Begitu
mendengar saya menyebut nama “Kak Heru”, Athifah langsung antusias. Waktu itu saya
mengatakan kepadanya bahwa di acara Peresmian Rumah Belajar Samsung yang akan
saya hadiri di Maros itu ada Kak Heru juga di Makassar Athifah dan Afyad sudah
pernah beberapa kali bertemu dengan Kak Heru – pendongeng top itu. Sudah pernah
pula diizinkan oleh Kak Heru mengusap-usap Bona – boneka yang setia menemani
Kak Heru mendongeng.
Kalau
melihat si Bona, bawaan Afyad ingin sering-sering memasukkan tangannya ke mulut
boneka seukuran anak usia setahun itu. Setiap Kak Heru lengah, dia berusaha
mendekati si Bona, mengusap-usapnya, dan memasukkan tangannya ke dalam mulut
Bona.
Saya
pernah mengatakan begini kepada Athifah, “Panggil Kak Heru dengan ‘Om’ dong.
Kak Heru itu kan temannya Mama.”
“Tidak
mau! Saya mau panggil Kak Heru!” tegasnya.
Ahai, lelaki ini sungguh seberuntung Kak Seto Mulyadi. Kak Seto itu
sejak saya duduk di Taman Kanak-Kanak 35 tahun yang lalu, sampai sekarang,
masih awet disapa “Kak”. Bikin ngiri
saja hehehe.
Waktu
Athifah tahu, acara Peresmian Rumah Belajar Samsung juga akan dihadiri oleh Kak
Heru, dia menyatakan keinginannya untuk ikut mengantar saya ke tempat kami –
saya dan teman-teman blogger dan para jurnalis Makassar ngumpul, “Saya ikut
antar Mama nah?”
“Lho,
Kamu kan sekolah!” tukas Saya.
“Kalau
begitu, Saya ikut jemput Mama!”
“Tanya
Papa, deh!”
Setelah
itu, berkali-kali dia meminta hal yang sama, agar bisa ikut menjemput saya
kepada saya dan papanya.
Maka
saat di perjalanan pulang dari Maros, di atas bis yang saya tumpangi bersama
teman-teman blogger dan para jurnalis Makassar, saya menelepon suami dan
memintanya untuk mengajak anak-anak karena cuaca cerah. Beruntung sekali kami
hari itu, cuaca cerah semenjak berangkat hingga pulang padahal
kemarin-kemarinnya hujan senantiasa mengguyur Makassar dan sekitarnya.
Namun
tak dinyana, begitu mendekati pusat kota, langit tiba-tiba mendung. Awan kelabu
tua bergelantungan rendah di langit. Saya dan suami saling telepon beberapa
kali. Terpaksa harus menyampaikan kata-kata pembatalan kepada anak-anak yang
sudah telanjur bersiap-siap hendak berangkat. Dan itu sama sekali tak mudah.
Afyad
merajuk. Athifah marah.
“Sogok
Pa, pakai ‘sesuatu’,” saya meminta suami untuk membujuk Athifah. “Sesuatu” di
sini maksudnya, camilan yang dibeli di warung sebelah. Tawarannya adalah, “Boleh
membeli sesuatu tapi tidak usah menjemput Mama.” Apa daya, cara ini terpaksa
ditempuh.
“Oke,”
ucap suami saya di seberang sana.
Tak
berapa lama kemudian, ponsel saya berdering lagi. “Athifah tidak mau. Dia
memaksa mau ikut,” lapor suami saya.
“Coba
kasih bicara dengan Saya, Pa.”
Lalu
suara suami saya berganti dengan suara nona mungil yang terisak-isak pilu. Saya
membujuknya agar keinginannya untuk pergi mau ditukar dengan sesuatu di warung
sebelah karena hujan rintik-rintik sudah mulai mengguyur kota Makassar dan
langit terlihat begitu gelap.
“Tidak
mau. Saya mau ikut!”
Waduh.
Alot
sekali.
Dan
akhirnya suami saya pergi menjemput saya meninggalkan Athifah yang masih
ngambek. Afyad justru sudah melunak.
