Melahirkan Bayi, Tak Selalu Mulus
Segala puji bagi Allah yang dengan
perkenan-Nya jualah saya berhasil melalui 3 kali proses persalinan normal
dengan sensasi yang berbeda-beda. Pada persalinan pertama, tali pusar si sulung
meliliti lehernya sebanyak 3 kali. Menyebabkan dia terjebak di jalan lahir
karena setiap mengejan, dia tertarik masuk lagi ke dalam rahim karena lilitan
tali pusar itu. Sebelum proses persalinan itu tekanan darah saya tinggi. Hampir
saja saya dioperasi, kalau tekanan darah tidak turun menjelang persalinan.
Alhamdulillah, bayi saya lahir usai tindakan induksi (dengan menelan pil) sebanyak
2 kali.
Pada persalinan kedua, prosesnya
sangat cepat. Jika pada persalinan normal biasanya setiap pembukaan berlangsung
selama 2 jam, mulai 1 – 10, waktu itu hanya butuh waktu kira-kira 2,5 jam saja
Athifah lahir sejak kedatangan saya di ruang bersalin. Bidan yang menangani
tampaknya tidak percaya diri, dia langsung menghubungi dokter untuk menangani
saya.
Hanya kira-kira 5 menit usai
melahirkan si bungsu, tiba-tiba saja saya mengalami pendarahan dalam pada
dinding vagina (ada pembuluh darah yang pecah tapi darahnya tak keluar, rasa sakitnya luar biasa waktu itu terjadi). Peristiwa itu mengakibatkan saya harus segera dioperasi agar
tidak membahayakan nyawa saya. Hanya berkat kebesaran Allah-lah saya bisa
tertangani dengan baik walau harus menahan sakit yang teramat sangat, melebihi
rasa sakit saat melahirkan karena pada operasi itu saya tak dibius (memang seperti itu prosedurnya, tak dibius jadi jarum yang keluar masuk terasa sekali). Dokter yang
menangani saya kebetulan sekali sedang berada dekat dari rumah bersalin sehingga dia tiba dengan cepat dan pendarahan bisa segera teratasi.
Lagi-lagi segala puji hanya untuk
Allah, ketiga proses persalinan saya berlangsung di rumah sakit dan rumah
bersalin yang memiliki peralatan lengkap, disertai dukungan dokter spesialis dan bidan yang mumpuni. Entah apa jadinya bila kasus-kasus
yang saya alami juga dialami oleh perempuan-perempuan Indonesia yang tinggal
jauh dari fasilitas medis.
Berkenalan dengan SMSbunda
Rasa syukur mengingat ketiga proses
yang luar biasa itu kembali mengemuka ketika saya menghadiri sosialisasi program SMSbunda di kantor BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) di jalan H. A. Mappanyukki pada
tanggal 26 Mei lalu. BaKTI ditunjuk oleh Jhpiego (afiliasi dari John Hopkins
University) untuk melaksanakan SMSbunda. BaKTI kemudian bekerja sama dengan LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak) untuk melaksanakannya di Makassar.
Selain Makassar, tiga wilayah lain di
Sulawesi Selatan yang sedang menjalankan SMSbunda adalah Maros (bekerja sama dengan
Yayasan Maupe), Parepare (dengan mita lokal LP2M), dan Bone (kerja sama dengan
Lembaga Pemberdayaan Perempuan Bone).
Pak Rahman Ramlan dari
LeMina, selaku ketua pelaksana menjelaskan
bahwa yang menarik dari
program SMSbunda ini adalah memungkinkan keterlibatan keluarga dalam
mendapatkan informasi dari SMSbunda dan menyampaikannya kepada ibu yang menjadi
sasaran program ini. Selain itu, program ini
dilaksanakan dengan membangun komitmen bersama dengan pemerintah kota Makassar.
