Athifah
mendapatkan sebuah tempat cincin milik saya di laci. Dia bertanya, apakah
papanya memberikan cincin kepada saya dengan berlutut. Saya tertawa dan bertanya,
“Kenapa memangnya orang harus begitu menyerahkan cincin?”
“Biar
romantis,” jawab Athifah.
“Romantis
buat Mama itu, adalah kalau Papa pijat kaki Athifah saat Athifah sakit kakinya,
saat Papa membantu Mama mengerjakan pekerjaan rumah, atau saat Papa mencebok
Afyad,” jawab saya, masih tertawa. Saya tak berbohong. Saya bukan tipe
perempuan yang bisa luluh dengan kata-kata cinta meskipun tak menafikan, saya
suka jika suami saya mengucapkannya. Tapi buat saya yang namanya romantis itu
yang sekadarnya saja. Yang proporsional. Lebih baik tunjukkan saja dengan
perbuatan, bukan dengan kata-kata yang penuh bumbu (eh malah keterusan membahas soal romantisme versi saya wkwkwk).
Sumber gambar sebelum di-edit: www.pastorjoe.me |
"Jadi, bagaimana caranya Papa kasih cincin ke Mama?"
"Setelah ijab-qabul, waktu akad nikah, Papa memberikan cincin ke Mama. Ada yang memegangkan tempat cincinnya, terus Papa masukkan cincinnya ke jari Mama."
Gadis mungil ini terdiam. Biasanya dia akan mencerna apa yang saya katakan padanya.
"Setelah ijab-qabul, waktu akad nikah, Papa memberikan cincin ke Mama. Ada yang memegangkan tempat cincinnya, terus Papa masukkan cincinnya ke jari Mama."
Gadis mungil ini terdiam. Biasanya dia akan mencerna apa yang saya katakan padanya.
Di
antara ketiga anak saya, Athifahlah yang paling banyak bertanya tentang banyak
hal. Kemampuan verbalnya sudah bagus di usia 2 tahun. Usia 2,5 tahun, dia sudah
bisa mengucapkan huruf “R” dengan jelas. Salah satu pertanyaan yang sering
ditanyakannya adalah mengenai hubungan antara saya dan papanya.
Ada
banyak kemungkinan mengapa dia bertanya seperti itu. Bisa jadi saat ini karena
dia ingin tahu lalu kemudian kelak dia akan menjadikannya “teladan”. Bisa jadi,
kan?
Membicarakan hal ini, saya jadi ingat di
antara saya dan kedua adik saya, adik bungsu saya yang dulu bertanya mengenai
hal seperti ini kepada ibu kami. Dia menanyakan apakah Ayah dan Ibu sejak dulu
memang tinggal serumah. Saya sendiri tak pernah punya pikiran untuk menanyakan
hal seperti itu. Entah mengapa.
Seiring
berjalannya waktu, saya mengetahui kalau kedua orang tua saya memang saling
mencintai hingga memutuskan menikah. Begitu saja. Dan mengetahui hal tersebut
cukup membuat saya puas, tidak perlu menggali lebih dalam lagi.
Namun
anak-anak zaman kini kelihatannya berbeda. Bisa saja mereka akan menggalinya
lebih dalam lagi. Athifah contohnya, tak hanya sekali atau dua kali menanyakan
hubungan antara saya dan suami sebelum menikah seperti apa. Baru-baru ini dia
menanyakan lagi, “Siapa yang duluan, Mama suka Papa atau Papa suka Mama?”
Seper
sekian detik saya terdiam. Bingung menjawabnya.
Tiba-tiba
terpikir jawaban ini, “Kami berdua saling menyukai, tidak ada yang lebih dulu.”
Athifah
tersipu-sipu. Dia berhenti bertanya. Dia lupa, kalau bertanya seperti itu
biasanya dia malu-malu sendiri.
Hal
ini membuat saya berpikir untuk berpesan kepada para lajang, jagalah masa muda
kalian. Kelak anak-anak kalian akan bertanya kepada kalian mengenai hubungan yang
terjadi di antara ayah dan ibunya.
Bukan
hanya itu sebenarnya, anak-anak akan bertanya tentang apa saja. Pada usia yang
masih teramat kecil bisa saja mereka bertanya tentang jodoh, menstruasi, dan
lain-lain, seperti yang pernah ditanyakan oleh Athifah kepada saya. Belajarlah
terus. Bukan hanya supaya kalian bertambah pandai. Namun juga supaya kelak bisa
menjawab pertanyaan anak-anak kalian dengan tepat.
Makassar, 28 Maret 2016
Baca juga:
- Romantisme di Balik Dapur
- Dear Athifah, Sang Perajut Kasih
- Anak kecil itu M E L A M A R?
