Masih
dalam bulan kemerdekaan, bulan Agustus, SIDE 2015 diselenggarakan. SIDE (South
Sulawesi Incorporated Development Expo) – tajuk dari pameran pembangunan
Sulawesi Selatan kali ini diselenggarakan di Celebes Convention Center (CCC)
sejak tanggal 19 Agustus hingga 23 Agustus 2015.
Saya,
suami, beserta dua anak kami yang terkecil mengunjungi CCC pada sore hari,
tanggal 19 Agustus lalu. Rupanya pembukaan baru hendak diselenggarakan pukul 7
malam. Sore itu masih banyak persiapan yang dilakukan. Kami hanya membayar
parkir saat masuk. Setelah itu, tak ada biaya apa-apa lagi. Saya suka keki
dengan pameran yang membebankan ongkos masuk kepada pengunjungnya. Untungnya di
pameran ini tidak demikian.
Di
area terbuka ada beberapa stand
berupa tenda. Ada Kodam VII Wirabuana, Badan SAR Nasional, dan TNI Angkatan Laut.
Kodam VII Wirabuana dan TNI AL saya kira bakal menjadi stand favorit di pameran ini. Bagaimana tidak, di sini siapa pun
bisa berfoto-foto bersama lelaki dan perempuan anggota Kodam VII Wirabuana dan
TNI AL yang berseragam, dan mereka ramah-ramah!
Foto dengan si loreng |
Beragam peralatan TNI AD |
Kalau dari data ini, katanya penduduk miskin di provinsi ini menurun dari tahun ke tahun |
Di
depan stand Kodam VII Wirabuana
terparkir kendaraan tank dan panser. Ada meriam dan ada pula tempat berfoto
yang terbuat dari papan (2 dimensi) bergambar baju seragam tanpa kepala. Jika seseorang
berdiri persis di belakangnya, dari depan terlihat seolah-olah sedang memaki
kostum itu. Di dalam stand ada aneka
senjata dan perangkat lain.
Di stand TNI AL ada perlengkapan menyelam,
perangkat kedokteran gigi di Klinik Ladokgi (Laboratorium Kedokteran Gigi)
milik TNI AL, dan lain-lain. Sayangnya, saya tidak bisa konsentrasi lebih lama
di dalam stand yang bentuknya
menyerupai kapal ini karena si bungsu Afyad sebentar-sebentar berlari ke luar.
Di stand TNI AL |
Baju anti api yang dipergunakan di pabrik pengolahan bijih nikel di Vale - tambang nikel di Sorowako |
Reaktor Biodiesel |
Biogas rumah |
Afyad
sangat menikmati perjalanan di SIDE kali ini. Dia selalu berusaha menjelajah dengan
caranya sendiri. Di dalam gedung CCC yang dialasi karpet tebal, dia sesekali
berbaring terlentang. Yang paling sering, dia ngesot sembari lompat (cobalah
bayangkan, seperti apa gaya itu). Susahnya, pengunjung pameran sudah mulai
banyak berdatangan. Kalau saya lengah dia bisa membuat orang di sekitarnya
jatuh atau malah dia yang terinjak.
Afyad
dan Athifah senang sekali di stand Departemen
Kesehatan, mereka diberi balon dan air minum dalam kemasan gelas. Seperti
biasa, mereka berdua tak betah berlama-lama di dalam stand yang kami kunjungi. Sesekali, Afyad tiba-tiba lari dengan
kencang sehingga saya harus segera berlari memburunya.
Stand Basarnas |
Lada katokkon dalam kemasan botol (kiri), penampakan aslinya (tengah) |
Kabupaten Luwu Timur |
Minuman manggis dan kopi manggis (lupa dari daerah mana) |
Walau
selalu saja diinterupsi oleh kedua anak ini, saya menyempatkan diri
mengumpulkan brosur dari setiap stand yang
saya singgahi. Sering kali, brosur yang saya kumpulkan berguna ketika mengikuti
lomba blog. Di stand Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral, saya mengumpulkan brosur dan tabloid seputar Vale –
tambang nikel di Sorowako. Di stand itu
ada alat yang mampu mendaur ulang minyak bekas pakai menjadi baru kembali dan
bisa digunakan. Nama alatnya Reaktor Biodiesel. Minyak yang didaur ulang bisa
minyak apa saja. Bisa minyak goreng, bisa bensin, atau minyak tanah. Tentu saja
alatnya harus berbeda. Tidak mungkin habis mengolah minyak tanah lantas dipakai
mengolah minyak goreng.
Di stand Kabupaten Luwu Timur SIDE, saya
mengambil brosur seputar sumber daya alam di kabupaten itu. Pada umumnya, daerah
tingkat 2 menampilkan hasil dari industri UKM di daerahnya. Banyak yang sudah
dalam bentuk kemasan. Ada sarabba (minuman tradisional Makassar), kopi manggis,
lombok Toraja, dan lain-lain. Ada pula hasil kerajinan tangan. Di stand Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, saya mendapatkan beberapa majalan bertema pendidikan. Lumayanlah,
perburuan brosur hari itu.
Maket rumah suku Arfak |
Ternyata sudah ada yang memproduksi gula semut (palm sugar) |
Kerajinan Toraja |
Di stand Dinas Pekerjaan Umum, kami melihat
beberapa maket dan gambar arsitektur tradisional murah yang dikembangkan dan
diterapkan di beberapa daerah. Ada juga yang memakai istilah RISHA, seperti
yang diterapkan di Jawa Barat.
Sayangnya,
kami tak bisa berlama-lama di SIDE. Waktu maghrib sudah masuk, kami harus segera
pulang. Saya juga sudah kelelahan mengejar-ngejar dan mengarahkan Afyad sementara
bocah itu belum terlihat lelah. Untungnya dia mau saja diajak pulang. Fiyuh.
Makassar, 1 September 2015
Share :
seruuunyaaaaaaaa,,
ReplyDeletebanyaknya event keren sy lewatkan hikshiks..
heheheh lucunya afyad baring id karpet merah wkwk
Tulisan mbak niar makin cakep aja...sudah menjadi blogger reporter
ReplyDeleteJalan-jalannya seru juga mba, kita bisa mengenal produk lokal yang banyak keunggulannya di sana ya ?
ReplyDeletewaaah event nya keren dan lengkap ya... kerajinan torajanya patut diacungi jempol hehe kapan2 mau berkujung ke sulawesi deh :D
ReplyDeleteItu yang stand TNI memang selalu jadi favorit segala usia yaa kak.. Tapi kelihatannya disana ndak terlalu rame, kemarin waktu disini diadakan pameran alutsista ramenya minta ampun. Padahal tempat diadakannya tidak begitu nyaman, super berdebu.. :D
ReplyDelete