Kita
tak pernah tahu ke mana takdir membawa kita. Seperti pun saya saat ini. Dulu
tak pernah terbayangkan kalau saya akan begitu menikmati kegiatan menulis,
terutama ngeblog.
Berbagai
manfaat sudah saya peroleh, mulai dari mendapatkan banya teman baru dari
berbagai daerah, meningkatnya rasa percaya diri, bisa berbagi manfaat melalui
tulisan kepada banyak orang, mendapatkan berbagai macam hadiah, dan lain-lain.
Hm, ini bukan untuk
mengatakan bahwa saya sudah berhasil. Saya hendak sharing saja bahwa saya berusaha dengan sekuat tenaga karena bekal yang
amat mendasar nyaris tak saya punyai, yaitu kepercayaan diri.
Untuk
orang-orang seusia saya, mungkin sudah sangat percaya diri dalam melangkah dan
berkiprah namun tidak demikian halnya dengan saya. Berbagai masalah dan celaan
menjatuhkan saya hingga ke titik nadir, bukan hanya dari mereka yang jauh,
orang-orang dekat saya pun melakukannya. Untungnya suami saya mendukung
sepenuhnya apapun yang saya pilih dan lakukan.
Sumber awal: www.daklijghodd.com |
“Kerja
di mana?” sering sekali saya mendapatkan pertanyaan itu.
Dan
bila dijawab, “Saya di rumah saja, jaga anak-anak” atau “Ibu rumah tangga” maka
reaksi seperti ini yang sering muncul: “Waah
sayang ya?” atau “Kenapa tidak kerja, Niar kan pintar?” ditambah pula dengan
mimik yang menunjukkan sikap merendahkan atau kasihan.
Atau
ada suara-suara seperti ini, memperkenalkan saya kepada orang-orang walaupun
orang-orang itu tak bertanya, “Ini Niar, dia CUMA ibu rumah tangga padahal dia
sarjana teknik.”
Jleb.
Saya
sampai takut bertemu orang-orang. Saya minder luar biasa bertemu teman-teman
lama. Juga minder bila bertemu para wanita karir. Takut kalau para wanita karir
sedunia juga akan melecehkan saya L. Ini bukan sekadar galau lagi tapi sudah menuju
depresi yang teramat sangat.
Tapi
saya masih punya sedikit kesadaran untuk tak tenggelam dalam keterpurukan. Saya
masih mau menikmati hidup. Saya sadar segala perasaan tidak enak itu akan
merusak diri saya sendiri.
Beruntung,
3 tahun lalu saya mulai menulis. Saya ngeblog dan mengikuti audisi-audisi
menulis. Karena bukan orang yang terbiasa menulis sejak kecil, boleh dikata
saya mulai belajar nyaris dari nol karena modal saya hanyalah ingatan saya akan
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dulu dan kebiasaan sesekali menulis diary di komputer kami.
Sedikit
demi sedikit pengetahuan menulis saya bertambah dari banyak grup menulis/blogger
yang saya ikuti. Teman-teman saya juga bertambah. Dan tanpa saya sadari,
kepercayaan diri saya meningkat. Satu per satu teman-teman dunia nyata dan
kerabat saya pun mengetahui hobi baru saya dan mulai mengapresiasi saya.
Satu
… dua … tiga .. beberapa audisi menulis berhasil saya ikuti. Makin lama saya
makin kepincut dengan kegiatan
menulis dan ngeblog. Sungguh,menulis menjadi kegiatan yang tak bosan-bosannya
saya lakukan. Saya beruntung dimudahkan Allah. Saya bisa menulis dalam keadaan
apapun. Mau itu sedang senang ataupun sedih, sedang sepi ataupun ramai, sedang
bugar ataupun sakit. Mungkin ini karena menulis menjadi cara refreshing yang paling asyik buat saya.
Menulis
memang bisa menjadi terapi jiwa. Kegalauan berhasil terusir sedikit demi
sedikit. Saya makin ketagihan berburu lomba menulis. Sampai detik ini sudah
ratusan lomba yang saya ikuti. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Saya
berhasil memenangkan beberapa di antaranya dan merasakan mendapatkan aneka
hadiah mulai dari uang jutaan rupiah, voucher belanja ratusan ribu rupiah,
aneka gadget, notebook, dan puluhan
buku.
