Alhamdulillah, satu demi satu obsesi saya dalam
bidang tulis-menulis tercapai. Buku Jurnalisme Plat Kuning ini juga merupakan
salah satu obsesi saya yang kesampaian secara tak terduga. Awalnya tak ada rencana
untuk membukukan tulisan-tulisan di website Makassar Nol Kilometer (http://makassarnolkm.com/)
namun ketika peluang membukukannya datang, kawan-kawan di Tanah Indie dan
Makassar Nol Kilometer langsung mengusahakan terbitnya buku Jurnalisme Plat
Kuning ini.
Mengapa memakai istilah “plat kuning” karena plat
kuning diasosiasikan sebagai kendaraan warga biasa. Bukan plat hitam dan plat
merah karena orang biasa/kebanyakan tak naik mobil plat hitam atau plat merah.
Pada tanggal 27 Oktober malam, Kampung Buku lebih
ramai daripada biasanya. Daeng Ipul (blogger) bertindak sebagai moderator pada launching buku Jurnalisme Plat Kuning malam
itu. Anwar Jimpe Rahman – editor buku Jurnalisme Plat Kuning menjelaskan tentang
proses cetak buku dan filosofi judul buku.
Jimpe tak berpanjang-panjang kata, selanjutnya
Pak Dias Paradimara, dosen Jurusan Sejarah FS UNHAS memberikan pendapatnya
mengenai buku ini. Pak Dias melihat ada 2 semangat dalam buku Jurnalisme Plat
Kuning: yang pertama, semangat merayakan. Yaitu merayakan apa yang ada di
sekitar kita tentang Makassar, hal-hal yang tidak penting bagi media mainstream tetapi penting buat kita.
Yang kedua: semangat nostalgia – sebuah fenomena masyarakat modern.
“Buku ini sebagai perayaan di antara kita,”
demikian komentar Pak Dias.
Namun Pak Dias juga menyampaikan kritik dan
sarannya agar ke depannya bisa lebih baik lagi. Menurutnya, diperlukan catatan
kecil yang bisa membuat orang di luar Makassar lebih paham tentang Makassar.
Misalnya tentang Maccini Sombala, di mana persisnya letaknya.
Pak Dias mengatakan perlunya menuliskan hal-hal
yang lebih sensitif gender. Misalnya pada tulisan tentang warung kopi, masih
bisa lebih mengeksplorasi tentang apa yang dilakukan perempuan di situ, apa
yang dibicarakan laki-laki tentang perempuan, dan bagaimana interaksinya (hm, saya juga tertarik mengetahuinya).
Selain itu, cerita tentang etnis-etnis yang ada di Makassar juga perlu
dieksplorasi lagi ke depannya.
Menurut Pak Dias, analisa kelas di dalam buku ini
(tentang masyarakat kecil) amatlah kuat. Melalui buku ini, pembaca bisa
memahami tentang Makassar dari fragmen-fragmen yang tersaji di dalamnya.
Tanggapan Pak Agussalim – dosen Jurusan HI, FISIP
UNHAS terhadap buku ini membuat rasa syukur saya berkembang lebih besar karena menjadi
bagian di dalamnya. Ini poin-poin penilaian Pak Agus tentang Jurnalisme Plat
Kuning:
- Buku yang sangat informatif.
- Buku populer yang bagus karena kebanyakan menggunakan metode wawancara yang mendalam. Ada pula yang menggunakan metode “partisipasi” dalam penulisannya (misalnya pada tulisan tentang warung kopi). Buku ini bisa disebut sebagai buku “semi scientific”.
- Buku yang bagus untuk dijadikan souvenir.
- Ada 3 hal yang dieksplorasi di dalam buku ini: manusia Makassar, ritual dan tradisi, dan situs (titik-titik yang jadi kenangan) di Makassar.
- Secara tidak sadar, para penulis telah menyentuh urban politics – tindakan keseharian yang tidak disadari tetapi merupakan politik. Ada alokasi sumber daya secara tidak sadar dan kritik dari powerless kepada powerfull.
- Buku ini mengkritisi struktur sosial, modernisasi, dan liberalisasi ekonomi di Makassar.
- Juga memuat kritik kepada regulator – kepada pemerintah yang tidak berpihak kepada masyarakat luas.
- Buku yang mudah dicerna ini, highly recommended!
Sayangnya buku ini tak bisa didapatkan di
toko-toko buku. Karena merupakan proyek sosial untuk pendidikan, buku
Jurnalisme akan didistribusikan ke SMA/SMK di Makassar. Tetapi bagi masyarakat
umum yang berminat, masih bisa koq memperolehnya. Datang saja ke Kampung Buku
di Jalan Abdullah Daeng Sirua 192 E Makassar, telepon 0411433775, Anda bisa
menebusnya dengan donasi sebesar Rp. 50.000. Sebuah harga yang murah untuk buku
berisi 71 tulisan nan sarat makna ini. Berminat?
Makassar, 6 November 2014
Sedikit
tentang deskripsi buku:
- Judul: Jurnalisme Plat Kuning | Makassar Nol Kilometer (DotCom)
- Penyunting: Anwar Jimpe Rahman
- Penyelia naskah: Ahmad M. A., Ibrahim, Ipul Daeng Gassing
- Penulis: 43 orang, di antaranya: Anwar Jimpe Rahman, Ahmad M.A., Ipul Daeng Gassing, Ruslailang Noertika, Nurhady Sirimorok, Chadijah L, Sri Haryani Buna, Sartika Nasmar, Anna Asriani Muhlis, Jumardan Muhammad, Mugniar Marakarma.
- Ketebalan: 404 + x halaman
Share :
Selamaaaat Mbak Niar, kereeeeen... Barakallah... bukunya bermanfaat banget :)
ReplyDeleteunik ya bukunya mak , kearifan lokal memang harus di appreciate, sukses mak :)
ReplyDeleteSelamat ya mbak atas launchingnya buku "Jurnalisme Plat Kuning" semoga jadi tambah semangat untuk terus berkarya dan berkreasi...
ReplyDeleteSalut saya mbak, ciyuuusss deh :)
Selamat ya Mak, aku sukaaa resensinya, kudu nabung dulu nih karena ongkirnya lumayan ya. Salam buat Makassar, kepengen kesana plus tanah Sulawesi lainnya.
ReplyDeleteooo plat kuning itu maksudnya untuk umum yaaa? cerdas^^
ReplyDeleteselamat yaaa mbaaak... :)
ooo plat kuning itu maksudnya untuk umum yaaa? cerdas^^
ReplyDeleteselamat yaaa mbaaak... :)