Tulisan ini merupakan tulisan keempat dari seminar Menjawab Tantangan dan Mengembangkan Produktivitas Para Pelaku UMKM & Digital. Baca tulisan sebelumnya di sini, di sana, dan di situ.
Nara
sumber berikut adalah Andrew Senduk, seorang Internet Entrepreneur yang
juga menjabat sebagai Chief Revenue Officer [CRO] Orami Indonesia. Andrew punya
peranan penting dalam berdirinya Bilna dot Com, Moxy dot Co dot Id, dan Orami
dot Com.
Maafkan
kalau saya tak bisa menuliskan apa yang dipaparkan Andrew Senduk sebanyak saya
menuliskan tentang pemaparan Shinta, ya karena Andrew lebih banyak menggunakan
bahasa Inggris (do’i kan orang Belanda, bukan orang asli Indonesia tapi berani
meninggalkan Belanda untuk pindah ke Jakarta dan kini menjalankan bisnisnya di
Jakarta). Penguasaan bahasa Inggris saya sudah menurun pesat sekarang. Semoga saja yang saya tulis ini bisa dipetik hikmahnya.
Andrew
mulanya merupakan pegawai di sebuah perusahaan namun ia memutuskan resign pada tahun 2009. Ia tak ingin
selamanya hidup sebagai pegawai. Ia memiliki pertanyaan besar, “What is my added value for economy?”
Sumber foto: Dinas Kominfo Kota Makassar |
Waktu
itu dia masih tinggal di Belanda. Langkah pertama bisnisnya adalah MENJUAL GULING. Ya, guling yang bantal
itu. Saya menulisnya pakai huruf kapital supaya Anda yakin tidak salah membacanya.
Tahu harga berapa guling yang dijualnya? Setara dengan sejuta rupiah, Saudara! Kalau
ditanya mengapa semahal itu harganya, Andrew menjawab, “Because it’s a cool guling!” Mau tahu di mana “sisi” cool-nya? Guling itu berwarna-warni!
Hasilnya bagaimana? Andrew ternyata berhasil menjual 600 guling yang dia stok
dalam waktu singkat!
“It’s about trying. Tidak mengapa gagal,”
kata Andrew.
Tim Orami
dot Com yang didirikannya, mulanya hanya beranggotakan 7 orang pada Januari
2015. Pada bulan Maret 2016 ini, jumlah timnya sudah 350 orang.
“Mau stay as a startup atau getting bigger? tanya Andrew. Nah, kalau
mau getting bigger, perhatikan dan terapkan
kiat-kiat yang diberikan Andrew berikut ini:
- Belajar dari inovator dan entrpreneur. Salah satu caranya adalah dengan membaca buku. Kira-kira ada 5 buku yang disebutkan Andrew, saya hanya bisa mencatat salah satunya, yaitu The Magic of Thinking Big.
- Memiiki visi yang jelas. Vision will keep you going. Bila hidup tiba-tiba berubah seperti Andrew yang dari seorang pegawai bergaji mapan menjadi seorang “startup” (pemula di dalam dunia bisnis), siapkah mengganti gaya hidup menjadi lebih sederhana? Kalau Andrew, ia sudah membuktikan kalau dirinya bisa!
- Hire passionate people. Cari orang yang punya passion kalau bangun bisnis.
- Dream big, start small, act now.
- Build business your rigth way, not the “right” way. “Stick to your own plan,” pesan Andrew. Mengapa? Karena perjalanan bisnis tiap orang itu unik. Jangan mengambil langkah yang sama persis dengan yang dilakukan orang lain.
- Be a rock star communicator. Listen to your own costumer.
Andrew
kemudian mengutip kata-kata hikmah dari Steve Jobs, idolanya:
Stay hungry (to move forward). Stay foolish (to innovate). It doesn’t matter you make mistake.
Berikutnya
sesi tanya-jawab. Saya ikut tunjuk tangan di sini. Apa yang saya tanyakan dan kemudian
dijawab oleh Shinta dan Andrew akan saya tayangkan di tulisan terpisah, ya. Di
tulisan ini, saya paparkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul
dari peserta selain saya saja.
Shinta:
Being entrepreneur is a packaging,
bagaimana
ia mempresentasikan dirinya. Cari mentor yang benar, tidak harus dari dunia digital kalau bergeraknya di dunia digital. Mentor
akan membantu create mind set untuk
jadi pengusaha. Selain itu juga harus pintar marketing diri sendiri.
"Kelemahan entrepreneur Indonesia adalah terlalu pemalu. Jadi entrepreneur harus berani approaching people. Harus punya network yang bagus," pungkas Shinta.
Andrew:
Jangan
malu-malu building relationship.
Website
jual-beli craft ada Atsy dot Com.
Panjual “bayar” tempat saja, sudah bisa jual-beli skala global. Kalau di
Indonesia ada Qlapa dot Com.
Kelemahan
usaha craft Indonesia adalah packaging as a product. Perhatikan
bungkusnya, harus cantik. Perhatikan tag-nya,
harus bagus. Perhatikan cara pembuatannya, harus bagus.
Andrew:
Saat
memutuskan resign, sudah menabung
dari jauh-jauh hari sebelumnya. Tepatnya, ia menabung sejak terlintas akan resign di kemudian hari. Sudah
mempertimbangkan bagaimana ia harus membiayai hidup sehari-hari kalau tiba
saatnya memutuskan resign. Ia
kemudian memberi waktu pada dirinya sendiri untuk berusaha selama setahun.
