Komunikasi
itu simpel menyebutnya tapi pada praktiknya, sering kali tujuan agar orang lain
memahami apa yang kita maksud, tak sampai.
Satu contoh sederhana, suatu kali si bungsu Afyad sedang asyik berendam dalam baskom kecil pada sepetak kecil area yang biasa digunakan sebagai tempat mencuci pakaian di samping rumah.
Si bungsu ini unik, dia punya reaksi dan SOP (Standard Operation Procedure) yang berbeda untuk saya dan papanya. Dengan saya, biasanya lebih lama menyuruhnya berhenti berendam di situ. Berbeda dengan papanya, tidak butuh waktu terlalu lama untuk mengeluarkannya dari kubangan air.
 |
| Sumber gambar: http://munifchatib.wordpress.com/ |
"Pa, tolong dulu kasih keluar Afyad!"
"Dikasih keluar? Bukannya mau dibawa masuk ke dalam?" (o o .... sepertinya suami saya mengira saya memintanya membawa si bungsu ke luar rumah!)
"Iya, maksud saya, dikasih keluar dari baskom, lalu dibawa masuk ke dalam rumah."
Nah, permintaan saya yang sebenarnya mudah dimengerti, bisa disalah tafsir oleh orang yang di dunia ini paling mengerti cara saya berkomunikasi. Tapi untuk membuatnya mengerti, harus dikomunikasikan lagi dengan lebih rinci apa yang saya maksud.
Dengan orang yang paling mengerti saya saja bisa ada miskomunikasi seperti ini, terlebih lagi dengan orang lain.
Perbedaan yang menyebabkan miskomunikasi dalam contoh ini, disebabkan oleh perbedaan perspektif. Sedangkan untuk hal-hal lain bisa disebabkan oleh banyak hal lain.
*Terinspirasi dari status seorang kawan yang status facebooknya disalahtafsirkan oleh orang lain*
Makassar, 21 September 2014
Share :
Komunikasi saja bisa salah tafsir apalagi baca tulisan ya mbak
ReplyDeleteIya bener kata mba Nunu. Kalau komunikasi itu kan basic hubungan verbal dan non verbal antara kita sesama manusia. Jangan sampai salah donkkk
Deletebenar mak...saya sering jg misskomunikasi dgn org terdekat. ya itu dia karena salah tafsir dan sudutpandang setiap org berbeda2..
ReplyDelete