Blogging membawa saya berkenalan dengan banyak
perempuan cerdas. Salah satunya adalah Ipeh Alena, blogger Bekasi yang bookaholic. Kemauan belajar dari perempuan
yang mulai ngeblog tahun 2013 (terlihat dari arsip blognya) ini, tergambar dari
tagline “Love to Learn” pada header blognya.
Salah
satu caranya belajar adalah melalui buku. Simaklah komentarnya pada postingan
saya yang berjudul Perempuan:
dalam Novel, Sejarah, dan Kebaya Kartini:
Sama halnya dengan Midah Si Manis Bergigi Emas dan Arok Dedes. Di mana pada Arok Dedes, kekuasaan Tunggul Ametung ikut terpengaruh oleh Dedes. Dan Pram, memang selalu menyajikan sosok perempuan dan keikutsertaannya dalam sejarah Indonesia. Hanya saja, saat membaca Perempuan dalam cengkraman militer. Ini sejarah kelam Indonesia yang membuat saya geram.
Dalam
komentarnya itu, terlihat bagaimana Ipeh yang movie mania ini menghubungkan antara tokoh-tokoh
perempuan dalam novel yang dibacanya dengan tulisan saya. Dalam menulis
resensi, Ipeh berusaha menarik hal-hal positif yang merupakan kelebihan buku.
Selain penyuka bacaan fiksi, dia pun meminati bacaan serius seperti yang
terlihat pada resensinya yang berjudul Bakat
Bukan Takdir : Kisah Irza. Dalam resensi itu, Ipeh berhasil menarik
pembelajaran tentang apa pentingnya mengetahui pada kecerdasan majemuk yang
mana potensi diri kita.
Pada
blog utamanya, ada sebuah label khusus yang membuat saya tertegun, namanya AppInsideMyPhone.
Isinya adalah aplikasi-aplikasi telepon seluler yang dipelajari olehnya. Butuh
ketekunan besar untuk mempelajari aplikasi. Kalau tak tekun, mana mungkin bisa
mencobanya lalu menuliskannya ke dalam blog. Kalau saya, beuh ... kalau benar-benar butuh baru mau mempelajari aplikasi.
Kalau hanya untuk cari tahu, saya tidak melakukannya. Menurut saya, Ipeh
menuliskan review-nya bukan sekadar
butuh tapi karena memang senang mempelajari hal-hal baru.
Berikut
ini beberapa aplikasi yang dibahas di blognya: Oodle Free Ebooks, Aplikasi
Unfollower, Smule Application, Mandiri E-Cash, Webstealer pada track analytics,
Bloglovin, dan Aplikasi Hitung Warisan. Dalam tulisan-tulisannya di label itu, Ipeh mempelajari pemakaian
aplikasi-aplikasi tersebut dan membagikan kepada pembaca bagaimana penggunaannya.
Keren, ya?
Saya
suka terkagum-kagum saat membaca tulisan-tulisan dari teman-teman bogger
perempuan yang masih muda-muda tetapi cara berpikirnya sudah terlihat begitu
matang, seperti Ipeh ini (mungkin karen dia bookaholic, ya?). Rasanya, saat di usia sama seperti mereka, saya belum
bisa, deh menulis sebaik mereka. Saat mereka nanti seusia saya, pasti mereka
bisa jauh lebih baik daripada saya, ya.
Pada
sebuah tulisannya, Ipeh menuliskan:
Melalui film, saya sering mengambil atau memetik pelajaran tentang kehidupan dan sosial. Entah itu melalui tokoh-tokohnya (dalam hal ini karakter), atau melalui dialognya. Bagi saya, setiap nilai yang berbobot yang disampaikan melalui sebuah lakon, memberi efek yang long lasting. Tidak terkesan menggurui dan memberi jeda bagi penonton untuk mencerna dan mengemasnya melalui pemahaman diri sendiri.