Untuk lebih menjelaskan mengenai
pentingnya program SMSbunda, Mbak Isti dari Jhpiego memutarkan
sebuah film dokumenter animasi mengenai seorang ibu bernama Nyonya X yang berasal dari
keluarga kurang mampu. Nyonya X meninggal pada saat mengandung 8 bulan karena posisi
plasentanya terlalu rendah. Sebelumnya, Nyonya X mengalami pendarahan
hebat dan punya riwayat pendarahan selama kehamilan. Ia mendapatkan transfusi
darah namun tidak mencukupi.
Nyonya X yang menikah pada usia sangat muda bekerja
siang dan malam (seperti banyak perempuan di negara-negara berkembang). Ia memulai
kehamilan dengan kelelahan dan tidak sehat. Disebutkan dalam film itu bahwa Nyonya
X meninggal bukan hanya karena faktor kesehatannya, melainkan juga karena
faktor ketidakadilan sosial.
Nyonya
X adalah gambaran dari banyak perempuan di negara-negara berkembang. Karena tradisi
dan kemiskinan banyak ibu di negara berkembang melahirakan di rumah tanpa
fasilitas medis memadai. Tiga puluh lima persen ibu hamil di dunia melahirkan
tanpa tenaga medis tepat. Saat ada masalah, sulit ditangani karena kesulitan transportasi
menuju ke rumah sakit yang punya peralatan lengkap.
“Untuk
kasus Nyonya X, semua sektor berkontribusi, bukan hanya kesehatan. Kenapa ada SMSbunda?
Kematian bisa ada di rumah, perjalanan, komunitas. SMSbunda berniat memecahkan
persoalan di level komunitas sehingga bisa membantu. Orang-orang tidak tahu
kalau Nyonya X butuh bantuan jadi tidak berpikir untuk mencari bantuan,” papar
Mbak Isti
“SMSbunda
adalah upaya untuk memberi informasi kepada ibu hamil selama kehamilannya, proses
persalinan, sampai bayi berumur 2 tahun. Langsung ke genggaman si ibu atau
bapak. Merangkum buku KIA dalam bentuk SMS. Dipilih HP (sebagai media) karena
ada penelitian, ibu-ibu banyak yang pakai HP, bahkan ada 1 orang punya 2 HP,”
lanjut Mbak Isti.
Biaya
SMS dikenakan saat mendaftar saja. Tarifnya reguler. Informasi GRATIS diberikan
(SMS yang diterima gratis) sampai bayi berusia 2 tahun. Khusus informasi
mengenai tanda bahaya kehamilan, diulang-ulang sampai beberapa kali supaya ibu
benar-benar aware.
Saat
ini sudah ada sebanyak 222.235 pengguna SMSbunda dengan jumlah 7.397.361 pesan
terkirim. Untuk Makassar ada 152 pendaftar sampai April 2016.
SMSbunda
dapat diakses ibu hamil dan baru melahirkan (atau yang punya anak yang usianya
di bawah 2 tahun), di seluruh Indonesia meskipun promosinya lebih difokuskan
kepada 6 provinsi, yaitu: Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Sulawesi Selatan).
Suasana diskusi |
Selain
Mbak Isti, hadir pula sebagai nara sumber: Ibu Wirda, Kepala Seksi
Kesehatan Keluarga, Dinas Kesehatan. Ibu Wirda bekerja pada bidang yang menyangkut hampir
satu siklus kehidupan. Yaitu menangani kesehatan ibu, dari hamil sampai dengan para
lansia. Dari hampir 1,5 juta penduduk kota Makassar, diduga terdapat hampir 28
ribu ibu hamil (angka ini diperoleh melalui sebuah rumus “proyeksi”).
Diharapkan semua ibu hamil mendapakan akses kesehatan. Harapannya zero maternal
death tapi hal ini tidaklah mudah. Saat ini ada 1 penyebab pada kasus-kasus
besar, yakni pendarahan.
