Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya (baca disini)
Terbata-bata,
Henry bercerita mengenai perjuangan panjangnya di dunia game android. Mula-mula ia tak bisa membeli laptop. Namun berkat
kerja kerasnya, Henry berhasil membeli laptop second seharga Rp. 800.000 dengan kapasitas RAM 1 GB. Kata
kawan-kawannya di komunitas Android Developer Makassar mengatakan untuk membuat
game yang spesifikasinya lebih
canggih, Henry harus memakai komputer yang kapasitas RAM-nya minimal 4 GB.
Sakitnya tuh di mana-mana
Setelah
bekerja keras plus meminjam duit,
Henry bisa membeli komputer yang sedikit lebih canggih. Namun sayangnya,
kapasitas RAM-nya masih 2 GB. Bukan hanya komputer yang harus diperjuangkannya,
untuk mengadu nasib di Google Play, dia harus membeli akun Developer seharga 25
USD per akunnya. Bukan harga yang murah buat Henry. Apalagi dalam
perjuangannya, kuli panggul ini terpaksa merelakan 5 akunnya di-banned oleh Google. Kalian yang tahu
betapa perihnya terasa jika akun yang sudah dibeli dan dipelihara dengan
susah-payah di-banned pasti setuju deh
dengan istilah “sakitnya tuh di mana-mana” (eh, memangnya ada istilah itu?).
Pastinya
sakitnya bukan cuma “di sini”-lah. Bayangkan, 5 x 25 USD, itu bukan jumlah yang
kecil bagi seorang kuli panggul yang setiap harinya bisa saja hanya mendapatkan
Rp. 20.000 dari kerjanya di pelabuhan. Kemudian proses panjang mengembangkan
akun dengan begadang bermalam-malam, itu bentuk kesakitan yang lain. Jadi,
benar kan sakitnya tuh bukan cuma di sini saja tapi juga di mana-mana (lah,
malah dibahas).
Henry
belajar banyak dari peristiwa itu. Saya terpaku menyimak kata-kata bijaknya, “Dengan
satu arah kegagalan itu, membuat saya tidak masuk ke ‘lobang’ yang sama. Saya
belajar dari kegagalan. Kalau saya
berhenti maka sia-sialah perjuangan saya dari awal.”
Suasana Community Gathering Indosat saat Henry berbicara Foto: by Abby Onety (foto-foto saya tidak bisa diambil dari dalam HP ... hiks) |
Pembelajar yang cerdas dan percaya
kekuatan passion
Saya
juga terpaku demi mendengar apa saja yang dipelajari Henry selama berkecimpung
dalam dunia game android ini: riset market,
grafis, target usia, dan keyword. Fiyuh, sarjana sekali pun belum tentu ngeh dengan istilah-istilah ini, lho!
Lalu
saya makin terpaku ketika berkesempatan melemparkan pertanyaan kepada Henry dan
Indosat. Saya paham sekali proses belajar yang dilakukan Henry ini tak ringan.
Tapi saya yakin, pasti ada sesuatu yang membuat Henry kemudian bisa melalui
tahap demi tahap dalam proses pembelajarannya. Apa itu?
“Passion. Karena saya menemukan passion dalam game. Saya pernah mencoba ngeblog tapi ternyata saya bosan.
Saat menemukan game developer, saya
betah duduk berjam-jam,” Henry menyatakan dunia yang membuatnya mendapatkan
seribuan dollar itu adalah passion-nya.
Henry cerdas, kan? Dia mampu
menjabarkan apa itu “passion”. Wow, sungguh saya dibuatnya terpaku
berkali-kali.
***
Admin BRId bersama blogger dan wartawan Makassar |
Yang
saya ingat, saat saya menanyakan bagaimana pihak Indosat menjawab pesimisme saya
mengenai kartunya yang saya pakai-buang-pakai-buang dan kemudian saya selalu
kembali ke provider yang jaringannya paling luas di Indonesia Timur itu, ada
jawaban yang mengena yang menyatakan bahwa ada banyak hal yang mempengaruhi.
Tarif
interkoneksi misalnya, antara masing-masing provider
kan biasanya mahal tuh, nah diharapkan ke depannya regulasi di negara ini
akan lebih mendukung kenyamanan pelanggan, demikian pula dengan support jaringannya. Yang jelas, pihak
Indosat katanya selalu berkomitmen untuk berinvestasi dan berusaha membantu
pelanggan.
Makassar, 12 September 2015
Share :
keren memang ini henry, saya pernah bacakisahnya di media online bbrp waktu lalu
ReplyDeleteUntungnya saya menyaksikan orangnya sendiri, Qiah. Kalo tidak barangkali masih kudet ka', soalnya jarang baca2 Beranda FB :D
DeleteHebat ya Henry, berjuang seperti itu butuh otak yg cerdas juga loh ,mbak
ReplyDeleteOh ya, aku menanti indosat memberi manfaat lebih bagi pelanggannya nih
Iya Mbak ....
DeleteManfaat apa itu? :)
Henry sangat inspiratif. Pelajaran pentingnya: kerja keras dan pantang menyerah! terima kasih mbak niar
ReplyDeletepercaya sih maak..kalau seorang sudah konsisten dan meyakini apa "pasionnya" semua bisa terengkuh dengan mudah. Yang di Kudus aja ada temen blogger bisa sale blog androidnya skitar 60 juta. Haiiideh, salut ama anak22 muda yang kreatif, berbakat dan pekerja keras.
ReplyDeleteSegala sesuatu itu kalau dilakukan/dikerjakan sesuai passion pasti menghasilkan ya, Niar.
ReplyDeleteKarena menjalaninya enak dan nyaman :)
Iri dengan Henry ini, masih muda tapi sudah menemukan passionnya.
ternyata ada bnyak tahapan yg hrus dilalui henry y mak sblm meraih hasilnya,
ReplyDeletesosok inspiratif, pantang menyerah, kerja keras, tekun, dan mau belajar....
tengkiu sharingnya mak niar
Tidak Ada perjuangan yang sia-sia ada niat usaha ya Mbak ^^
ReplyDeleteWaw.. Henry hebat.. Begitulah klo udah passion ya mak kegagalan bisa jd pelajaran dan cepet move on
ReplyDeleteprestasinya mengagumkan, Mbak :)
ReplyDeletekeren kak niar, saya lita profilnya di TV tuh, trenyata org makasar..sangat salut.
ReplyDelete