Pemanasan Dulu, Setelah 12 Hari

Ini “liburan” terpanjang bagi saya. Saya benar-benar kesulitan meluangkan waktu untuk menulis akhir-akhir ini. Hari-hari saya penuh kesibukan dengan keluarga besar. Namun demikian menyenangkan, sih sebenarnya. Kapan lagi momennya bisa dekat dengan keluarga kalau bukan saat (libur) lebaran?

Ada banyak peristiwa yang tak/belum terekam di blog ini. Seperti perpisahan SMP-nya si sulung,  pengalaman menjadi nara sumber di DiLo Makassar, keadaan beberapa tempat di Makassar menjelang lebaran, shalat Id di lapangan masjid dekat rumah, pengalaman menghadiri reuni SMA dan kampus, menjadi nara sumber di Kompas TV Makassar, dan yang terakhir: mappettuada’[1]-nya keponakan. Selain itu, ada lomba yang tak sempat saya ikuti dan beberapa ide yang kini telah menguap entah ke mana.

Lapak Rian, di Pasar Got
Bersamaan dengan itu, semangat menulis saya sedang berada di titik mendekati nadir. Saya kira, saya perlu memberi waktu sedikit untuk mengistirahatkan diri. Nyatanya tak sedikit. Ini sudah 12 hari sejak saya posting tulisan terakhir.

Saat ini, sepertinya saya butuh pemanasan dulu. Sekadar menuliskan beberapa hal yang melintasi benak dan perasaan.

Kemarin, saat belanja sayur di lapak langganan di Pasar Solongang (Pasar Got), saya terkesan untuk yang ke sekian kalinya dengan perilaku Rian yang memberikan banyak bonus tomat kepada kami. Ketika terjalin interaksi"suka sama suka", Rian akan berbaik hati memberikan bonus tanpa diminta.

Lelaki muda berputeri satu yang hampir selalu ditemani istrinya berjualan ini pun selalu ramah menegur para pembelinya dan mengajaknya bercakap-cakap tanpa canggung.

Mulanya saya kira dia akan berbaik hati pada semua orang yang sudah terhitung lama berbelanja di lapaknya. Namun tidak demikian juga. Suami saya bercerita suatu kali ia mendengar seorang pembeli menawar harga. Rian tak mau turunkan harga. Kata orang itu, "Kan langganan maki'[2]."

"Siapa bilang langganan. Kalau datang ke sini pako mengaku langganan[3]," dengus Rian ketika orang itu pergi.

Saya tercenung. Secara tak disadarinya, Rian memahami prinsip jual beli dalam Islam, yaitu: SUKA SAMA SUKA. Maksudnya, dalam interaksi jual-beli, pembeli dan penjual haruslah sama-sama rela dengan harga yang disepakati. Jangan sampai ada salah satu dari mereka yang merasa berat atau ter-zhalimi.
“Bila dua orang telah berjaul-beli, maka masing-masing dari keduanya memiliki hak pilih, selama keduanya belum berpisah dan mereka masih bersama-sama (satu majlis).” (Riwayat Al Bukhary no: 4917, dan Muslim no: 1531, dari hadits riwayat Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu)
Biasanya kan pembeli memaksa-maksa minta bonus sementara pedagangnya tak rela. Atau pedagang dengan semena-mena menetapkan harga dan melakukan segala cara agar pembeli mengambil barang dengan harga yang telah dia tetapkan.

Tetapi tidak demikian dengan Rian. Di mata saya, ia terlihat berusaha untuk ikhlas dengan cara yang sederhana.

Makassar, 17 Juli 2016






[1] Prosesi pelamaran resmi, keluarga calon mempelai laki-laki ke keluarga calon mempelai perempuan dalam adat Bugis.
[2] Kan langganan maki’ = Kan kita sudah langganan (Makassar).
[3] Kalau datang ke sini pako mengaku langganan = Hanya saat datang ke sini baru kamu mengaku langganan (Makassar).


Share :

5 Komentar di "Pemanasan Dulu, Setelah 12 Hari"

  1. tepat sekali Momenn Lebaran adalah momen yang tepat untuk kembali merapakan silaturahmi dan kerinduan dengan orang orang tercinta dan yang kita sayangi.

    ReplyDelete
  2. artikel dan web yang sangat bagus, dan bisa jadi pengetahuan, dan di perbanyak lagi artikel-artikelnya, agar banyak juga yang berkunjung kesini..

    ReplyDelete
  3. subhanallah masih ada pedagang yang menerapkan apa yang sudah diajarkan oleh islam. Saya aja kalau ketemu penjual yang males2an dalam melayani, biasanya saya cuma bilang liat2 aja dulu, meski udah kepengen banget sama barang di toko tsb. Soalnya saya ga mau nanti malah jadi dosa. Apalagi kalau udah begitu berarti sayanya yg lagi ga bisa positif thinking, mendingan ga jadi beli ga geremeng sayanya ;D

    ReplyDelete
  4. Halo Kak Niar. Lama sekali aku enggak mampir kemari. Iyaya... kalau lama enggak nulis, jadinya suka kaku pas mau nulis lagi. Macam orang biasa senan trus lama nggak senam. Ha..ha...

    ReplyDelete
  5. Wah, Mak Niar begitu, apalagi saya. Blog udah lumutan. Semangat nulis sedang turun drastis. Sampe bingung mau nulis apa. Semoga semangat lagi deh. Saya juga lagi pemanasan. :D

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^