“Kenapa
bapakmu tidak merokok?” sudah beberapa kali Wahyu – teman mengaji Athifah
menanyakan hal ini kepada Athifah.
Wahyu
punya kelebihan dibanding anak-anak lelaki lainnya. Ia sangat care. Pernah ia main ke rumah saat Afyad
sedang demam. Kepada Athifah dia bertanya apakah boleh ia mendo’akan Afyad
supaya sembuh. Beberapa kali Afyad ikut Athifah mengaji ke TPA, Wahyu yang
senantiasa menemani Afyad sehingga Afyad tak bosan selama berada di sana. Jarang,
lho anak lelaki yang punya sifat ngemong seperti
Wahyu ini.
“Saya sudah jawab, Ma
tapi dia tanya lagi,” Athifah menjelaskan lagi mengenai pertanyaan Wahyu
kepadanya.
“Kamu bilang apa?” saya
bertanya balik.
“Saya bilang, orang tidak
boleh merokok. Berbahaya.”
“Cocok mi. Kalau dia tanya lagi, bilang ki supaya membaca di bungkus rokoknya
kalau rokok itu bisa membunuh.”
“Iya, Ma, saya lihat di
jalan-jalan, ada tulisan kalau rokok itu membunuh,” yang dimaksudkan nona
mungil ini adalah iklan rokok yang dilihat terpampang di pinggir-pinggir jalan
kota ini.
“Iya,
berbahaya toh, makanya orang tidak boleh merokok.”
Pertanyaan
yang diberikan Wahyu ini adalah pertanyaan teraneh yang saya dengar, ditanyakan
oleh kawan Athifah kepadanya. Wahyu, bocah lelaki kelas 3 SD heran mengapa ayah
Athifah tak merokok padahal dalam kesehariannya, lelaki dewasa biasanya merokok.
Sebuah
artikel[1] menyebutkan bahwa ada
kurang lebih 600 kandungan berbahaya di dalam rokok. Saat disulut, 7000 lebih
zat kimia berbahaya dihasilkan oleh asap rokok. Selain itu, ada 69 zat yang
menjadi penyebab berbagai penyakit kanker.
Nah, yang seharusnya Athifah yang bertanya “kenapa bapakmu merokok?” kepada
Wahyu. Karena merokok bukanlah kebiasaan baik meskipun itu dilakukan sebagian
lelaki. Di sisi lain, saya juga merasa prihatin kepada Wahyu yang melihat
kelaziman mengenai kebiasaan merokok padahal seharusnya pikiran dan kondisi
kesehatan anak-anak sepertinya dijauhkan dari benda berbahaya itu. Wahyu adalah salah satu dari
sekian anak yang menjadi perokok pasif di negeri ini. Semoga saja dengan
seringnya ia melihat bungkus rokok, dia membaca juga tulisan di bungkus rokok
itu mengenai bahayanya merokok agar kepasifannya dalam “merokok” tak berubah
menjadi aktif. Semoga.
Makassar, 15 Agustus 2016
[1]
Dari: http://halosehat.com/gaya-hidup/gaya-hidup-buruk/74-bahaya-merokok-bagi-kesehatan-tubuh-yang-mematikan
Share :
Mungkin karena rutinitas lelaki indonesia ini merokok maka anak kecil menyimpulkan orng tak merokok itu aneh tetapi apabila dia paham betul pasti gak bakalan seperti itu :) saya juga sebagai remaja alhamdulilah tidak merokok :) karena saya tahu merokok itu kurang baik untuk kesehatan :)
ReplyDeleteIya tuh, Wahyu banyak melihat orang dewasa merokok di sekelilingnya.
DeleteDi sekitar rumah kami malah, anak-anak yang baru mau ABG sudah merokok :(
ALhamdulillah. Kalau memang tidak merokok, jangan sampai ikut-ikutan yah. Kesehatan paru-paru adalah awal investasi berharga :)
anak-anak skr kritis ya mbak serba di tanyakan. harus dijawab dengan jawaban yg dimenegerti anak juga
ReplyDeleteBenar, Mbak Lidya
DeleteWahyu anaknya kritis ya, dia memperhatikan keadaan sekelilingnya
ReplyDeleteIya Mbak Santi.