Respon
pimpinan Dinas Kesehatan sangat baik. Ibu Wirda menceritakan mengenai
program-program yang dilakukan Dinas Kesehatan. Di Dinas Kesehatan Makassar ada
kelas ibu hamil dan kelas balita. Untuk itu, diserahkan kepada kelompok di RW
masing-masing untuk menentukan jadwal sendiri. Ternyata program kelas ibu hamil bukan hanya di rumah sakit/bersalin
besar, lho. Warga kota bisa juga berinisiatif membentuknya, Dinas Kesehatan mau
meresponnya. Masalahnya, apakah ada kesadaran akan pentingnya hal ini?
Ibu
Wirda mengajak untuk menggaungkan SMSbunda ini ke organisasi-organisasi perempuan.
Kalau bukan perempuan, siapa lagi? Dua puluh depalan ribu ibu hamil (di Makassar) diharapkan
mendapatkan akses layanan kesehatan. Yang terdaftar di Puskesmas, “wajib”
mendapatkannya. Minimal ibu hamil mendapatkan 4 kali pelayanan kesehatan selama
kehamilan. Jangan biarkan ibu hamil sendirian. Mari sama-sama bergerak supaya
regulasi ini cepat diakses masyarakat.
Menarik
membincangkan hal ini dengan kedua nara sumber ini karena mereka berdua
ternyata berlatar belakang sama, yaitu berprofesi sebagai bidan. Mereka sangat paham mengenai betapa
pentingnya pemberian pengetahuan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak di
bawah usia 2 tahun.
Saya
berkesempatan mengapresiasi secara langsung kepada Mbak Isti dan Bu Wirda
mengenai program ini karena pada kenyataannya, tidak semua perempuan hamil yang
berpendidikan tinggi punya kemauan kuat dalam mencari informasi penting seputar
kehamilan padahal bisa saja ada risiko yang mengintainya. Mbak isti membenarkan hal ini. Menurut saya, dengan SMSbunda yang
langsung tiba ke dalam “genggaman”, mau tidak mau, para pemilik HP akan langsung
membaca pesan singkat yang tertera di sana. Mereka "dipaksa" untuk membaca dan belajar. Pesan singkat bisa lebih dimengerti
dan lebih mengena, ketimbang mengharapkan mereka mencari sendiri informasi
untuk kebutuhannya.
Jurnalis dan blogger memberikan dukungan dengan menandatangani spanduk |
Tanya-jawab pada sesi berikutnya berjalan dengan interaktif. Saya mencatat beberapa hal:
Program SMSbunda berlangsung satu arah, dikirim berdasarkan usia kehamilan
ibu. Belum bisa interaktif meski Mbak Isti sesekali menjawab juga pertanyaan
yang masuk. Namun diakuinya, semakin banyak pertanyaan yang masuk, semakin ia
tak bisa melayaninya. Lagi pula memang layanan ini hanya bersifat satu arah. Mengapa?
Tujuannya adalah supaya ibu hamil tetap datang ke bidan memeriksakan
kehamilannya. Jangan sampai sudah dapat informasi, merasa tidak perlu lagi mendatangi
bidan. Atau dengan kata lain program SMSbunda berusaha mendekatkan ibu hamil
dengan tenaga kesehatan.
Program SMSbunda ada batasan waktunya karena funding. Di Karawang program ini diadopsi
pemerintah juga di daerah-daerah lain. Di Yogyakarta misalnya, sudah hampir menyelesaikan pembuatan
MoU. Memang diharapkan pemerintah kita bisa mengadopsinya. Support (dari Jhpiego) berlangsung sampai tahun depan, syukurnya Kementerian
Kesehatan mulai tertarik untuk mengadopsi. Diharapkan kita semua membuat besar
gaungnya supaya Dinas Kesehatan tidak sulit mengadopsinya. Sekali lagi, meski
promosinya berlangsung di daerah-daerah tertentu, SMSbunda boleh diakses
seluruh orang di Indonesia.
