Menebar Kebaikan Melalui Blog, I’ll Go For It!

Menebar kebaikan melalui blog dan media sosial rupanya tak selalu bisa diterima oleh semua orang. Setidaknya, ini pengalaman saya sewaktu nge-share tulisan Yuwina, Bocah Ini Perlu Mata[1]. Saat upload dan posting, niat saya adalah supaya efek viral sesegera mungkin terjadi dan di antara puluhan orang dan grup yang saya share, ada yang tergerak membantu Yuwina yang membutuhkan dana ratusan juta rupiah untuk biaya operasinya ini.

Apa lagi yang bisa saya andalkan selain foto-foto balita itu? Tak tega dan sedih, itu pasti. Saya bisa menangis ketika memperhatikan wajahnya. Tapi foto-fotonya menurut saya masih layak disebarkan karena bukanlah merupakan foto yang sejenis dengan foto-foto jenazah korban pesawat jatuh, misalnya. Di samping itu, keluarga Yuwina pun mengizinkan, bahkan mengharapkan informasi mengenai Yuwina bisa tersebar karena ia harus segera dioperasi dan mereka kesulitan mengatasi biayanya.

Setelah disebar sebanyak puluhan kali (kepada orang-orang & grup-grup) melalui
fan page Facebook Mugniar's Note, terlihat post Yuwina, Bocah Ini Perlu Mata
telah menjangkau 4.891 orang (pembaca status FB) dan di blog dibaca oleh lebih dari
500 orang sejak di-posting tanggal 18 September 2015 (per 25 September 2015)

Ya, mau bagaimana lagi. Seperti yang dilansir website https://www.lapor.go.id/: “Yuwina sebetulnya masuk jaminan kesehatan bapaknya dan sudah operasi sekitar 8 kali, semenjak setahun lalu (sekarang sudah 2 tahun, red) dengan adanya peraturan BPJS yang berlaku operasi selalu ditunda-tunda tanpa alasan jelas, yaitu tunggu dokter dari Australia datang, tapi sampai sekarang tidak datang-datang juga (seharusnya sudah 5-8x operasi dalam setahun)”. Selengkapnya, baca deh di link lapor.go.id itu.

Kepada sedikit yang tak sependapat, saya hanya bisa meminta maaf atas kelancangan saya posting di tempatnya. Saat itu, informasi yang saya sebar seragam. Sama sekali tak terpikir untuk mengedit pada orang per orang. Saya pun hanya bisa mencoba mengerti alasannya (setelah dijelaskan).

Sebelumnya, ada 3 kali saya menyaksikan besarnya manfaat efek viral dari penyebaran informasi melalui blog dan media sosial bagi kehidupan orang lain. Saat saya upload tentang seorang anak panti asuhan Annur yang menderita berbagai keterbatasan fisik misalnya, seseorang yang dermawan di pulau lain menyumbangkan kursi roda untuk anak itu setelah membaca tulisan saya yang di-share oleh seorang kawan blogger. Pengadaan kursi roda tersebut dilakukan oleh kawan blogger itu sampai mengantarkannya kepada anak yang membutuhkan. Seorang dermawan lain (juga berdomisili di pulau lain) juga memberi bantuan seragam sekolah untuk anak-anak di panti itu. Saat itu ia mempercayakan saya menyampaikannya.

Tiga efek viral yang terjadi sebelumnya

Terakhir, ketika saya posting tulisan tentang anak-anak di panti asuhan Setia Karya di Makassar yang membutuhkan jilbab, bantuan dari berbagai penjuru Indonesia  sampai luar negeri, berdatangan. Saya mengantarkan sekisar 100 jilbab untuk anak-anak panti itu.

Saya ikut bahagia tentu saja. Namun di samping itu, sebenarnya ada beban berat yang saya rasakan. Beban bernama KEPERCAYAAN. Semua yang berderma “hanya” membangun niat baik mereka atas dasar percaya pada postingan yang saya buat. Tentu saja, setelah itu saya harus posting foto yang menunjukkan bukti, semisal penyerahan barang-barang ke panti asuhan.

Apa yang saya cari dengan semua ini? Memperbanyak tabungan akhirat (amal) dengan cara yang mudah dan murah!

Lalu, apakah semua yang saya tuliskan di sini semata-mata demi amal? Jujur, tak selamanya demikian. Sesekali saya perlu menggalau di blog ini. Sesekali pula saya ingin menggunakan blog ini untuk cari duit, seperti Emak Gaoel yang kondang itu. Emak blogger yang sering kerja sama dengan perusahaan (seperti Smartfren) itu, lho! Kenal Emak Gaoel, kan? Aih, siapa sih yang tidak mengenalnya. Kalau belum kenal, jalan-jalan ke blognya, gih.

Tapiiii ada sedikit ganjalan. Kekurangan saya adalah: infografis. Namun demikian, saya belajar sedikit-sedikit untuk memodifikasi gambar/foto dengan menggunakan Photoscape atau Power Point. Lumayanlah, bisa tampil sedikit berbeda. Pengennya sih, bisa ahli seperti Emak Gaoel tapi kenapa ya, rasanya saya ini miskin ide untuk urusan desain. Ndak pede deh bikin gambar sendiri. Sejak esde, pelajaran menggambar adalah salah satu pelajaran tersulit buat saya. Lucu, ya? (maka tertawalah)

Ya sudahlah. Daripada berlama-lama pusing untuk urusan gambar dan desain yang penting sekarang, bagaimana saya tetap bisa membuat dan menebar kebaikan melalui blog, nyaman dengan itu,  dan ... I’ll go for it.

Makassar, 25 September 2015

Tulisan ini diikutkan GA Emak Gaoel

Update:
Qadarullah, Yuwina meninggal dunia pada tahun 2016. Di tak sakit lagi. 

---

[1] Yuwina menderita berbagai jenis keterbatasan fisik (multiple congenital) akibat toksoplasmosis

Share :