Serunya
ikut lomba menulis dan mengirim naskah ke media atau penerbit itu adalah bila
menemukan salah satu dari masalah-masalah ini:
- Pengumuman pemenang yang tidak jelas, apakah akan dimumkan atau tidak.
- Hadiah yang dimenangkan tak kunjung dikirim.
- Honor yang yak kunjung ditransfer.
- Tak ada jawaban dari media/penyelenggara/penerbit lomba padahal sudah ditanyakan berkali-kali mengenai pengumuman (pemenang).
Beberapa
orang sampai capek, sebal, muak, dan lain-lain sebagainya. Seperti komentar
seseorang yang sepertinya sama dengan saya, sudah lebih sebulan ini bolak-balik
mengecek pengumuman pemenang di time line penyelenggara ybs (dijanjikan
pengumuman itu akan digelar lebih sebulan yang lalu). Sampai-sampai orang itu
berkata, "Terima kasih sudah membuat saya capek menunggu pengumuman, Min"
disertai emotikon senyum.
Ini tentang hak, bukan tentang siapa butuh siapa Sumber gambar: everydaylife.globalpost.com |
Yaah,
begitulah dukanya dunia ini. Banyak pihak yang tidak sadar kalau sekadar
memberi pengumuman atau pemberitahuan saja sudah membantu memenuhi hak banyak
orang. Entah apa alasannya.
Tapi
makin lama saya belajar untuk tidak memedulikannya. Belajar untuk menganggap
yang seperti itu sudah keniscayaan dalam dunia ini. Termasuk honor menulis di
media lokal yang tak kunjung turun
setelah memenuhi kewajiban menulis nomor rekening dan menunggu
transferan yang tak masuk-masuk juga (padahal sudah dibantu orang dalam, dengan
menanyakannya kepada pihak penyalur honor). Beberapa waktu yang lalu, honor
tiga tulisan saya akhirnya ditransfer setelah dibantu orang dalam, hm ...
mungkin perlu tulisan saya dimuat sebanyak tiga kali dan menunggu selama
berbulan-bulan lagi supaya hak saya cair? Entahlah.
Sepertinya
memang sudah begitu. "Hanya" perlu banyak kesabaran dan tekad (bukan
sekadar semangat) menulis yang kuat untuk tetap berkarya tanpa memikirkan
honor. Kalau tidak suka, tinggalkan saja, kirim ke media nasional yang lebih
fair dalam urusan honor. Atau tetap tagih sampai mereka bosan ditagih.
Sederhana.
Jujur saja, terkadang praktiknya tak sesederhana tulisan “sederhana”. Tapi kalau tak
belajar menyederhanakannya, rasa sebal, capek, dan muak bisa berbalik merugikan
diri sendiri. Nah, pilih mana?
Makassar, 3 Juni 2015
Share :
Pengalamanku honor yg ditransfer kurang beberapa ratus ribu. Udah gitu ditagih lama banget, mbulet orangny.
ReplyDeletebicara ttg lomba, ko web pengumuman salah satu lomba yg saya ikuti pas diklik katanya halaman yg dicari ga ada. mudah2an sih cuma eror webnya aja :)
ReplyDeleteSaya ada 1 hadiah menang GA yang diadakan seorang blogger (yg sering memenangkan lomba besar) belum dikirimkan sampai sekarang loh Mba, padahal udah 4 bulanan XD keki sendiri, males nagihnya.. hehehe..
ReplyDeleteSemangat terus mba ^_^
ReplyDeletesabar saja ya mas, kalo mencari penerbit memang harus lebih selektif dan lebih ter arah gimana pemenangnya, aturan main dan segala macem nya
ReplyDeleterasanya itu lhooo... huuuft bangetss
ReplyDeletePertanyaannya, kemana harus mengadu? Tahun 2015 ini sudah 2 lomba yang penyelenggaranya tipu2. Satu gak ada pemenang, 100% peserta gak memenuhi syarat. Satu lagi juga gitu, pemenang utama dirahasiakan, semua hanya pemenang hiburan :p
ReplyDelete