Masih
ada juga orang yang memandang negatif daerah lain (seprovinsi-provinsi-nya)
gara-gara berita di media. Padahal kalau mau berpikir lebih bijak sedikit,
berita tentang beragam kekerasan itu ada di semua daerah. Bahkan orang itu
sampai dua kali menyindir suami saya di facebook (untuk 2 peristiwa berbeda, yang
terjadi dalam kurun
waktu yang berbeda)
dengan kalimat yang seolah-olah semua orang di sini tak memiliki hati nurani.
Peristiwa
tentang ketakutan orang terhadap orang dari daerah kami pernah juga dialami
suami saya di tempatnya dulu. Pernah juga dialami oleh ibu saya waktu di sebuah
daerah ditanyakan kepadanya: "Tidak takut tinggal di sana, Bu?"
(kebetulan ibu saya perantau, ayah saya yang "penduduk asli" provinsi
ini, waktu itu ibu saya mengakui kalau beliau pendatang).
Ibu
dari kawan saya juga pernah mengalami, bertemu dengan seorang pemuda yang
ketakutan setengah mati saat berada di atas pesawat yang tengah menerbangkannya
ke sini.
Sumber: www.imgarcarde.com |
Saya
juga pernah mengalaminya. Sebanyak 3 kali dinyatakan oleh kawan blogger yang
sama bahwa setiap ada berita kekerasan yang kebetulan pelakunya dari sini, ia
mengidentikkan daerah sini dengan kekerasan jadi baginya wajar saja kalau dari
sini itu identik dengan kekerasan. Gara-gara itu saya sampai browsing di internet dengan kata kunci yang
"jahat-jahat" dan ternyata yang muncul di pencarian teratas semuanya
bukan dari daerah sini. Ini membuat saya lega. Berarti memang, media massa
perannya terlalu hebat dalam hal menyebarkan berita buruk tentang daerah ini, bahkan
Indonesia Timur. Arie Kriting, komedian SUCI itu juga mengatakan hal yang sama.
Ffiyyuh ... titip harap kepada teman-teman
jurnalis, baik itu yang bergabung di AJI Makassar (Aliansi
Jurnalis Independen) atau tidak, supaya lebih menekankan berita-berita positif
saja.
Tentang
keterlibatan jurnalis, seorang kawan pernah bercerita kepada kami, seorang
jurnalis pernah meminta dihubungi kalau ada keributan antarmahasiswa. Malah si jurnalis
itu meminta agar dibakarkan ban di area itu (padahal sebelumnya tidak). Biar
terlihat seru gambarnya, begitu lho!
Mudah-mudahan kawan-kawan facebook saya tak ada yang punya pikiran picik tentang kami ya Kalau mau tahu tentang Makassar, kalian bisa mengulik blog saya http://www.mugniar.com. Ada banyak cerita unik dan baik tentang daerah saya di sana. Mudah-mudahan di antara kalian, tidak ada lagi yang melarang anak-cucunya bila kelak ada yang jatuh hati dengan generasi muda asal daerah sini hanya karena termakan oleh berita-berita tak senonoh itu.
Makassar, 14 Oktober 2014
*Bukan
mau memancing isu SARA tapi, sebagai blogger aktif dan pengguna media sosial,
saya merasa punya kewajiban tidak resmi sebagai duta daerah saya. Saya kira
kawan-kawan blogger Makassar/dari Indonesia Timur pun demikian*
Share :
Saya masih mempelajari artikel ini. Namun pada prinsipnya mekanisme Jurnalistik harus diterapkan. Karena saya juga dari media. Ada HAK JAWAB jika ada pihak yang merasa tidak berkenan atas sebuah pemberitaan,. Ada Dewan Pers yang menjembatani. Ada AJI yang bisa menjadi mediasi
ReplyDeleteTerima kasih pak Asep. Ini bukan pendapat saya sendiri, saya sudah sering mendengar pendapat ini. Bahkan lulusan universitas daerah sini banyak yang sulit mendapat pekerjaan akibat pengaruh pemberitaan media.
Deletejadi...permainan media ya mba..mm saya masih percaya selalu ada orang baik di setiap daerah. Setiap orang itu punya fitrah dalam htinya..kebaikan...:) Mau banget berkunjung ke sana ketemu Mak Niar....mimpi dulu :P
ReplyDeleteAda peran media, Mak .... iyaaa .. kapan ke sini ya Mak .. kita ketemuan di Pantai Losari ya hehehe
Delete