Wajar, bila sebuah keluarga besar membincangkan
berita yang sedang hangat. Seperti ketika keluarga besar saya mengobrol tentang
kasus Mayang Prasetyo yang di paspornya berjenis kelamin lelaki dan tertera
nama Febri Adriansyah di ruang tengah kemarin pagi.
Sosok trans
gender itu kini menjadi buah bibir karena ditemukan terbunuh dengan cara
mengenaskan di Australia, oleh pasangannya sendiri, seorang lelaki Australia.
Berbagai perasaan tak enak timbul ketika menyimak kisahnya. Ada rasa sedih,
tentu saja, apalagi ketika melihat wajah ibundanya diwawancarai di televisi.
Sebuah berita mengatakan kalau Mayang ini bekerja
sebagai PSK legal di Australia. Maka dalam perbincangan kami itu terlontar kata
“pelacur”. Athifah yang suka menyimak berita yang tengah hangat di televisi
saat itu ada di antara kami. Spontan ia
bertanya, “Apa itu pelacur, Mama?”
Sumber: www.netanimations.net |
Saat melihat reaksi ibu saya yang hendak melarang
Athifah bertanya demikian, saya langsung menjawabnya, “Perempuan tidak baik.” (saya memilih kata "perempuan" karena kali ini Mayang terlihat sebagai perempuan) Reaksi saya biasa saja. Toh itu
pertanyaan wajar. Jika kosa kata itu ditahan sekarang untuk sampai kepada anak
kelas dua es de itu, toh suatu saat
nanti akan sampai juga kepadanya. Dan bisa saja yang nanti jawaban yang sampai kepadanya
salah.
Pengalaman saya ketika sharing kisah semacam ini di blog atau di facebook, beberapa orang
menanggapi demikian: “Itulah bahaya televisi. Makanya jangan biarkan anak
nonton televisi.” Atau, “Makanya Saya tidak nonton televisi karena berbahaya
bagi anak-anak.” … waah saya tidak
sependapat.
Tidak masalah bagi saya anak-anak mendapati kosa
kata seperti demikian. Mau ditahan sampai kapan? Dan siapa yang bisa menjamin
kalau suatu saat ia tidak mendapatkannya dari sumber lain? Lalu kalau ia
mencari sendiri pemahaman kata-kata yang dianggap tabu untuk diketahui anak
kecil dan salah dalam memahaminya, salah siapa?
Berita televisi toh tontonan yang wajar. Tak ada
salahnya anak-anak ikut tahu peristiwa yang terjadi saat ini. Mereka akan
memahaminya sesuai dengan kapasitas usia mereka. Bila mereka bertanya, berikan
saja jawaban yang bisa mereka cerna. Ada kemungkinan suatu saat nanti,
pertanyaan itu bisa berkembang lagi, ya berikan lagi pemahaman lanjutannya.
Bukankah memberi pemahaman seperti itu merupakan salah satu tugas orang tua?
Saya dulu mencari pemahaman sendiri atas berbagai
kosa kata yang dianggap tabu oleh orang tua zaman dulu. Untungnya saya tak
salah persepsi. Maka saat ini, saya berharap anak-anak saya mau bertanya kepada
saya supaya saya bisa mengarahkan mereka.
Arus informasi saat ini sedemikian deras. Dari
mana saja beragam istilah bisa diperoleh. Anak-anak sekarang tak sama dengan
anak-anak zaman dulu. Sekuat kita menahan informasi, sekuat itu pula informasi
itu bisa mendesak masuk. Maka saya memilih menjawab saja bila Athifah
mengajukan pertanyaan. Biasanya ia berhenti bertanya jika jawaban yang
diberikan sudah cukup untuk dicernanya.
Seperti saat saya menjawab bahwa pelacur itu
adalah pekerjaan (perempuan/laki-laki) tidak baik, dia berhenti bertanya. Bisa saja kelak dia akan
menanyakannya jika mendapatkan wacana lain lagi. Tapi yang penting,
pertanyaannya kali ini sudah terjawab. Bila kelak ia bertanya lagi, saya harus siap
menjawab.