Afyad
menyambut kedatangan saya. Athifah tidak. Dia masih ngambek dan bersembunyi di belakang sofa. Dia sama sekali tak menyahut
ketika dipanggil.
Tapi
Athifah anak yang manis. Dia bisa perlahan-lahan melunak sendiri dan mau
bertegur sapa kembali. Saat senyumnya sudah mulai terkembang di bibir
mungilnya, saya mengizinkannya mengirim SMS kepada Kak Heru. Sebelumnya saya
sudah mengirim SMS kepada Kak Heru, menceritakan tentang peristiwa ngambeknya Athifah.
Kak
Heru membalas dengan baik SMS-SMS dari Athifah dan mengatakan “Insya Allah
nanti Kak Heru mendongeng di sekolahmu” kepada Athifah. Athifah senang sekali.
Astaghfirullah,
saya baru ingat satu hal: saya belum mengirim SMS untuk meminta program
mendongeng terbarunya Kak Heru yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa bisa didatangkan
ke sekolah Athifah. Programnya bernama “Sedekah Dongeng Siaga Bencana”.
Informasinya bisa dilihat di gambar yang saya pasang di tulisan ini.
Saya
kemudian menanyakan kepada Athifah, alasan ia ngambek tadi, “Ngambek-nya
karena tidak bisa ikut jemput Mama ya?”
“Iya.”
“Karena
tidak bisa ketemu Kak Heru, ya?”
“Iya.
Saya suka sekali sama dongengnya Kak Heru.”
Oalaaah Athifah ... Athifah.
Oya, bagi
yang ingin sekolah anaknya atau sekolah ponakannya didatangi Kak Heru untuk
mendongeng di sana, silakan yaa simak caranya pada gambar di atas. Saya mau kirim
SMS duluuuuu.
Makassar, 3 Februari 2015
Catatan:
Blognya Kak Heru: www.rumahdongeng.org
Share :
Membaca dan mendengar sebuah kisah dongeng anak, mengajak kita akan sebuah negeri dan kisah di mana banyak sebuah pesan dan pembelajaran. Tentu hal ini dapat menyelami dunia imajinasi si anak. Dan yang menjadi pertanyaan kenapa setiap pelakunya di panggil dengan sebutan Kaka ? mungkin pada jiwa si anak lebih senang mendapat bimbingan dan cerita sambil bermain dengan seorang kaka kali ya Mba ? atau ada pendapat lain ?... he,, he,, he,,,
ReplyDeleteKayaknya supaya lebih dekat dengan audiensnya, ya Mas Indra? :D
DeleteAsyik ya jadi pendongeng, awet muda :))
Hehehe...lucunya Athifah :)
ReplyDeleteMakasih Mak :)
DeleteKerasnya keinginan Athifah kelihatannya nurun dari ortunya nih, kalau tdk papa ya mama, he.........salam bwt Athifah kecil.
ReplyDeleteHihihi jadi malu. Kayaknya, dari dua-duanya, Mak. Juga dari kakek dan neneknya dari dua belah pihak :)
DeleteJadinya sering seperti ini, kebingungan menghadapi kekerasannya :)
Ketika anak sudah tau apa yg baik untuk dirinya, apa yg dia inginkan itu baik juga untuk dirinya, dia bisa ya sampai bikin ortunya bingung. Hehe..
ReplyDeleteSalam buat Athifa, mak ;)
Seperti slogan "Kutahu yang kumau" ya Mak :)
DeleteWaduh kalo saya kox jarang yang manggil om yah? Biasanya dipanggil pak lik (Bapak Cilik) hehe
ReplyDeletesedekah tidak selalu dengan uang ya Mak, dengan ketrampilan mendongeng pun bisa :)
ReplyDeleteWahhh Athifah ngambek.. puk-puk... Ntar kalau ketemu tante Haya manggilnya mbak ya? hehehehe... Anak2 emang suka sekali dengan dongeng dan cerita2 ya mbak.. Semoga kak Heru segera hadir di sekolah Athifah :D
ReplyDeleteAthifah pasti nggak sabar menunggu Kak Heru di sekolahnya :)
ReplyDelete