Alhamdulillah,
walau sudah tak muda lagi, saya ternyata masih bisa merasakan punya prestasi
dalam dunia menulis. Prestasi? Yeah, bagi sebagian orang mungkin hal yang
biasa saja tapi bagi saya, ini merupakan prestasi. Tulisan-tulisan saya bisa
dimuat di dalam satu buku solo, 16 antologi, majalah, koran, beberapa website, dan
satu buku duet yang sedang dalam proses terbit, dulu sama sekali tak pernah
terbayangkan bisa saya lakukan.
Kini,
saya tak dipusingkan lagi oleh rasa galau karena krisis pede. Yang ada di dalam
pikiran dan hati saya setiap harinya adalah menulis, menulis, dan menulis.
Berharap bisa terus melakukan hal-hal bermanfaat melalui menulis. Mudah-mudahan
pula bisa menjadi tabungan amal saya untuk hari kemudian.
Makassar, 19 Mei 2014
Share :
Betul kita harus percaya diri pada semua hal yang memang pantas untuk kita percayadirikan... :D
ReplyDeleteBenar, Mbak :)
Deleteaku sebagai blogger pemula jadi semangat nulis nih.. wah thanks :) keep blogging.. yuhuuw...!! :))
ReplyDeleteMakasih Mbak :))
Deleteiya, sama mak, saya juga sering dpt komen bgt, "kok gak kerja, kan anak bisa dititipin ke neneknya atau pembantu"
ReplyDeletemenulis memang bisa jd terapi jiwa :)
Kita sepakat ya Mak :)
DeleteMari terus berkarya sampai akhir hayat :) semoga beruntung mak Niar :)
ReplyDeleteAamiin yuk Aida :)
Deleteiih kok sama ya mbak, akupun suka bete kemudian galau kalo ada yang nanyain "kerja dimana" tapi sekarang ngga lagi, udah nemuin jalannya :)
ReplyDeletesaya dulu galau bgttt pas tau suami pindah..g kerja takutnya mndadak dpindah lg...alhmd knal ngeblog jd g galau lg hihi
ReplyDeleteMenulis emang sukses ngusir galau ya...aku galaunya malah pengen resign tapi belum disetujui hiiiks....moga dimudahkan jalanku *malah curhat
ReplyDeletepengen bgt bisa kyk gitu mbak, tp kalo saya galau. malah lebih pengen nggak ngapa2in termasuk lenyap dari dunia maya. padahal pengen sih kyk mbak, kalo galau tetep bisa nulis :D.
ReplyDeleteNggak nyangkah orang sekelas Mbak Mugniar pernha galau n gak PD, duh gimana saya ya? Saya mah orangnya ke-PDan xixiixixi
ReplyDeleteTapi menulis memang menjadi therapy saya Mbak....di saat saya lagi BT, sedih, galau menulis saya jadikan media therapy yang ampuh selain do'a :)
Salam dari Bali, Mbak...
dengan menulis, kegalauan akan sirna ya mak...
ReplyDeleteMari kita terus menulis,untuk berbagi ilmu agar bernilai ibadah
ReplyDeleteSemoga berjaya dalam GA
Itu juga kualami mak...minder dengan teman yang lebih dari kondisi kita :(
ReplyDeletewah cerita mbak hampir mirip sama saya, takdir ngeblog dan ditanya orang kerja dimana hehe
ReplyDeleteSalam kenal mbak Mugniar :)
ReplyDeleteWaah makasih bgt ceritanya mbak, saya jdi tmbah trmotivasi buat nulis & ngeblog. Menulis itu tradisi para ulama & harus terus kita lanjutkan! :D :D
Costs there can be as minimal as $500 for your automobile in a excellent situation. Now you
ReplyDeletewill soon forget about key-fobs as well since new biometric revolution is going to allow you to enter your car with your fingerprint,
face detection or eyeball recognition. This is a rear-wheel drive car,
and that means that unlike front-wheel drive cars - which typically can't be used much beyond B class - the MR2 can be upgraded all the way to the top of A
- although going into S class is probably a bit much.
Our latest addition to the limousine fleet is the 7 passenger Cadillac Escalade.
ReplyDeleteStrict standards and excellence in service is what made
Cullitons the premiere limo service of choice for thousands of Torontonians as well as visiting guests from all over the world.
This is a rear-wheel drive car, and that means that
unlike front-wheel drive cars - which typically can't be
used much beyond B class - the MR2 can be upgraded all
the way to the top of A - although going into S class is probably a bit much.