Mari berkenalan
dengan salah satu teman blogger perempuan saya yang keren. Namanya Elisa Monic,
blogger Bekasi. Saya terkesan sekali dengan tulisan di blognya yang berjudul Kerja Bareng
Orangtua Itu Enak.
Dimodifikasi dari www.elisamonic.com |
Saya mau gila rasanya kalau dimarahin ayah saya. Bagi saya pribadi, lebih baik dimarahin orang lain, saya nggak bakal takut atau merasa sakit hati. Coba bayangin aja dimarahin saat karena salah, tapi marahinnya kayak lagi marahin karyawan yang lain. Saya selalu nangis setelah dimarahin boss a.k.a ayah saya setelahnya. Sulit bagi saya menerima diperlakukan seperti itu, apalagi saat ayah saya nggak percaya sama penjelasan saya tapi malah lebih percaya orang lain. Jauh lebih baik dimarahin boss yang entah siapa saya nggak kenal. Apalagi hubungan saya dan ayah saya itu sejak kecil dekat. Saya mengerti dia berusaha logis dan professional. But for me, sampai saat ini saya masih belum bisa mengendalikan emosi dan perasaan saya kalau lagi dimarahin sebagai karyawan.
Itu
salah satu ungkapan hati Monic di blognya. Pada bagian itulah saya terkesan.
Pada bagian, di mana Monic menceritakan bahwa bekerja pada perusahaan ayah
sendiri, ia tidak “disayang-sayang” sebagai anak. Kalau salah, ya dimarahi. Dimarahi
sebagai karyawan. Pasti baper jadinya
setelah itu. Sedih. Malu juga.
Kebayang, ndak bagaimana perasaan ayahnya? Saya
kira, ayah yang sejak kecil dekat dengannya itu pasti punya perasaan tidak enak
juga. Saya tahu karena saya pun punya perasaan tidak enak ketika harus menegur
keras atau memarahi anak saya. Inginnya, sih, anak itu tidak usah dimarahilah.
Tapi kan untuk memberikan pelajaran, untuk kasus-kasus tertentu, sesekali orang
tua perlu “marah” juga.
Sumber: www.elisamonic.com |
Mungkin ini waktunya saya untuk speak up mengenai kenyataan-kenyataan yang ada di kala bekerja dengan orangtua sendiri. Fakta yang ada bagi saya saat ini adalah, ayah saya adalah ayah yang yahhh dibilang otoriter nggak dibilang nggak otoriter juga nggak. Tegas banget iya dan disiplin dan juga sebagai sosok boss, ayah saya too demanding.
Monic
bukan asal baper. Habis dimarahi ayah
langsung bikin postingan curhat. Saya
setuju, sesekali kita perlu speak up di
blog untuk menceritakan diri kita sendiri. Pasti bermanfaat buat diri kita,
sekaligus buat yang baca. Saya mengatakan postingan
ini sebagai tulisan pencerahan.
Monic
perlu menjawab berbagai suara sember nan
sumbang yang meriuh di sekelilingnya, mengomentari posisinya sebagai karyawan
ayahnya. Di sisi lain, sikap ayah Monic patut diteladani orang tua – orang tua
lainnya. Karena sebagai ayah, beliau tidak serta-merta memperlakukan putrinya
bak putri raja. Beliau mendidik putrinya agar berjiwa tangguh. Kelak, Monic harus
menjadi sosok yang bisa diandalkannya karena tahu dengan detail mengenai seluk-beluk perusahaan miliknya. Untuk sampai
kepada “sosok yang diandalkan” itu, tentunya Monic harus menjalani serangkaian training. Ilmu pengetahuan kan tidak
turun secara abrakadabra, Bu, Pak?
Pada
akhirnya, dalam memandang topik yang diangkat Monic, kita semua harus membaca
paragraf terakhirnya:
Tulisan ini hanya sedikit pain yang saya simpan akibat perkataan orang lain yang kadang nggak mikir. Dan hanya sebagai penyadar bahwa kerja hakikatnya memang usaha yang keras, di mana pun kita berada dan pada siapa pun kita bekerja. Jadi mulai sekarang berhenti membandingkan dan menganggap sebelah mata kepada mereka yang bekerja di rumah, bekerja secara independen atau para pengusaha mulai dari kecil sampai yang besar. Karena yang kita lakukan itu sama yaitu kerja, dengan kesibukan dan kesulitannya masing-masing.
Nah,
betul, kan apa yang dikatakan Monic? Saya salut, Monic bisa belajar banyak dari
hubungannya dengan ayahnya sebagai relasi kerja. Di dalam tulisannya, ia tidak
hanya menceritakan perasaan tidak enaknya. Ia juga mengenai latar belakang dan ketangguhan
orang tuanya dan hikmah yang ia petik. Ia bisa memandang relasi antara boss – officer secara holistik.