Hm,
benar juga. Kadang-kadang, ada kesan dan pesan yang tertanam mendalam pada diri
kita melalui adegan film. Itu makanya banyak orang berharap industri perfilman
tanah air menyajikan film bermutu yang juga berfungsi mengedukasi.
Quote dari Ipeh, blogger buku yang juga menjadi salah satu admin di Klub Buku Indonesia itu saya ambil dari
tulisannya yang berjudul 8 Pelajaran Berharga dari Robin Williams. Kalau ingin
tahu apa saja kedelapan pelajaran berharga yang dimaksud Ipeh, cus, langsung saja, deh main ke blognya.
Saya sudah memberi link hidup pada
judul tulisannya itu, supa Anda bisa langsung terbang ke sana.
Makassar, 15 Mei 2016
Tulisan
ini diikutkan dalam program kecil-kecilan di Komunitas Blogger Perempuan:
ARISAN LINK. Saya tergabung di Grup 4. Ipeh Alena menjadi bintang kami pada
putaran kelima ini.
Share :
matang dalam usia muda. saya pun pengen demikian tapi waktu muda dulu masih jauh dari kematangan. bookaholic memperluas wawasan. Nice. Makasih mbak rekomnya. Siap meluncur ke blog beliau :)
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak Eva :)
DeleteMba Ipeh emang cerdas ya, bun. Buku favoritnya juga tebel-tebeeel hihi :D
ReplyDeleteWow, ya ....
DeleteAku sudah main ke blognya Mba Ipeh..memang dia seorang pecinta buku sejati..suka baca dan bikin review pula..
ReplyDeleteSeorang pembelajar. Keren kalau anak muda sepertinya.
Deletesetuju bgt dengan quote tentang filmnya, menggali hikmah dan pelajarn bisa darimana saja termasuk film
ReplyDeleteYup, benar sekali Mbak Kania
DeleteSaya masih proses mencerdaskan diri, Mbak Niar. Belum ada secuil pun kecerdasan tersebut. Tapi, saat membaca postingan mba Niar, saya justru ingin sekali menuangkan apa saja yang saya dapat dari membaca. Selain dari tulisan pram, kalau kita flashback lagi, ada juga tulisan Jane Austen yang juga memegang peranan dalam menunjukkan posisi perempuan dalam kehidupan sosial bermasyarakat saat itu :)
ReplyDeleteTerima kasih tulisannya ya mba Niar, sangat bermanfaat untuk saya. Semoga mba Niar tidak pernah lelah menebar manfaat untuk orang lain :) Tetap Semangat ya mba :)
Pasti Ipeh bisa nulis banyak krn hobi baca. :)
DeleteTerima kasih juga ya, melihat-lihat blog Ipeh, mendatangkan pembelajaran tersendiri buat saya :)
saya malah jd pengen mampir kerumahnya beneran, mau pinjem buku :D
ReplyDeleteAiih andai dekat. saya juga mau, barengan sama Mbak Monic :D
DeleteIni tetangganya lidya fitrian katanya
ReplyDeletesaya pernah beberapa kali ke blognya ipeh. tapi baru tahu kalo ipeh bookaholic :)
ReplyDeletemain ke blognya mba ipeh ah, kebetulan lg nyari info tentang aplikasi hukum waris :)
ReplyDeleteIya memang. Membuat tulisan ttg aplikasi, baik yg sederhana atau rumit, memanh butuh ketekunan tersendiri. Punyaku aja, masih di draft, belom juga kesentuh nulisnya :)
ReplyDeleteBanyak pelajaran berharga melalui menonton film ya mbak
ReplyDeleteHm aplikasi hitung warisan. perlu nih bagi kalangan tertentu
ReplyDeleteBener banget, Kak. Kesukaannya membaca buku dan menonton film berpengaruh sekali ke cara berfikit Ipeh. Karena ya, diapun membaca bukan sembarang buku dan menonton bukan sembarang film. Keren.
ReplyDelete