Rumah
kami terletak di tikungan dalam sebuah gang, di area yang bisa disebut perkampungan.
Penduduknya majemuk dan banyak yang merupakan pendatang. Warga terbanyak adalah suku Makassar dari berbagai daerah. Ada yang berasal dari Kabupaten Gowa,
Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, dan Kota Makassar.
Seperti
kebanyakan warga kampung di seluruh Indonesia yang terbiasa berujar seadanya
dengan dibumbui kata-kata makian, sebagian warga di sekitar rumah kami pun
demikian. Walau dari dalam kamar pun, saya sering mendengar kata-kata makian
itu keluar dari mulut beberapa orang. Bukan karena mereka sedang bertengkar. Walau sedang bercanda kata-kata makian keluar juga dari mulut mereka.
Kamar
saya terletak di bagian depan rumah jadi suara-suara yang berasal dari warga yang sedang
beraktivitas di tikungan terdengar dari dalam kamar. Tadi malam saya terkesiap
sebanyak 3 kali mendengar "pesan" dari suara-suara warga sekitar.
Sumber: velodyne.com |
Pertama
kali, sewaktu mendengar Pak Haryadi – guru mengaji di TPA yang akrab disapa “Puang”
bercakap-cakap dengan seorang anak lelaki. Dari suaranya kedengaran kalau anak
lelaki itu memasuki usia remaja.
“Berapa
lama ko dipenjara?”
“Tiga
setengah bulan, Puang.”
“Ndak kapok, ko? Masih moko kah?”
“Iye ... masih mau ka’ iya, Puang!”
JLEB!!! Masih mau masuk penjara?
Memangnya hotel, apa???
Tak
berapa lama kemudian, saya terkesiap untuk yang kedua kalinya. Saat itu
terdengar suara seorang anak lelaki yang dari warna suaranya, kedengarannya ia lebih muda
daripada anak lelaki yang baru keluar dari penjara itu. Saya menduga anak
lelaki ini berusia kira-kira 10 tahun.
Anak
lelaki itu menyebut nama seorang anak perempuan lalu berkata, “Ditanya ko Didi kalo mo ko balikankah? Kalo
moko, Dia mau balikan sama Kau.”
JLEB!!! Anak-anak pacar-pacaran???
Dan mereka terang-terangan berbincang seperti itu???
Lalu,
pada pukul 10 malam, saya terkesiap untuk yang ketiga kalinya, mendengar suara
anak-anak. Kali ini, dari warna suaranya, jelas sekali kalau usia mereka baru
berkisar 6 – 8 tahun. Kira-kira ada 3 orang atau lebih, tertawa-tawa di
sekitar masjid. Ribut sekali.
Entah
mengapa orang tua mereka tak menyuruh mereka pulang hingga Haji Salma (di sini,
perempuan yang sudah menunaikan ibadah haji disapa “haji” bukannya “hajah”)
yang dianggap sebagai pemilik masjid mengusir mereka, “Pulang moko, sudah malam mi! Besok pi lagi!”
Serombongan
anak-anak itu terus saja cekikikan dan cekakakan. Entah apa yang mereka anggap
lucu. Mereka kemudian menyanyikan lagu yang tak jelas iramanya. Penggalan
syairnya yang tertangkap oleh saya adalah, “Malam Minggu, ayo kita ke pantai
... ha ha ha.”
Suara
mereka terdengar melalui rumah kami, lalu bergerak menjauh ke arah utara. Masih
bernyanyi-nyanyi diselingi tawa riang.
JLEB!!! Anak-anak itu kan seharusnya
sudah tidur jam segini???
Prihatin.
Saya menarik nafas. Suara-suara yang bikin terkesiap seperti ini tak setiap
hari terdengar. Hari ini saya beruntung menjadi saksi telinga. Ini menjadi sebuah
peringatan besar bagi saya untuk benar-benar memperhatikan pengasuhan terhadap ketiga
buah hati saya. Ancaman yang ada di dekat kami besar sekali.
Semoga
Allah menjauhkan kami dari hal-hal yang tidak baik.
