Senang sekali saya saat mengetahui tulisan saya dimuat di
sebuah media. Tapi begitu melihat bagian akhir tulisan, saya kaget setengah
mati. Ada nomor HP saya di situ! Aduh. Itu kan privasi. Saya tak membagi nomor
HP saya kepada semua orang!
Saya mengirim e-mail kepada media tersebut. Alhamdulillah ada
permintaan maaf. Tapi redaksi e-mail balasan itu membuat saya sedikit tertawa
dan miris. Kenapa tertawa? Sebentar akan saya jelaskan. Kenapa miris? Yah, ada
hubungan dengan penjelasan saya sebentar ini ...
Balasan e-mail itu menyebut saya dengan “ADEK”!
Seumur-umur, baru kali ini saya mendapat e-mail dari redaksi
sebuah media yang di dalamnya menyebut saya dengan “adek”.
Senang juga sih. Jarang-jarang kan di usia setua ini ada yang
menyebut “adek”. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya tidak pantas ya
balasan e-mail menggunakan kata sapa itu.
Kebetulan saya kenal dengan pemimpin redaksinya, jadilah
pemimpin redaksinya yang saya kirimi SMS. Saya katakan bahwa saya sudah
mendapatkan pernyataan maaf. Dan bahwa: “ ... bagus juga, di usia kepala 4 ini,
jarang-jarang yang sapa saya dengan sebutan ‘adek’ ...”
Hmm ... jangan-jangan yang membalas
e-mail saya itu tahu tanggal lahir saya ya? Koq yakin benar menyapa saya dengan
sebutan “adek”?
Makassar, 2 April 2015
Share :
kalau sy sih memahaminya, dengan kata sapaan itu menunjakan suatu ke-akrab-an sih Dek.....
ReplyDeleteeh Tante heuheuhe
Hahaha tapi masalahnya saya tak mengenalnya sama sekali
Deletejangan jangan itu yang balas pemimpin redaksi tante.. :D
ReplyDeleteTidak mungkinlah :D
DeleteWah perlu ditraining tuh tim redaksinya dalam memanggil kontributornya hehe
ReplyDeleteMestinya dipanggil "Anda" saja ya, lebih sopan :)
DeleteAdek sih........ :D
ReplyDeleteSeharusnya sih kalau email resmi itu memakai bahasa resmi juga.
Seharusnya pakai bahasa resmi, Pak
Deletenaksir kali..hahahhaah...*ups lupakan... just kidding*
ReplyDeleteWkwkwk ... tak mungkinlaaaah
DeleteSenyum-senyum padahal nih dipanggil adek :p
ReplyDeletehahahaha... lucu - lucu banget sih :)
ReplyDelete