Judul: Umair Ikut Perang Badar (seri 30 Kisah Sahabat Nabi)
Penulis: Tethy Ezokanzo
Penerbit: Erlangga for Kids
ISBN: 978-979-075-149-1
Tahun terbit: 2009
Ketebalan: 154 halaman
Ukuran: 14 cm x 19 cm
Selalu saja menarik mengetahui kisah para sahabat
Rasulullah melalui buku, termasuk buku cerita anak. Melalui buku berjudul Umair
Ikut Perang Badar ini saya jadi tahu ada beberapa sahabat Rasulullah yang usianya
masih tergolong anak-anak tetapi kualitas keimanannya sangat mengagumkan.
Umair bin Abi Waqqash (halaman 1) misalnya, ingin
sekali ia ikut perang Badar. Walau Rasulullah melarangnya, ia tetap nekad. Sayangnya
di dalam buku ini tak disebutkan usia Umair, hanya disebutkan bahwa tubuhnya
kecil dan pedangnya panjang sehingga kakaknya – Saad bin Abi Waqqash harus
mengikatkan pedang Umair di pinggangnya dengan tali kulit agar lebih tinggi. Kisah
Umair berakhir dengan syahidnya ia di medan perang Badar.
Ada pula kisah Salamah bin Akwa yang berusia 12
tahun (halaman 6). Salamah berhasil menaklukkan gerombolan perampok berkuda
sendirian dengan keberanian dan kecerdikannya.
Lain pula kisah Amru bin Salmah (halaman 82). Ia
menghafal al-Qur’an sebelum masuk Islam dan menjadi imam shalat berjamaah dan
shalat jenazah dalam usia 7 tahun.
Dua orang kanak-kanak lain yang diceritakan di
dalam buku ini adalah Hasan dan Husein – cucu Rasulullah (halaman 95). Hasan
dan Husein mengoreksi cara berwudhu seorang lelaki tua dengan cara mereka
sendiri. Karena khawatir menegur langsung bisa membuat orang tersinggung,
keduanya berlaku seolah-olah berdebat di depan lelaki tua itu, sama-sama merasa
cara berwudhu dirinya yang paling benar. Akhirnya lelaki tua itu pun menyadari
kekeliruannya.
Selain anak-anak, ada kisah beberapa perempuan
luar biasa di dalam buku ini. Salah satunya adalah Ummu Haram (halaman 23) yang
minta didoakan oleh Rasulullah agar dapat ikut serta dalam rombongan perang
samudra. Rasulullah mendoakannya dan Ummu Haram pun mati syahid dalam
perjalanan pulang dari berperang.
Ada pula kisah Asma binti Abu Bakar yang selalu
mendahulukan infak (halaman 31), kisah wafatnya Fathimah binti Muhammad
(halaman 138), dan Aisyah – istri Rasulullah yang telah meriwayatkan 2210
hadits (halaman 117).
Selain kisah sahabat yang usianya masih
anak-anak, para shahabiyah (sahabat perempuan), buku ini juga memuat kisah para
sahabat lelaki. Misalnya kisah Umar bin Khattab yang tak segan menggali parit
dan hidup dalam kesederhanaan (halaman 100), Abu Bakar yang juga amat sederhana
hidupnya (halaman 21), Khalid bin Walid (halaman 107), dan lain-lain.
Buku ini didukung oleh ilustrasi yang menawan
hanya saja ada beberapa kesalahan ketik, seperti “mengembalakan” dan “pengembala”
(halaman 6 dan 128), “radiyallahu anhu” (seharusnya “radiyallahu anha”, halaman
23), dan “tak pernah bergeming” (seharusnya “bergeming” (bergeming: tidak
bergerak sedikit juga – KBBI), halaman 36).
Dari buku ini dan buku seri 30 Kisah Sahabat
lainnya yang berjudul Saling Menebar Salam yang sudah saya baca, tak ada daftar
pustaka tertera. Namun kedua buku ini merupakan bacaan yang sangat menarik dan
bermanfaat, bukan hanya bagi anak-anak melainkan juga bagi orang dewasa yang
ingin menambah wawasannya tentang para sahabat Rasulullah.
Makassar, 4 November 2014
Tulisan ini
diikutkan Indiva Readers Challenge
Share :
Perang Badar ini sering di kisahkan oleh penceramah kondang "Dai Seribu" Umat (Alm) KH.Zainuddin MZ. Sampai sekrang saya masih teringiang ngiang ceramah ALm yang sering mengisahkan Perang Badar. Subhanalllah
ReplyDeleteriwayat para sahabat memang seru kalau dikisahkan kembali. Saya salah satu penggemah tarikh dan sirah.. seru bacanya :D
ReplyDeletejadi pengen punya juga...
ReplyDeletebukan hanya akan bermanfaat utk jav, tp utk saya jg :D