Kalau dalam jangka waktu setahun itu ia gagal, ia akan mencari pekerjaan lagi.
Moderator
menutup seminar nasional ini dengan dua poin penting yang digarisbawahinya:
- Perlunya digitalisasi. Manfaatkan internet sebagai media publikasi.
- Untuk menjadi startup kelas dunia, harus memiliki tim yang kuat dengan mental wira usaha, produk yang memberi solusi, konten lokal yang mendunia, dan user yang konsisten.
Makassar, 2 April 2016
Bersambung
ke tulisan ke-5
Simak tulisan sebelumnya, ya:
- Tentang UMKM dan Aplikasi Canggih Masa Kini
- Tentang UMKM dan Startup Indonesia Kini
- Walau Kecil, Bertindaklah Besar!
Share :
Packaging itu penting banget ya, bun. Kalo temenku ada yang perfeksionis banget, jadi dia hanya menjual kalo dirasanya produk sesuai dengan kriteria kualitasnya Kalo belum seperfect itu dia ga berani jual, nunggu risetnya mateng dulu. :D
ReplyDeleteItu dia yang pola pikirnya global, Ila. Tidak asal-asalan ...
DeleteAndrew berani ya jual guling semahal itu. Dan berani juga untuk siap gagal
ReplyDeleteYup. Berani pake banget., Mbak Ev.
DeleteKalo soal kegagalan, pasti suami yang paling bawel. Sering buka tutup usaha sih, mungkin belum mempraktikkan hal-hal tersebut.
ReplyDeleteHm ... bisa jadi ... uang jelas, sih Mbak Shinta bilang, setiap jatuh harus segera bangun lagi, Mbak Nisa
Deletedari jabaran mang Andrew bisa kita jadikan contoh bahwa keyakinan pada diri dan ketekunan dan keuletan serta kejujuran adalah modal utama bagi yang ingin merubah kehidupannya menjadi lebih baik.
ReplyDeletesebuah pencerahan dari seminar yang makjleb nih kak.
Benar sekali Kang. Mang Andrew membuktikannya. Eh ... mang Andrew? :D
DeletePenasaran cara Andrew jual guling semahal itu :D
ReplyDeleteKalau saya, kayaknya tidak akan terpikir untuk jual guling hehehe
DeleteKalau mau jadi Entrepreneur sukses nggak boleh pemalu ya mbak.
ReplyDeleteIya Mbak Ely
DeleteWah, keren! suka banget sama quote nya :)
ReplyDeleteMbak Niar, saya penasaran, dari para penonton seminar gratis ini, siapa aja yang pulangnya langsung action, misalnya buka usaha, atau mulai menginternetkan jualannya, atau minimal minta resign dari majikannya?
ReplyDeleteIya sih, hrs persiapan dl ya sbelum resign, nabung
ReplyDeletealhamdulillah udah ada usaha yang jalan namun belum maksimal, mohon doanya :D
ReplyDeleteHehe, cool guling? Kreatif aja ya kalau mau bikin bisnis start up. Banyakk insipirasinya :).
ReplyDeletetrims infonya mbak, suami saya juga senang menjajaki bisnis..poin yang saya dapat di sini insya allah saya share ke suami :)
ReplyDeleteDream big, start small, act now... jadi catatan saya mbak. Seringkali kita berani bermimpi besar namun selalu susah bergerak dengan beragam alasan. Start small bisa berarti memulai dari yang kita punya atau ide sederhana ya mbak? Kalau nunggu modal besar malah kemungkinan bisa tak mulai-mulai?
ReplyDeleteBeruntung mbak Niar bisa ikut acara penuh motivasi serupa ini. ^^
Wah, itu gulingnya pastilah bukan guling yang isinya kapuk, dacron atau perca, hehe...tapi guling yang isinya bulu-bulu lembut angsa, jelaslah muahall. Soalnya begitu kita memeluk guling, rasanya gimanaa...gitu, nyaman, adem dan bisa tidur nyenyak. Pastilah bantalnya juga harus setara dengan guling, hehe... Motonya bagus-bagus ya, Niar. Andrew itu tampilannya asyiiik banget. Enak dipandang outfitnya.
ReplyDeletewow
ReplyDeleteBaru k perhatikan gambar pelengkapnya. Makin kece deh sekarang \^^/
ReplyDeleteKagum sama anak muda yg idenya out of the box. Ini seminarnya cuma di Makasar, mbak? Anakku suka banget ikutan seminar gini , moga ada di Semarang :)
ReplyDeleteSeperti yg saya jalani sekarang, masuk ke dalam dunia bisnis. Dan hal yg pertama saya lakukan adalah mengubah dan membangun mindset saya.
ReplyDeletePerlu adanya mentor, selama ini selalu saya pikirkan, ternyata benar adanya yaaa...
ReplyDeleteYeeeeah, semakin yakin menggunakan mentor untuk mengembangkan bisnis.
Waw kerennyaaaa. Ikin semangat punya usaha sendiri ya Mak.. Hehehee
ReplyDeleteDream big start small act now... suka banget. Seringnya kita mimpi doang tp ga bertindak
ReplyDeleteGagal tidak mengapa yang terpenting bangkit lagi
ReplyDeleteAndrew senduk, ada hubungan dg safir senduk?
ReplyDeletebener bener..kadang masih punya rasa malu..padahal itu salah satu kelemahan seorang pengusaha
ReplyDelete