“Ma, saya mau les, nah sama Mama,” pinta Athifah suatu
ketika.
“Les,sama Mama?” Mama mengerutkan keningnya, isyarat untuk meminta penjelasan kepada
putri mungilnya.
Rupanya
yang dimaksud “les sama Mama” di sini adalah, “belajar sama Mama” – Mama yang
mengajari.
“Ooh,
boleh ... boleh,” ujar Mama. Sedikit geli rasanya, tapi sudahlah. Tentang
istilah tak usah dipermasalahkan. Yang penting gratis, bukannya minta les kepada
orang lain. Selama Mama bisa kasih les gratis, kenapa tidak.
Sejak
itu, Athifah terbiasa memakai istilah “les”. Kadang-kadang dia maunya sama Mama,
kadang-kadang sama Papa. Kalau khusus Bahasa Daerah, lesnya sama Papa karena
Mama sudah lupa aksara Lontarak. Untungnya Papa masih ingat. Kendalanya
hanyalah, pelajBaran Bahasa Daerah anak-anak sekolah dasar di Makassar
menggunakan bahasa Makassar karena penduduk asli kota ini adalah suku Makassar.
Sementara Papa berasal dari suku Bugis. Bahasa Bugis berbeda dengan bahasa Makassar tapi prinsip penggunaan aksara
Lontaraknya sama saja, hanya ada sedikit perbedaan pada huruf vokal “e pepet”
dan “e taling”.
Sesekali
Rasika datang ke rumah, untuk ikut les. Lucunya, Athifah baru mengatakannya
sesampainya di rumah. “Ma, Rasika mau datang les sebentar siang,” lapornya pada
Mama. Maksudnya, Rasika mau datang belajar dan Mama atau Papa bertindak sebagai
gurunya. Pernah kejadian, tiba-tiba saja Rasika datang hanya beberapa saat
setelah Athifah melaporkan keinginannya untuk les, hehehe. Satu kali Mama
protes, “Kalau mau les, tanya dulu dong kapan waktunya Mama atau Papa. Bukannya
kalian janjian dan tiba-tiba mengatakan mau les!”
Untungnya
ada HP. Kalau Mama atau Papa tidak bisa, tinggal telepon ke mamanya Rasika dan
Rasika akan bertanya, “Kalau besok, bisa?” Saat ini Athifah sudah lebih
mengerti. Sesampainya di rumah, dia langsung mengatakan keinginan untuk les
bila sudah janjian dengan Rasika. Jadi Rasika bisa langsung ditelepon kalau
situasi dan kondisi di rumah tidak memungkinkan.
Makassar, 20 Agustus 2015
Share :
kadang bahasa daerah itu membingungkan ya mbak hehehe..apalagi buat pendatang yang baru belajar hehehe
ReplyDeleteHuhu iya Mbak ... kalo saya .. angkat tangan deh :D
Deletesenang anak-anak punya keinginan belajar sendiri, nggak usah disuruh, tapi malah minta diajari ...., semangat, biar makin pintar Atifah
ReplyDeleteKadang2 pengaruh teman juga, Kak. Liat temannya gimana, dia mau juga. Untungnya ini yang baik2, temannya "les" sama mamanya. Kalo kepengennya beli ini - itu, waaah, itu yang masih harus dipertimbangkan masak2 lagi :D
Deletehehehe.. les alias belajar sama mama. kosakata lontarak? wah.. keren :)
ReplyDeleteIya Mbak, ada aksara Lontarak di Sulawesi Selatan :)
DeleteHihihi saya juga mau les sama mamanya Athifa deh ^^
ReplyDeleteAyo Tante Dwi, ke sini .... belajar IPS wkwkwk
Deleteenak ya kalo bisa les sama mamanya...berarti mamahnya sabar ya..salam kenal mak
ReplyDeleteWaaah mamanya sering tidak sabaran, koq :D
DeleteSalam kenal juga Mbak :)
Jadi, athifah les pelajaran apa mak?
ReplyDeleteWah emaknya mah Pinter, pasti lancar jawab pertanyaan selama les ^_^
Huhuhu ... sayangnya tidak selalu bisa Mak Ratu :))
Deletemau ikutan juga dong les nya :)
ReplyDeleteAyo kita les kk athifah, les blogging :D
ReplyDeleteAih, kangennyami sama kk athifah yang pintar sekali bicara itu ...
Les sama mama itu jauh lebih baik. ^_^
ReplyDeleteGa pengen sekalian homeschool aja Mak? ... Etapi ntar emaknya berkurang jatah ngeblognya ya... 😀
ReplyDeleteLesnya bayar ga bundaaa? hihiii
ReplyDelete