Tulisan ini dimuat di Majalah Potret Nomor 74 yang terbit bulan Juni ini.
Tanggal 9 Maret
2014 pagi, saya mulai gelisah. Pertanyaan saya kepada panitia mengenai ada atau
tidaknya live streaming yang bisa
ditonton belum terjawab. Sepertinya panitia
sedemikian sibuknya atau belum punya jawaban. Muncul praduga saya bahwa
Penganugerahan Srikandi Blogger 2014 di Auditorium Basement Museum Nasional,
Jakarta – ajang yang juga “melibatkan” saya ini, hanya bisa saya dengar
kabarnya pada malam nanti. Hal ini membuat saya makin gelisah.
Ini merupakan kali
kedua ajang Penganugerahan Srikandi Blogger diselenggarakan. Pertama kalinya diadakan
tahun 2013 lalu. Waktu itu ada siaran live
streaming sehingga saya berharap tahun ini ada pula. Detik demi detik berlalu.
Tak terasa waktu hampir menunjukkan pukul 12 WIB, waktu pelaksanaan perhelatan
besar Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB). Kegelisahan saya naik lagi setingkat.
Tulisan saya di Majalah Potret |
Yang tahu kegalauan
saya pasti maklum. Karena saya merupakan salah satu dari 10 finalis Srikandi
Blogger 2014. Sembilan finalis saat ini sedang berada di tempat acara. Mereka
sedang dirias oleh tim salah satu sponsor. Hanya saya sendiri yang absen.
Disebabkan oleh berbagai kendala, apalagi karena tempat domisili saya
(Makassar) begitu jauh dari Jakarta. Untungnya sepasang suami istri baik hati, kawan
lama saya: Nawir dan Endah bersedia mewakili saya.
Tak ada kabar. Berarti
memang tak ada siaran live streaming.
Untungnya ada hash tag di twitter
yang bisa dipantau, yaitu #SB2014. Membaca satu per satu twit di situ, cukup
menghibur. Membuat saya merasa bisa membayangkan situasi di Auditorium Basement
Museum Nasional secara real time.
Srikandi Blogger
adalah perhelatan yang digelar oleh KEB untuk mengapresiasi blogger-blogger
perempuan yang berkarya baik melalui blognya maupun dalam kehidupan nyata.
Walaupun memakai kata “emak”, tak semua anggota KEB sudah menikah. Yang masih
lajang pun boleh bergabung.
KEB didirikan pada bulan Januari 2012 oleh Mira Sahid, ibu
dua anak yang berdomisili di Jakarta. KEB yang sudah beranggotakan lebih dari
1.500 orang ini bertujuan menjalin persahabatan dan memfasilitasi semua perempuan yang suka menulis, ngeblog atau sekadar curhat online di media
sosial,
untuk saling memberikan inspirasi, berbagi karya dan ide-ide positif, sehingga
bisa menjadikan tulisannya sebuah karya yang bermanfaat.
Kiriman Majalah Potret dari (terbit di) Aceh |
Di grup facebook,
para anggota KEB saling berbagi apa saja. Melalui tulisan, para anggotanya
saling berbagi manfaat dalam berbagai pengetahuan dan wawasan. KEB menjadi
wadah bagi para anggotanya untuk memberdayakan diri masing-masing. Para anggota
saling belajar, juga saling mendukung dengan hangat, bahkan dalam berkompetisi.
Selain itu KEB juga
mengadakan kegiatan-kegiatan sosial. Melalui rekening bersama, dana yang
terkumpul disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Kegiatan sosial terakhir
adalah pemberian bantuan kepada korban banjir Jakarta dan korban letusan Gunung
Kelud.
KEB memotivasi
blogger-bloggernya untuk berkarya. Melalui penghargaan Emak of the Month,
setiap bulannya dipilih satu orang blogger yang dianggap berprestasi dalam hal
produktifitas menulis. Ajang Srikandi Blogger merupakan event besar yang diharapkan dapat semakin memotivasi para
bloggernya untuk berkarya.
Pada tahun 2013
lalu, yang mendapat anugerah Srikandi Blogger adalah inong Aceh, Alaika Abdullah. Bersamanya dianugerahkan pula gelar
Srikadi Blogger Inspiratif kepada Haya Aliya Zaki, Srikandi Blogger
Persahabatan kepada Myra Anastasia, Srikandi Blogger Favorit kepada Anazkia dan
Srikandi Lifetime Achievement kepada Bunda Yati Rachmat.
Pukul 12 WIB, saya
makin deg-degan. Menyimak kicauan-kicauan hadirin di Museum Nasional adalah
satu-satunya cara untuk menenangkan diri. Siang ini, kembali gelar-gelar itu
akan dianugerahkan kepada 5 blogger perempuan. Siapakah mereka? Akankah saya
menjadi salah satu yang terpilih? Kegelisahan saya naik setingkat lagi.