Makassar, 10 Oktober 2014
Share :
iya mak, anak jaman sekarang kritis, ia selalu menanyakan semua hal yang baru saja dilihatkan. Tinggal kita sebagai orang tua harus siap menjadi penengah, artinya memberikan penjelasan yang membuat anak mengerti, sehingga ia bisa memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk
ReplyDeleteIya Mak ... saya setuju
DeleteYang penting adalah menjawabnya dgn benar dengan pilihan kata yang tepat, dan jangan berbohong
ReplyDeleteYup
Deletejangan salahkan anak yang bertanya, berilah ia jawaban yang baik dan benar, jangan membentaknya untuk menyuruhnya diam, walaupun yang ia tanyakan sesuatu yang tidak baik, justru harus kita berikan pengertian agar yang tidak baik itu jangan sampai ia lakukan.
ReplyDeleteSalam hangat untuk keluarga tercinta.
Benar kata Abi Sabila. Salam juga buat keluarga yaa :)
Deleteiya emang anak banyak tanya bu, kaang orang dewasa jengkel ngejawabnya :))
ReplyDeleteHahaha tapi gak boleh jengkel yaa :)
DeleteAku pernah ya.. Main sama anak kecil gendut. Anak kecil ini sering dibully 'gendut' sama temen-temennya. Dia ngadu sama aku karena sebel. Aku bilang, "gendut itu seksi kok!". Eh anaknya nangis..
ReplyDeleteDia bilang aku jahat.. Seksi itu, kata ibunya, perempuan nakal. Ibunya bilang seksi itu kayak Jupe, Jessica, atau artis-artis korea yang gak pantes ditiru. Dan dia merasa bukan perempuan nakal. Trus akhirnya aku sama dia diskusi panjang plus belibet tentang arti kata seksi. Anak kelas 4 SD, bikin aku gagal bobo siang x)
Waduh .... asumsinya jadi seksi itu = nakal ya? Ribet juga ya kalo ternyata pemahaman kita sama orang lain tidak sama ya Mak. Lain kali hati2 saja pakai kata itu hihihi
DeleteKalau reaksi lantip saat dengar berita ini dia tanya transgender apa?ya tak jawab Lawra.Dia tanya lagi kok lawra (jawabku lanang wadon ora).
ReplyDeleteTerus dia dikubur sebagai apa?
Ya laki tho. asalnya kan laki.
Duuuh ngadepi anak sekarang yang kritis kadang membuat simbok hentikan aktivitas sejenak.
Hihihi Lantip mirip sekali Athifah ya Mbak, kritis :)
DeleteMenghadapainya harus hati2 :))
Kox gak ada yang mempertanyakan pekerjaan saya y??? hehe....
ReplyDeleteOrtu memang harus menjelaskan atau menjawab pertanyaan anak dengan menggunakan bahasa yang mudah dicerna mereka.
ReplyDeleteJawaban juga tak perlu harus detil.
Salam hangat dari Surabaya
Aku setuju lebih baik diberikan penjelasan yg sesuai dgn usianya. Dan aku setuju dgn kalimat yang mak mugniar pakai :)
ReplyDeletehrs siap amunisi utk menjawab segala pertanyaan anak yah...
ReplyDeleteJawabannya pas sih kalo menurutku, mak
ReplyDeleteBr td sore Azka jg brtanya ttg DPR dan menteri apa? Krn melihat acara TV yg lg intens mebahas UU pilkada baru itu.
ReplyDeleteKpn hr pas lht CHSI, jg muncul pertanyaan klo sdh cerai itu bisa gak menikah lagi?
Menjelaskan dlm tatanan kalimat yg bs dimengerti anak, bagi saya msh hrs buanyak belajar neh Mbak
Kak Niar, sepertinya Ges harus belajar banyak dari Kak Niar ttg jawab-menjawab pertanyaan yg bikin tertegun dari anak-anak. Siap-siap ya, Kak. Kalau Ubii sudah gedean, Ges bakal genggesin Kak Niar buat curi ilmunya :p
ReplyDeletehe he memang gak mudah menjawab pertanyaan anak-anak. selama kita jawab dgn jujur, mudah2han lancar
ReplyDeletebagus banget nih gan postingan nya, kalau ane sih kebetulan juga lagi cari kerja, jadinya butuh perjuanagn getu ya gan
ReplyDeletesalam kenal ya gan & salam hangat dari palembang
Bener mak lebih baik kita yg menjelaskan daripada oranglain dan jawabannya pun yg sederhana n bisa dipahami anak ya mbak biar g makin panjang peetanyaannya hihihi...
ReplyDeleteThanks for sharing ;)
Lebih baik menjelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak. Daripada anak bertanya pada orang lain yang jawabannya belum tentu bener
ReplyDelete