Makassar, 26 Januari 2015
Share :
Dunia makin terbuka tapi makin banyak masalah, membuat kita terkaget-kaget ya mak.
ReplyDeletesama kayak di tempat temanku tinggal mbak,anak2 usia 3-10 tahun jam 10 masih main di jalan gang,aku sempat kaget juga. orangtuanya biasa,malah kata temanku jam 11an biasanya kadang masih rame. wakz...kaget juga saya,kok bisa ya... :(
ReplyDeleteWaduh...saya di rumah juga jam 8 an udah nyuruh anak tidur mak, biar ga kesiangan sekolah...
ReplyDeletesedih dan ngeri ya, Mak
ReplyDeleteserupa dengan lingkungan saya bu mugniar...percakapan yang terdengar dari tiga tingkatan usia yg berbeda juga sering saya dengar di dekat rumahku....
ReplyDeletepergaulan kota besar, sinetron yang tidak mendidik...menjadi salah satu pemicu keresahan hati akan sikap mereka....saya setuju..kita harus hati-hati dan selalu mengawasi anak-anak kita..agar mereka tdk ikut terkontaminasi hal-hal yang seperti itu...
keep happy blogging always...salam :-)
Waduh saya gak brani mengomentari cuma mengajak kita sebagai orang tua ayo didik putra-putri kita dijalan kebenaran...
ReplyDeletemenjadi ortu skrg, memang sepertinya lebih berat ya mak.... tantangannya semakin banyak dan berat
ReplyDeleteAnak anak saya juga sudah di didik sejak awal untuk bobo awal. Mungkin sebelum jam 20.00 WIB sudah mulai ke tempat tidur
ReplyDeleteSemoga anak anak kita selalu dilindungi dari hal hal yang tidak baik ya Mak Niar, aamiin...
ReplyDelete#always be aware
Pola waktu dan perkembangan anak semakin berubah, bisa jadi yang dulu dianggap tidak sesuai norma sekarang justru dianggap biasa. Pergeseran seperti ini bukan berarti negatif, karena perkembangan dan perubahan tidak selalu negatif. Bukan berarti keadaan seperti ini biasa di jaman sekarang, tapi jaman saya dan jaman anak-anak sekarang, juga anak-anak nanti pasti akan berbeda.
ReplyDeleteSedikit celoteh, mbak niar..
selamat siang,
salam hangat dari Bandung :)
ooh merinding baca postingan ini mak. PR kita masih banyak....
ReplyDeleteDuh :(
ReplyDeleteMelihat pergaulan anak jaman sekarang, tak lepas berdoa semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT
malam segitu, anak-anak masih di luar, yang pertama ditanya orangtuanya gak nyuruh balik?
ReplyDeleteKalau di tempat saya tidak segitunya mbak, orang orang dewasa kalau tidak hari minggu jam 9 malam mah sudah pada siap siap tidur karena besoknya harus berangkat kerja pagi pagi. Kemudian anak anak juga begitu, mereka seharian terlalu lelah untuk sekolah dan lessehingga jam 9 juga sudah pada tidur
ReplyDeleteMeski malam minggu sekalipun biasanya kami sudah menyuruh anak2 untuk segera tidur. Ada jg bbrp anak tetangga jam 10an malam msh berkeluyuran, pdhl usia mereka 3-5 thn. Ck..ck..ck...tdk hbs pikir sy kemana org tuanya, tdkkah ada aturan di dlm rmhnya ? Prihatin melihatnya. Btw salam kenal ya Mak Mugniar :)
ReplyDeleteMengerikan ya Mak....
ReplyDeleteSemoga Allah SWT melindungi anak-anak kita
dan seluruh penerus negeri ini...Amiiin
Semakin moderen, tantangan semakin kuat & kencamg juga ya mak
ReplyDeleteAstaghfirullah.. sekarang semakin mengkhawatirkan ya mba. mungkin bener itu semua karna sinetron dan pola asuh tentunya. miris dan was2 kadang berseliweran berita di medsos anak sd sudah pacaran dan pacarannya kesannya cinta mati gt. hadeehhh ngerii.... semoga kita semua selalu dalam lindunga Allah.. aamiin YRA..
ReplyDelete