Nah, salah satu daya tarik menulis di media adalah mendapat honor. Biasanya saya menagih ke media ybs di bulan berikutnya setelah tulisan dimuat. Biasanya sih langsung dikasih. Tinggal memperlihatkan KTP dan tanda tangan maka honor sudah bisa dikantongi.
Bulan Februari lalu, seperti biasa, saya datang ke media tersebut. Oleh resepsionis, saya disuruh menuliskan nama, nomor rekening, tanggal berapa tulisan dimuat, dan nomor telepon.
Oh, peraturan berubah, rupanya. Maka saya menuliskan semua yang diminta dan pulang ke rumah.
Sumber: www.chinatownstories.com |
Maka menjelang pertengahan bulan, saya kembali mendatangi kantor media itu. Kali ini hendak menagih honor untuk 2 tulisan. Yang satunya dimuat di bulan Februari.
Yang ada di meja resepsionis adalah seorang petugas satpam. Kata-kata pak satpam sama persis dengan yang dikatakan pegawai resepsionis dulu.
Maka saya menuliskan data tentang 2 tulisan saya, nama, nomor rekening, tanggal berapa tulisan dimuat, dan nomor telepon.
Tunggu punya tunggu, hingga bulan berganti, honor itu tak kunjung masuk. Saya mencoba menanyakannya via e-mail, tak ada balasan. Tak apa, saya datang lagi tanggal 9 April kemarin. Kali ini tagihan saya bertambah, untuk 3 tulisan yang dimuat di bulan Maret (selain yang dimuat di bulan Desember dan Februari).
Rupanya saya masih harus menjalani ujian yang sama. Kata-kata yang sama persis: permintaan untuk menuliskan sejumlah data karena pegawai yang mengurus honor sedang meeting.
Kali ini, saya sudah siap. Data sudah saya tulis dari rumah. Sembari meminta tolong si mbak resepsionis untuk menyampaikan kepada pegawai yang berwenang urusan honor bahwa ini kedatangan saya yang ketiga kalinya.
Mbak resepsionis mengatakan akan menyampaikannya kepada ibu yang mengurus honor penulis.
Hari berganti hari. Sampai hari ini belum ada tambahan di rekening.
Baiklah. Saya masih akan menunggu. Kalau masih harus ke sana lagi, saya akan datang. Rezeki tak akan ke mana. Sebaiknya saya segera mencari bahan tulisan, untuk tambahan tagihan kepada media ybs.
#DinamikaFreelanceWriter
#BelumAdaHonorBukanAlasanUntukBerhentiMengirimTulisan
#HonorMemangMenarikTapiItuBukanYangUtama
#SelfReminder
Makassar, 14 April 2015
Share :
lah kok bisa begitu ya tante? hmm...
ReplyDeletemedia jaman sekarang bgitu ...
ReplyDeletesaya pernah kerja di media jadi fotografer & reporternya, gaji bulanan saja sering molor loh mak..... tapi betul juga #HonorMemangMenarikTapiItuBukanYangUtama
heheh karena kerja di media dngn dasar hobby :D
tulisan pertama saya yang dimuat di sebuah media juga, sudah 2 bulan blm dibayarkan :(
ReplyDeleteWaduh...sungguh terlalu..sampek 2 tulisan gt ya mak niar..
ReplyDeleteSmoga segera cair y honornya ya mak...
Diapain gt ya, gemes liat media yg nggak menghargai penulis..paling nggak kasih kepastian lah ya...
Hhhh..
Semangat mak niar..ditunggu tulisan2 kece berikurnya yak
Smoga sekarang honornya sudah diterima, Mugniar...hebat lo, tiap bulan bisa ada satu tulisan yang dimuat. Salut juga dengan keuletan Mugniar buat terus menulis sekalipun honornya belum diterima...sukses terus ya!
ReplyDeletegreetings standar resepsionis ya..?
ReplyDeletesama kaya kalo kontak customer service. komplen dah 5 kali tetap ditanya hal yang sama seolah laporan yang sebelumnya menguap begitu saja. jaman canggih tapi masih modal nulis tangan yang males nyari nyarinya. repot emang jadi konsumen..
Tulisan dimuat di halaman opini koran nasional full satu halaman sekitar 3 pekan silam,hingga kini blm ada kabar soal honor. Ada saran gak kak?
ReplyDeleteKalau sudah ditanyakan bbrp kali tidak direspon juga ...
Deletesepertinya .. lebih baik diikhlaskan saja, Mas :(