KEB: Saling Berbagi dan Menginspirasi untuk Menjadi Lebih Baik

Menurut saya, untuk merasakan asyiknya menulis bagi mereka-mereka yang bukan penyuka menulis sejak kecil atau yang merasa menulis bukan bakat tapi ingin mencoba menulis (macam saya ini), ngeblog adalah cara yang terbaik. Karena ngeblog bisa dikerjakan dengan santai. Tidak usah pusing dulu dengan masalah EYD ataupun tata bahasa. Yang penting menulis saja, sembari berbagi dan terus belajar.

Menariknya pula, sembari ngeblog saya bisa belajar berbagai hal ketika blog walking ke blog milik kawan-kawan blogger lain. Sebagai manusia yang tak pernah sepi dari ujian, saya berharap bisa selalu belajar, dari mana saja. Dan ternyata, blog kawan-kawan blogger bisa menjadi tempat belajar dan mengembangkan wawasan. Mulai dari sekadar mengetahui hal-hal baru, seperti daerah-daerah tempat tinggal kawan-kawan blogger (dari seluruh pelosok Indonesia hingga ke seluruh dunia) hingga saya mengalami pergeseran sudut pandang dalam memandang sesuatu.

Pergeseran sudut pandang, bukan hal yang bisa terjadi begitu saja. Orang-orang seusia saya ini biasanya sudah begitu keras kepala dalam berpendapat karena karakter yang dimiliki sudah tertanam sedemikian kuatnya. Tapi rupanya saya bisa mengalaminya. Saya mengalami pergeseran sudut pandang ke arah yang lebih baik mengenai beberapa hal. Nyatalah kemudian bagi saya bahwa saya membutuhkan pengembangan diri dan ngeblog bisa memenuhi kebutuhan saya akan hal itu.

Sebagai perempuan, yang paling saya butuhkan tentu saja terkait dengan pengembangan wawasan saya sebagai seorang ibu yang tengah membesarkan 3 orang anak. Makanya saya bergabung dengan KEB – Kumpulan Emak-Emak Blogger. Sebagian orang akan tertawa bila mengetahui kepanjangan KEB. Itu karena mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalamnya.

Bersama para anggota KEB, saya makin memahami dunia perempuan sebagi ibu, sebagai istri, dan sebagai anggota masyarakat selama hampir 3 tahun ini. Membaca berbagai tulisan yang khas dan tidak menggurui membuat saya bisa membayangkan berada di posisi para blogger yang menuliskannya. Saya jadi mengerti dan memahami berbagai macam keadaan, kejadian, dan pilihan yang diambil.

Salah satunya adalah dalam memandang perbedaan antara ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah dengan yang tidak dan dalam memandang perbedaan dengan mereka yang pro ASI dan yang kesulitan memberikan ASI kepada buah hatinya.

Memahami semua perbedaan itu mengantarkan saya kepada sebuah kesimpulan yaitu bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk bergontok-gontokan. Siapa pun dia, apapun pilihannya, berhak menjalani hidupnya dengan bahagia. Siapa pun dia, apapun pilihannya, harus mengembangkan sikap toleransi dan menghargai sesama.

Karena para ibu adalah pendidik generasi penerus. Bagaimana sikapnya sekarang, akan diwariskannya kepada anak-anaknya. Kalau para ibu sekarang saling nyinyir dan merasa bagus sendiri, bayangkan anak-anak seperti apa yang akan mereka hasilkan? Bayangkan kemungkinan banyaknya keretakan yang akan terjadi di dalam bangsa ini. Dan tahukan anda kalau keretakan-keretakan karena perbedaan pendapat bisa berakibat pada lemahnya ketahanan bangsa kelak?

Saya kira, kebanyakan dari anggota KEB punya pembelajarannya sendiri-sendiri dan mereka mengambil hikmah dari tulisan-tulisan yang dibaca. Hal ini bisa memperbaiki kualitas diri karena meningkatkan kebijaksanaan dalam berkehidupan.

Semoga di antara sesama anggota KEB makin merasakan saling membutuhkan satu sama lain, melalui tulisan-tulisan yang dihasilkan. KEB, semoga kita bisa terus saling berbagi dan saling menginspirasi agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi.

Makassar, 14 Januari 2015

Psst, kalau saya sih berharapnya ada diskusi-diskusi seputar ngeblog di wall KEB, di mana mereka yang sudah mahir (misalnya teknis blog) juga memberikan pencerahan. Bukan dalam bentuk kursus online, dalam bentuk diskusi yang siapa saja bisa “nonton”, meski tidak ikutan tetap bisa jadi silent reader (soalnya kalau kursus kan terbatas orang yang bisa ikutan)

Share :