Judul:
Story oh the World: Aesop’s Fables
Ditulis
kembali oleh: Keisuke Nishimoto (pada tahun 1987)
Diterjemahkan
oleh: Wiwi Martalogawa
Dari
buku aslinya yang diterbitkan oleh Poplar Publishing, Japan (1987)
Yang
berjudul: Kodomo Sekai Meisaku Dowa Aesopi Fabrlae
Diterbitkan
dalam Bahasa Indonesia oleh: PT. Elex
Media Komputindo
Tahun
terbit: 2001
ISBN:
979-20-2903-6
Ketebalan:
104 + 6 halaman
Ukuran:
18 cm x 11,5 cm
Cerita
tentang Anjing yang Menggigit Daging ini masih membekas di ingatan saya. Saya
membacanya pertama kali waktu duduk di sekolah dasar, pada sebuah buku cerita
bergambar yang memuat kumpulan fabel. Begini ceritanya:
Seekor anjing yang sedang menggigit daging lewat di pinggir sungai. Pada saat itu, bayangannya terpantul di permukaan air. Anjing yang tolol ini tidak menyadari kalau itu bayangannya sendiri. “Wah ada anjing lain yang menggigit daging yang lebih besar ketimbang punyaku,” pikirnya. Ia merasa iri. “Baiklah! Akan kuambil daging itu!”
Ia memelototi bayangan anjing yang terpantul di sungai, lalu menggeram-geram. Anjing yang ada di sungai tidak mau kalah. Matanya lebih melotot. “Huh menyebalkan sekali!” Anjing itu lalu menggonggong. Guk! Guk! Guk! Byuur! Begitu menggonggong, daging pun jatuh ke sungai dan dengan cepat terbawa aliran air. Anjing itu sangat kecewa melihatnya. “Sayang sekali. Aku jadi kehilangan dua kerat daging.” Ia menganggap daging yang digigit oleh anjing di permukaan sungai juga miliknya. Padahal kenyataannya daging itu hanya sekerat.
Cerita
tentang anjing yang serakah itu saya baca kembali di buku Story oh the World:
Aesop’s Fables, pada halaman 23. Rupanya cerita ini menjadi bagian dari
kejeniusan Aesop – seseorang yang hidup pada abad ke-6 SM (ya, sebelum masehi,
Anda tidak salah baca. Cerita ini usianya sudah tua sekali). Sejak dulu
orang-orang menyampaikan cerita-cerita dongeng Aesop dari mulut ke mulut dan
hingga kini tetap dinikmati di seluruh penjuru dunia.
Buku
ini berisi 31 dongeng. Tidak seluruhnya berisi fabel (dongeng dengan tokoh binatang).
Ada juga yang tokohnya angin dan matahari (dalam cerita Angin Utara dan
Matahari, halaman 83) yang menceritakan tentang angin utara yang sok menasihati
matahari karena merasa dirinya “lebih”. Angin utara kemudian dikalahkan oleh
matahari dalam pertandingan membuat seorang laki-laki membuka bajunya.
Ada
pula kisah Astronom yang Terjatuh ke Sumur Tua (halaman 98). Tokoh-tokoh dalam
cerita ini adalah dua orang manusia. Berisi sindiran untuk orang yang sepintas
lalu terlihat hebat karena mengetahui hal-hal yang luar biasa tetapi ternyata
tidak mengetahui hal biasa. Astronom tersebut terjatuh ke dalam sungai karena
terlalu sibuk mengamati langit. Petani yang menolongnya berkata, “Profesor,
Anda tahu segala sesuatu tentang laingit tetapi Anda tak melihat sedikit pun
apa yang ada di bumi. Kalau soal sumur tua itu, anak kecil pun tahu, lho!”
Dongeng
Aesop abadi karena mudah dimengerti. Ceritanya pendek-pendek dan bisa dinikmati
orang dewasa hingga anak-anak. Menurut buku Kehidupan Aesop (1668) yang ditulis
oleh L. Fontaine – penyair Perancis, wajah Aesop sangat jelek sejak lahir. Ia
dipekerjakan di pertanian sebagai budak tetapi ia memiliki akal yang sangat
hebat. Dengan keunggulan otaknya, ia dapat mengalahkan lawan-lawannya. Namun
akhirnya ia dihukum mati oleh orang-orang yang merasa marah dengan
sindiran-sindirannya. Sampai sekarang Aesop dicintai sebagai pahlawan rakyat
jelata (halaman 103).
Di
setiap akhir cerita pada buku yang tadinya berbahasa Jepang ini dituliskan
pesan moral yang hendak disampaikan. Misalnya pada cerita tentang anjing dan
daging di atas, ada catatan ini: Orang
yang serakah sebaiknya membaca cerita ini. Mereka suka melihat sesuatu yang
lebih bagus ketimbang miliknya sendiri, dan ingin segera memilikinya (halaman
25).
Ada
pendapat yang mengatakan sebaiknya tidak memberi catatan seperti itu di akhir
cerita, biarkan anak yang memutuskan sendiri pesan moral apa yang disampaikan
cerita. Tapi saya sendiri – sejak kanak-kanak, lebih suka dengan cerita yang
menuliskan pesan moral yang dimaksud karena tidak selalu saya bisa menangkap
pesan yang disampaikan sebuah cerita. Kalau ada pesan moralnya tertulis, saya
kemudian membalik lembaran cerita dan memperhatikan kembali isi cerita seraya
mengangguk-ngangguk. Bila tidak ada penjelasan dan saya tak mendapatkan pesan
moralnya pula maka cerita itu hanya tinggal sebagai cerita tanpa makna dalam
benak kanak-kanak saya, lalu pergi begitu saja tanpa kesan sama sekali. Menurut
saya, lebih baik mendapatkan manfaat dengan membaca pesan moral – meski itu
terkesan mendikte. Tetapi manfaat itu lebih baik saya peroleh daripada tidak
sama sekali. Sekali lagi, itu menurut saya. Siapa pun bebas berpendapat.
Makassar, 4 Januari 2015
Tulisan
ini diikutkan Indiva Readers Challenge
Share :
Jadi ada makna dan bisadijadikan pengingat ya mbak di setiap cerita
ReplyDeleteBetul kali sis :D
DeleteYg saya suka dari bacaan anak2 yaitu ada pesan moral di setiap cerita.
ReplyDeletesaya suka sekali sama dongeng rakyat..
ReplyDeletetp belum pernah baca tentang ini..hehe
wah, dongeng rakyat..jadi keinget dulu waktu kecil..ibu selalu menceritakan dongeng sebelum tidur.. :D
ReplyDeleteobat sakit gigi untuk ibu hamil | manfaat kacang hijau bagi ibu hamil