Beberapa
waktu yang lalu, Affiq menceritakan kalau anak SMA di dekat sekolahnya harus
memasang badge berkalimat “Aku Benci
Korupsi” di seragam sekolah mereka. Sekolah Affiq tidak (atau belum?)
memerintahkan siswa-siswinya memakai badge
seperti itu.
Minggu
lalu, Athifah membawa pulang satu badge merah
putih (bendera negara kita dalam ukuran mungil) dan sebuah badge lagi yang bertuliskan
“Aku Benci Narkoba” dan “Aku Benci Korupsi”. Badge yang ada tulisannya itu dibuat bersusun dua.
Namun
nona mungil ini tak menyimak, tepatnya di bagian mana pada rompinya, kedua badge itu harus dijahitkan. Ia hanya tahu
bahwa badge-badge tersebut harus
dijahitkan pada rompi merah yang dikenakan setiap hari Senin – Selasa.
Kebiasaan buruk yang belum berubah.
Beberapa
waktu yang lalu, saat mendapatkan tiket bazaar untuk Hari Siaga (sebuah
peringatan Pramuka untuk 48 sekolah dasar sekota Makassar), dia begitu juga.
Hanya membawa informasi sepotong-sepotong. Kesannya ya, pak guru menyuruh
mereka datang – harus datang. Tentu saja Mama menolak. Sepotong kertas
bertuliskan menu-menu makanan dan minuman ringan itu hanya terlihat sebagai
upaya pencarian dana saja. Lagi pula tempat pelaksanaannya di sekolah dasar
lain, untuk apa anak-anak di sekolah Athifah harus ke sana?
Seperti
itulah, informasi yang dibawa Athifah pulang hanya sepotong. Sudah begitu, Mama
menunda-nunda menjahitkan kedua badge itu.
Alhasil baru menjelang berangkat sekolah di minggu ini, Mama kelimpungan.
Untunganya Papa mau menjahitkan badge sementara
Mama menyiapkan makan siang Athifah (Athifah masuk siang kali ini).
“Di
sebelah mana, sih , dipasang, Pa?” tanya Mama.
“Tidak
tahu. Yang saya lihat, orang tua memasangnya asal saja. Ada yang di sebelah kanan,
ada yang di sebelah kiri,” Papa sam bingungnya dengan Mama.
“Tolong
dulu teleponkan mamanya Rasika, Pa.
Atas
saran Mama, Papa menelepon mama dari teman Athifah. Mamanya Rasika juga tidak
tahu, di sebelah mana badge yang mana
harus dipasang. Dia juga belum menjahitkan badge-badge
Rasika. Handphone-nya malah
diserahkannya ke Rasika.
“Dibagi
dua, bapaknya Athifah. Satu di kiri, satunya di kanan,” Rasika memberi
penjelasan tentang badge yang “mengajarkan
kebencian” kepada narkoba dan korupsi.
“Tidak
bisa dibagi dua, Rasik. Kalau dibagi dua terbongkar, dong tulisannya,” Papa
tersenyum mendapatkan jawaban aneh itu.
Ya iyalah,
kedua kalimat itu sebenarnya merupakan satu kesatuan. Kalau dipotong dua, pasti
jadinya tidak rapi. Tak ada penjelasan. Papa memutuskan memasang lambang merah
putih di atas lambang OSIS SD di sisi kiri dan badge yang satunya di sisi kiri. Papa menjahit badge merah putih dan Mama menjahit badge yang satunya. Kerja sama yang solid hihihi.
Habis
mengantar Athifah sekolah, Papa melapor, “Eh, ada anak yang di rompinya,
tulisan itu terbagi dua. Na bagi dua
betul ki tulisannya.”
Weh, bisa bertahan berapa lama tulisan itu
di rompinya?
Makassar, 9 September 2015
Share :
enak ya papa mama bisa bekerja solid seperti itu :)
ReplyDeleteHahaha alhamdulillah Mbak
DeleteMasih jadi pertanyaan buat saya, apakah pemasangan badge itu memang efektif atau tidak? Mengingat kata-katanya yang "menanamkan kebencian"
ReplyDeleteHmm ... kita lihat beberapa tahun ke depan ...
DeleteSelama sekolah belom pernah pasang badge seperti punya anaknya, Mbak.
ReplyDeleteModel baru nih, kayaknya sih inisiatif pemkot
DeleteEfektif atau tidak, setidaknya telah mengajarkan kebencian pada memang yang tidak sepatutnya.
ReplyDeleteIya sih, kata2nya mestinya positif ya
Deleteaku setuju sama komentar di atasku, umur segini denger kata benci aja rasanya masih gimanaa gitu kayaknya negatif bgt hehe
ReplyDeleteNah, kata2nya harusnya yang positif ya Mbak?
Deletekalau di sekolah saya baru yang bendera merah putih aja
ReplyDeleteOoh dipake juga ya di sana Mas
DeleteDuhhhh masih kecil sudah diajar membenci >.< Harusnya guru, orangtua, dan masyarakat yang memberi contoh menolak narkoba dan korupsi itu. Terutama korupsi, jangan gurunya dikit-dikit demi nilai prakarya misalnya malah suru bawa sapu .-. bukan ngajarin anak bercrafting ria... errr cocokmi ini kubilang ka?!!! Hahaha
ReplyDeleteKata seorang teman, harusnya di baju PNS juga disuruh pakai juga :))
Delete*Cocok mi ces*
sejak kecil sudah diajarkan untuk benci narkoba dan korupsi...great :)
ReplyDelete