kuatir, saya juga sering ketakutan membayangkan masa depan anak dengan banyaknya kasus2 itu...
ReplyDeleteSeperti itu ketakutan emak2 sekarang, Mak :(
DeleteMencekam beneran mbak niar. Semoga anak2 indonesia and dunia tk ada lg yg jd korban.aamiin.
ReplyDeletemencermati dan jadi catatan bgt nih mak niar, terimakasih untuk sharingnya.
ReplyDeletejustru harus mewaspadai orang terdekat ya mbak
ReplyDeleteBaru tahu informasi tentang Denpasar ini, Mba. Prihatin ya, Mba.
ReplyDeleteHarus waspada terhadap siapapun, termasuk orang terdekat ya mbak
ReplyDeleteHaduh... ngeri, Mak. Semoga semakin banyak ya acara-acara yang membuat orangtua sadar dan aware akan masalah ini...
ReplyDeleteMakasih sharenya mak.Niar..bermanfaat banget. Mudah2an anak2 kita dilindungi Allah SWT
ReplyDeleteEmang ngeri banget nih kasus begini belakangan tambah marak ya...
ReplyDeleteUmumnya kejahatan seksual adalah suatu bentuk kekerasan (karena ada faktor paksaan). Ironisnya, kita orang dewasa rajin menyuapi anak dengan kekerasan-- melalui tayangan (TV), sikap (teladan dan tindak-tanduk langsung), bahasa (cara bertutur, lisan atau tulisan), pelibatan (games) dll.
ReplyDeleteMelihat kecenderungan yang sekarang terus berlangsung, peluangnya adalah akan semakin banyak dari anak-anak (yang sekarang masih kecil ini) yang nantinya akan menjadi pelaku kejahatan (kekerasan seksual) saat mereka dewasa kelak.