- Mama Lebih Pintar daripada Saya
- Senjata Mama
- Athifah, Sang Pelindung Mama
- Menikah
Share :
nanti anakku bakal nanya apa ya kak, heheheh
ReplyDeleteBisa saja nanya hubungan ayah dan ibunya juga hehehe
DeleteBetul skl anak2 skrg punya pertanyaan yang luar biasa bikin pusing. Kemarin Naylah tanya proses hamil
ReplyDeleteNaaah, anak2 juga suka menanyaka ttg kehamilan. Affiq dan Athifah juga :D
DeleteAnak saya juga pernah bertanya gini mbak Niar : bu, ayah itu romantis ngga sih? Awalnya saya kaget juga, kok pertanyaannya aneh ya. Tapi lama-lama saya terbiasa dengan banyak pertanyaan aneh lainnya, bukan aneh sebenarnya hanya diluar dugaan saya saja.
ReplyDeleteIya memang benar generasi muda harus mulai memprediksi apa pertanyaan anak mereka nanti kalau nggak mau ternganga-nganga kayak saya :)
Memangnya jawabannya apa, Mbak? *eh malah nanya* :))
Deletewah berarti ibue kudu banyak bersyukur di titipi Athifah ci gadis mungil yang kemampuan bahasanya mumpuni dimana ciri seperti itu menandakan Athifah adalah anak yang cerdas,, bisa jadi aikiyu-nya sama dengan saya.
ReplyDeletemendengar romantis persinya, kebayang saat pacarannya dulu, bapake sering bantu-bantu mengerjakan pekerjaan rumah calon mertua dong kala itu, hingga ibue takluk dan mau jadi ibu anak-anaknya...
Bapak...kok bapak mau-maunya sih bantuin pekerjaan camernya?...demi mendapatkan anak gadisnya...kenapa begitu pak?
Wew, itu kan bisa-bisanya Kang Cilembu saja wkwkwk
DeleteHmmmm... masih soal romantis ternyata..he2.
ReplyDeleteHati2 dengan jawaban... ntar malah jadi pedoman banget... malah slah lagi..he2
Hahaha bisa jadi ya ...
DeleteWah hebat di usia segitu putrinya udah bisa tahu tentang konsep romantis. Jadi orang tua sekarang arus selalu pintar dan mengupdate bagaimana caranya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang nggak terduga dari anak ya.
ReplyDeleteIya Mbak ... kalo tidak, waduh mereka bisa nanya ke mana saja dan dapat jawaban apa saja
DeleteWah kebetulan saya belum punya anak jadi tidak ada pertanyaan nihh :D
ReplyDeleteHm .. belajar menjawab dari sekarang #eh? :D
Deleteaduuuh, anak2 banyak bertanya kadang membuat ortu merah padam jawabnya hehe. Zaidan juga lagi banyak bertanya yg menyangkut orang dewasa. Baru aja kemarin lihat brosur susu trus lihat gambarnya. trus dia tanya, " mi, kenapa ayah tambah ibu jadi anak???"
ReplyDeleteNah lho. Mbak Kania jawab apa? :D
DeleteWakakaka.. jadi keinget dulu pas masih kecil suka tanya yang aneh-aneh sama ibuk..
ReplyDeleteHati-hati, lho nanti anaknya bakal lebh heboh lagi nanyanya :))
Deleteanak kakak saya malah nanya bagaimana proses keluarnya adik bayi dari dalam perut.. kakak saya mikir keras gimana jelasinnya. :D
ReplyDeleteSepertinya jawabannya adalah mama yang suka duluan ke papa.....iya kan.....ngaku aja mbak.
ReplyDeleteAnak anak memang banyak bertanya apalagi saat ini pengaruh media dan gadget sangat luar biasa. Makanya sebagai orang tua harus smart dalam menghadapi anak anaknya jangan sampai jawaban yg sebenarnya benar tapi hasilnya berbeda pada pengertian anak karena cara penyampaian yang kurang tepat
nice info mba...
ReplyDeletemakasih ya infonya, bisa jadi bekal buat anak-anak nanti
Athifah bisa sampek nanya gitu mbak? wuih keren banget, kayaknya dia emang punya kelebihan mbak. Ketika anak seuisanya hanya memikirkan bermain, tapi dia udah mampu berpikir kritis. Cerdas, salute hehehe
ReplyDeleteAthifah suka ingin tahu ya tanda anak cerdas tuh. Kayaknya banyak anak sekarang gitu, suka nanya yg bikin kita terdiam sesaat.
ReplyDeleteMasya Allah, mbak. Sebelum ditanyai anak nanti, persiapkan banyak ilmu dari sekarang ah 😂
ReplyDeleteHey! This is my first visit to your blog! We are a team of volunteers
ReplyDeleteand starting a new initiative in a community in the
same niche. Your blog provided us useful information to work on. You have done a marvellous
job!