Betul,
kan, statement saya di atas bahwa
tulisan ini merupakan tulisan pencerahan? Kalau kalian yang tadinya mikir bahwa selamanya kerja bareng ayah
itu enak, lalu tidak tercerahkan setelah membaca ini maka ... ke laut saja, deh
(lalu melambai pada kamera tanda menyerah).
Sumber: www.elisamonic.com |
• Beauty
• Blogging
• Body & Mind
• Culinary
• Diy
• Free Printables
• Inspirations
• Lomba
• Personal
• Productivity
Beberapa
ulasannya mengenai kosmetik bisa dibaca di blognya. Contohnya Review Wardah
Hydrating Aloe Vera Gel (kutandai ulasan ini, Monic soalnya kulit wajah kita
sama sifatnya), dan Review Wardah Sunscreen Gel.
Sementara
untuk bagian life style-nya, saya
kira bisa dilihat contohnya pada tulisan berjudul Let’s De-stress Yourself +
Free Printables. Untuk lebih mengenal Monic, silakan langsung ke alamat blog http://www.elisamonic.com, yaa.
Makassar, 16 Juni 2016
Postingan ini untuk program Arisan Link
(kocokan 7) di grup 4, komunitas Blogger Perempuan.
Share :
Hehe... ada plus minusnya juga ya kak kerja bareng keluarga, apalagi keluarga dekat
ReplyDeleteSemuanya ada plus minus-nya, Nu. Tinggal pintar2nya kita saja :D
DeleteSelain banyak tulisan mengenai kecantikan ternyata ada juga tulisan2 yang menginspirasi ya di blognya Mba Monica..
ReplyDeleteIya Mbak Rita, ada juga yang inspiratif
DeleteSama Mba Niar, awal saya jatuh hati di blognya mba Monic yaa tulisannya tentang kerja sama orang tua. di situ terlihat bagaimana Monic berusaha menyelesaikan bapernya dengan jalan yang dewasa menurut saya. Memberikan sudut pandang lain tentang pekerjaan yang ditekuninya.
ReplyDeleteYup. Ternyata kita punya beberapa ketertarikan yang sama, ya Ipeh :)
DeleteYang saya suka adalah intinya kita sama sama kerja... Asyik Bu, banyak yang review blog mbak monic ini lho...
ReplyDeleteBanyak Mas Budi, ini kan program kecil-kecilan dari komunitas Blogger Perempuan. Kami tergabung di kelompok 4 :)
DeleteHai mba.. Waah baru tau nih curhatan anak yg kerja sama orangtua sendiri. Saya kira malah enak. Ternyataaa.. Hehe..
ReplyDeleteCuss ke blognya ah.. Makasih sudah sharing ya mba :)
Ternyataaa, enak, Mbak hehehehe.
DeleteYa, tetap ada hal-hal yang disebut Nunu di atas sebagai "plus dan minus", Mbak. Di mana pun kita bekerja :)
Enak ya kerja sama orang tua jadi bagi waktunya bisa :)
ReplyDeleteTetap jam kantor, koq ngantornya. Dan bisa lembur juga :)
DeleteMakasih mba niar :)
ReplyDeleteMarahin anak emang perlu kok, bahkan di agama saya pun dibenarkan utk memarahi anak supaya jalannya si anak itu nggak melenceng. tp kalo marahin cuma gara2 melampiaskan kemarahan atau kekesalan tuh baru nggak boleh, kasian si anaknya itu sih. Overall, saya tetap bersyukur punya ayah seperti ayah saya, kalo nggak di didik mgkin saya bakal jd anak yg serampangan.
kalau saya punya pengalaman yang agak mirip dengan Monic mbak. Saya pernah bekerja bantuin tulang (adek mamak) yang usahanya menjual kebutuhan guru dan sekolah. Saat bekerja, kita bersikap profesional degan tugas dan upah yang jelas. makasih artikelnya mbak :)
ReplyDeleteMeluncur ah ke blognya sepertinya menarik
ReplyDeletebapakku ga pernah marah, mbak
ReplyDeletedi kantor bos juga bingung kalo mau marahin aku. suka tak tinggal pergi duluan kalo keliatan mau ngomel...
Tulisan mba Niar pengen buat aku kenal lebih dengan mba Elisa. Selain untuk tahu pikirannya, juga agar belajar make up. Hiihii
ReplyDeletebiasanya "marahnya" orang tua itu karena sayang Mba Niar :)
ReplyDeletewalau sebagai anak kadang kita ogah menerimanya karena malu apalagi bila dilakukan di depan orang lain..
sukanya mengulas beauty dan hal itu yang aku paling suka sih...
ReplyDeleteanggiputri.com
thanks for posting this article for your followers! research paper service is the best way to learn foreing languages and get some practice in essay writing
ReplyDeletebisa ini dicoba :D
ReplyDeleteTerima Kasih