Athifah
sangat sayang kepada dua ekor anak ayam itu. Setiap hari dia menyempatkan diri
bercengkrama bersama anak-anak ayam yang diakui sebagai anak ayamnya.
Mulanya
anak-anak ayam di rumah berjumlah lima ekor. Seleksi alam membuatnya mati satu
per satu hingga tinggal tersisa dua ekor. Ato’ (kakek, dari bahasa Bugis: lato’) yang membelinya, dari penjual
anak ayam yang tega mencelupkan anak-anak ayam itu ke dalam cat warna-warni.
Sepertinya
warna-warni menyolok itu yang pada awalnya membuat Athifah jatuh hati pada
anak-anak ayamnya. Kini, kesibukan nona mungil ini bertambah. Setiap hari ia
merasa harus “menggendong” anak-anak ayam itu. Ia bahkan mencoba berbagai
“gaya”. Misalnya dengan setengah menggantung mereka dengan posisi kepala berada
di bawah.
Kalau
dikatakan kepadanya bahwa anak-anak ayam itu kelak akan dipotong, Athifah
menolak keras. “Tidak boleh!!!” serunya.
Suatu
hari Athifah mengatakan kepada Mama, “Saya suka anak ayam kalau masih kecil
begini. Kalau sudah besar, Saya tidak suka lagi.”
Celah yang bagus, pikir
Mama.
“Bagus
itu. Cocok mi. Kalau lebaran haji
nanti, insya Allah ayam-ayam itu sudah besar, sudah bisa dipotong. Athifah kan ndak suka ayam besar?” Mama
memancing reaksi putri mungilnya.
“Tidaaaaaaaaaaaaaaak.
Tidak mauuuuuuuuu. Saya suka ji ayam
besar!!” tolak Athifah dengan lantangnya.
“Lho, waktu kelas satu kan Athifah pelajari toh, kalau ayam itu dipelihara supaya
bermanfaat untuk manusia. Untuk diambil telurnya, untuk dimakan dagingnya.
Ingat?”
Athifah
mengangguk.
“Tapi
Saya tidak mau ayamku dipotong!”
Di
hari lain, Athifah berkata kepada Papa, “Papa … Saya tega kalau ayam-ayam ini
dipotong.”
“Tega?
Kau tahu apa itu tega?” Papa menahan senyum.
“Tidak.
Apa itu tega, Papa?” Athifah balik bertanya.
“Tega
itu maksudnya, Athifah mau ayamnya dipotong,” Papa menjelaskan.
“Tidaaaaaak.
Saya tidak tega ayamku dipotong!!” Athifah meralat kata-katanya.
Makassar, 8 Agustus 2014
Share :
wah... anakku juga sempat melihara anak anak ayam yg sudah di cat itu mba. lucu lucu memang. tapi akhirnya mati karena rumah kami kebanjiran.. lupa menyelamatkannya. anakku sampai nangis waktu itu hehheh.. oh ya.. mohon maaf lahir batin ya mbaa
ReplyDeleteAnak kecil memang lucu ya seperti Athifah .... Athifah suka anak ayam karena anak ayam juga lucu .
ReplyDeleteThanks sharingnya mak :D
Komentar anak-anak memang suka bikin lucu dan ketawa. anak saya yg usia 2 tahun juga sedang belajar bahasa-bahasa baru, kadang2 jadi terdengar sangat lucu
ReplyDeleteHehe, tetangga saya yang pelihara ayam juga gak kolu makan ayam sembelihan dari peliharaannya.
ReplyDeletehahahahaa... lucu banget mbak.... potong aja ayamnya, biar digoreng sama mama, nyam nyam nyam.... :DD btw, masih ada ya mbak yg jual ayam warna warni
ReplyDelete