Bagaimana sebaiknya para suami berperan? Caranya adalah dengan “memberdayakan”
istrinya dalam menyatakan pendapat untuk badannya sndiri. Tindakan emergensi yang
menyangkut kesehatan (reproduksinya) bisa dilakukan tanpa persetujuan keluarga
sekali pun. Cara lain adalah dengan mendampingi istri yang melahirkan di ruang bersalin karena support suami sangat membantu proses melahirkan. Yup, ini benar sekali karena saya merasakannya sendiri. Dalam tiga kali proses melahirkan, suami saya selalu ada di sisi saya memberikan kekuatan kepada saya selama bertarung nyawa.
Bagaimana keluarga lain beperan? Semua anggota keluarga bisa mendaftar
untuk mengingatkan ibu hamil mengenai kesehatannya dan bayinya.
Tentang testimoni SMSbunda. “Untung ada SMSbunda,” ada ibu-ibu yang tidak pernah
sekali pun memeriksakan dirinya selama masa kehamilan tetapi berkat SMSbunda
yang diterimanya ia bergegas memeriksakan diri ketika mendapati keluarnya flek.
Ibu-ibu jadi banyak yang pintar. Mereka memberitahukan suami dan mertua bahwa
pesan dari SMSbunda mengharuskan dirinya harus mendapat perlakuan bagaimana.
SMSbunda diberikan secara berkala. Ada jadwalnya (Mbak Isti
memperlihatkan kepada kami), kira-kira seminggu sekali dan makin sering mendekati
hari persalinan. SMSbunda sudah include tumbuh kembang bayi, misalnya pada usia
sekian bulan, bayi seharusnya sudah bisa apa.
Bagaimana mendaftar SMSbunda?
Ketik:
Reg HPL kabupaten/kota (HPL: hari (tanggal) perkiraan lahir).
Bagi yang sudah punya bayi, ketikkan tanggal lahir bayinya. Sekali lagi, tarif awal saat mendaftar normal. Selain si ibu, suami atau anggota keluarga yang lain juga boleh mendaftarkan. Bagaimana kalau ibu punya anak di bawah 2 tahun dan sedang hamil, apakah bisa mendaftar? Bisa, namun gunakan 2 nomor berbeda. Selanjutnya, SMS yang diterima GRATIS, sampai anak berusia 2 tahun.
Kirim
ke 08118 469
468
Contoh: Reg 09/06/2016 Makassar
Contoh: Reg 09/06/2016 Makassar
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Facebook: fan page SMSbunda.
Twitter:
@SMSbunda
Instagram:
@SMSbunda
Saya memulai tulisan ini dengan menceritakan sekilas mengenai tiga proses melahirkan yang saya lalui. Sekadar memberi gambaran mengenai persalinan yang tidak bisa selalu kita kontrol berlangsungnya. Jika selama kehamilan lancar, tak ada gangguan, bukan berarti bahwa selamanya akan seperti itu. Satu kali lancar melahirkan, bukan pula berarti selamanya - pada anak kedua, ketiga, dan seterusnya juga akan lancar. Ada teka-teki baru lagi di balik persalinan yang berbeda pada setiap kehamilan. Saya tak bermaksud menakut-nakuti karena apapun yang akan dihadapi nanti, ibu yang hendak melahirkan dan keluarganya harus siap bertarung nyawa. Maka, pastikan ibu yang akan melahirkan ditangani oleh tenaga medis andal sebagai usaha maksimal yang bisa dilakukan. Selanjutnya, biar Allah yang menetukan.
Mari sejahterakan ibu dan bayi di seluruh Indonesia dengan menyebarkan pengetahuan ke dalam genggaman para ibu.
Mari sejahterakan ibu dan bayi di seluruh Indonesia dengan menyebarkan pengetahuan ke dalam genggaman para ibu.
Makassar, 5 Juni 2016
Share :
Teknologi smakin canggih menuntut utk bisa brbagi pngetahuan apalagi utk ibu yg hamil maupun melahirkan supaya lbih crdas dlam menangani masalahnya tsb.