Mengamati perolehan
suara sementara di grup KEB, secercah harapan memberkas. Perolehan suara saya
masih yang tertinggi. Tapi belum ada tanda voting
tertutup itu diakhiri. Saya berusaha mengusir seberkas harapan itu karena masih
banyak anggota yang belum memilih. Para juri pun belum memilih. Atau mungkin
juga para juri tak memilih? Entahlah.
Bila mengingat tahap
demi tahap yang saya lalui, saya merasa lega. Karena usaha saya sudah maksimal
dalam kompetisi yang berlangsung selama 2 bulan lebih ini. Adalah perjalanan
panjang lagi tak mudah, bersaing dengan 175 blogger perempuan hingga menjadi
bagian dari 10 finalis. Dewan juri telah menilai video dan 5 tulisan yang telah
dibuat oleh para finalis. Anggota KEB sedang memilih Srikandi Favoritnya. Hasilnya
akan diumumkan sebentar lagi.
Informasi mengenai
jalannya acara, terus saya pantau dari twitter. Semaraknya suasana terlihat
dari twit-twit yang mengalir.
Ada bonus Majalah Anak Cerdas, majalah untuk anak-anak |
KEB menghibur hadirin
di Aula Basement Museum Nasional. Ada lagu-lagu yang dibawakan oleh Aprilda
Koraag, Suria Riza, dan Waya Komala. Ada pembacaan puisi oleh Wiwik Wylvera,
dan tarian Dodogeran yang dibawakan oleh murid-murid SD Bina
Insan Kamil, Bekasi.
Selain itu, ketua
Panitia (Haya Aliya Zaki),
Founder KEB (Mira Sahid), dan
Ibu Septriana (perwakilan
Kementerian Kominfo) memberikan kata sambutan. Pembacaan do’a oleh Tri
Sapta membangkitkan suasana hikmat. Sementara jalannya acara terkesan apik
dalam panduan duo MC: Aulia Gurdi dan Ari Goiq.
Rangkaian acara
begitu hangat, menjadi ajang kopi darat besar bagi blogger-blogger yang hadir.
Bukan hanya blogger perempuan, blogger-blogger laki-laki pun memberikan
apresiasi dengan menghadiri acara ini. Mereka bukan hanya datang dari
Jabodetabek. Ada yang datang dari seantero pulau Jawa, bahkan dari Sumatera.
Kerja keras panitia
tak sia-sia, tak sedikit pihak yang menyatakan bersedia menjadi sponsor
kegiatan ini, yaitu: Sariayu Martha Tilaar, Acer Indonesia, Kementerian Kominfo, Museum Nasional Indonesia, Rinso, Sarihusada, HijabersMom Community, Bebek Judes Resto, Dr. Posma, Chic Distro, Savana Hijab, dan Blogdetik. Ini salah satu bukti bahwa ajang ini merupakan momentum
besar dalam sejarah blogging tanah
air.
Saya masih me-retweet informasi dari lokasi hingga
tiba-tiba muncul twit yang melambungkan perasaan saya ke ranah nirwana. Twit itu berbunyi “Srikandi Favorit 2014:
Mugniar Marakarma”. Hei, itu nama saya!
Alhamdulillah,
segala puji hanya bagi Allah. Hingga detik-detik terakhir, suara mayoritas
pemilih di KEB rupanya masih berpihak kepada saya. Berturut-turut nama-nama
lain kemudian disebut: Meti Mediya sebagai Srikandi Blogger Persahabatan, Arin
Murtiyarini sebagai Srikandi Inspiratif, Bunda Lily sebagai Srikandi Lifetime
Achievement, dan yang berhasil meraih predikat Srikandi Blogger 2014 adalah
Pungky Febriani, seorang ibu muda dari Purwokerto.
Keesokan harinya,
baru saya dapat kabar bahwa live
streaming sulit diadakan karena sinyal di basement Museum Nasional tidak bagus. Tak mengapa. Apa yang saya
“saksikan” di twitter kemarin sudah memadai. Saya mulai mencari bahan untuk
menulis lagi. Ada beberapa agenda yang harus saya selesaikan. Salah satunya adalah menulis
untuk Majalah Potret. Ya, tulisan yang sedang Anda baca ini. Penghargaan ini
bukan akhir, melainkan awal baru. Merupakan lecutan untuk lebih produktif lagi
menulis.
Share :
Uwaaa selamat ya mak...keren :)
ReplyDeleteMakasih Mak :)
DeleteMasyaAllah...
ReplyDeleteCongrat kak niaaarrr. Sukses dunia akhirat InsyaAllah ^^
selamaaaaatttt mak,sukses trus yaaa?ihhh seneng deh baca'y,emak hebat jempoll :*
ReplyDeleteCongratulation....
ReplyDelete