ReplyDeleteSubhanallah mba mugniar. 3 kali dlam mlahirkan normal hhees
Iya, sekarang pengetahuan bisa langsung masuk ke dalam genggaman, Mbak :)
DeleteTerima kasih Bu Niar untuk budi baiknya berbagi pengetahuan tentang SMSBunda Semoga menjadi ladang kebaikan.
ReplyDeleteSelamat Menunaikan ibadah Ramadhan.
Aamiin. Sama-sama. Terima kasih sudah menyimak :)
DeleteJadi pengen tahu lebih banyak pengetahuan tentang bunda
ReplyDeleteTentang bunda siapa, nih, Mbak Astri? Tentang SMSbunda sajaaah :)
Deletesemoga dengan hadirnya SMSbunda ini bisa mengurangi AKI (angka kematian Ibu) di Indonesia.
ReplyDeleteAamiin. Semoga. Boleh disebar kepada kerabatnya, Mbak Mariana :)
DeleteDuh, 3 kali normal dengan sensasi berbeda, aku pertama lairan, sc
ReplyDeleteSemua proses melahirkan, sensasinya beda2, Mbak :)
DeleteDi kasih tau ngak apa penyebab pecah nya pembulu darah deket vagina ??? apa efek dari ngelahirin itu ???
ReplyDeleteBukan dekat, lagi ... di dalam. Saya tidak nanya2 apa penyebabnya, mas Toro karena sudah bersyukur sekali bisa selamat waktu itu. Efeknya, saya sempat sakit selama seminggu habis melahirkan itu. Selain itu ... kayaknya tidak ada, deh.
DeleteWah, keren, mbak. Salut sama mbak Isti dan bu Wirda dan tenaga medis lain yang ikut berperan dalam program ini. Landasannya dan upayanya membantu para ibu hamil dan yang mempunyai bayi di bawah usia 2 tahun sungguh mengagumkan.
ReplyDeleteIya Mbak, dedikasi mereka luar biasa. Mudah2an kesejahteraan ibu dan bayi di Indonesia bertambah baik dengan adanya SMSbunda ini.
DeleteLuar biasa sekali, programnyaa untuk semua wanita kan mbaa bs ikutan ini ?hehehe
ReplyDeletekunjungan perta ma :)
silahkan mampir juga ke www.faridaryany.com
ditunggu jejak indahnya :D
Semua perempuan Indonesia bisa, Mbak :)
DeleteMbaak bekas ceasar ku lgs ngiluuu baca yg kamu pendarahan dan hrs diambil tindakan tnpa biusss.. Duuuh merinding mbak :(. Alhamdulillah ya hasil akhirnya baik.
ReplyDeleteAlhamdulillah, Mbak. Syukurnya karena saya dalam penanganan medis dan dokternya sedang dalam jarak yang sangat dekat dari rumah bersalin jadi tidak pakai lama, tindakan operasi segera dilakukan :)
DeleteKalau istri saya sangat aktif di dalam rumah apalagi ketika hamil makanya waktunya melahirkan ke 4 anak-anaknya sangat lancar ibaratnya batuk aja keluar tuh anak.... :D . Tapi saya heran kenapa ketika melahirkan yang ke5 anaknya sama sekali ga mau keluar, bahkan kontraksi aja tidak sama sekali walaupun di inuksi sampai 3 botol sampai akhirnya dokter mengambil inisiatif untuk caesar.
ReplyDeleteBeruntung sekali kepada ibu-ibu yang berada pada jaman digital ya mbak, kalau bingung tentang sesuatu tinggal mainin jari ketemu deh solusinya...seperti smsbunda ini
Iya, Pak Edi, karena memang pengalaman tiap orang beda2, bahkan dalam melahirkan tiap anak. Pernah seseorang karena terlalu bangga dirinya terlalu mudah melahirkan (dua kali) begitu di persalinan ketiga, Allah mengujinya dengan menjadi sulit melahirkan.
DeleteAlhamdulillah, sekarang ada SMSbunda, bisa menjadi salah satu solusi bagi ibu hamil dan yang punya anak kecil :)