DeleteMudah2an dia mendengarkan apa yang dikatakan Athifah dan merenungkannya.
lucu juga ya mak ada pertanyaan seperti itu. mungkin juga wahyu merasa senang dengan orang yang tidak merokok dan berharap bapaknya juga begitu.
ReplyDeleteAamiin aamiin .. semoga demikian ya Mbak Diah
DeleteKurang suka dg lelaki perokok. Di tempat kerjaku, guru2 cowok mayoritas perokok. Kalo sudah jam istirahat, kantor ngebul asap rokok. Di rumah, masih prihatin bapak saya perokok. Jadi punya impian calon suami saya harus bukan perokok. Titik. :)
ReplyDeleteAamiin aamiin. Mudah2an kesampaian. Sungguh tak enak kalau setiap hari mencium asap rokok :)
Deleteiya, pada umumnya laki2 merokok, jadi aja wahyu kepo deh..
ReplyDeletesemoga bisa memberikan jawaban sesuai dengan bahasa anak ya maak.
hai..apa kabar, semoga sehat selalu mak niar yaa..
Hai Mak Nchie .. apa kabar? :)
DeleteSemoga, bisa ya Mak :)
Lebih banyak yang merokok dibanding yang tidak merokok, jadi yang tidak merokok dianggap aneh. Semoga setelah mendengar jawaban Athifah dia jadi tahu rokok itu tidak baik dan tidak tertarik mencobanya.
ReplyDeleteSEmoga saja demikian, Mila. Saya juga berharap. Aamiin.
DeleteNggak merokok akan terlihat aneh jika disekelilingnya perokok.
ReplyDeleteSemoga Wahyu nggak akan jadi perokok ya.
Iya, begitulah di belahan "dunia" lain, Mbak Ety. Aamiin semoga.
DeleteSuami saya merokok, tapi selalu say ultimatum untuk tidak merokok didepan atau delat anal-anak. Karena kadang orang tua tidak sadar bahwa mereka yang memberi contoh. Karena ultimatum itu suami jadi makin berkurang merokokonya, alhamdulillah. Dan masih berdoa semog bisa berhenti #eh malah curhat hahaha. Salam kenal ya mbak...
ReplyDeleteHahaha, tidak apa-apa Mbak. Berarti Mbak turut mendo'akan Wahyu seperti komentar2 di atas juga .. selain juga berdo'a untuk diri sendiri :)
DeleteDia menangkap korelasi antara gender dengan rokok dari lingkungannya ya ternyata. Itu kenapa memang anak-anak merupakan pemerhati yang sangat detil, jadi kudu hati2 sebenarnya. Semoga Wahyu bisa diarahkan sehingga bisa memahami dengan baik banyak hal yang ada di sekitarnya.
ReplyDeleteAamiin. Semoga dia belajar untuk tak menghubungkannya lagi :)
Deletealhamdulilah papinya anak2 ga merokok mbak.. dan aku bersyukur ketemu dia, krn akunya jd bisa berhenti merokok sejak nikah ama papinya anak2 ini... jd sampe skr anak2 g tau kalo maminya dulu perokok.. satu penysalan yg ga bisa diubah sih, tapi sudahlah yaa... yg ptg aku bersyukur bisa berhenti total :)
ReplyDeleteYang penting sudah berhenti, Mbak Fanny, ya hehehe.
DeleteKasihan yah anak itu, merokok menjadi hal yang sangat biasa untuk dia. Sedih
ReplyDeleteIya, Mbak. menyedihkan memang -_-
DeleteKmarin tetangga mertua mbakku, anak kecil mbak, balita ngrokok. Kalau nggak dikasih nangis. Aku sedih.... tinggalnya agak di kampung dan di sana byk perokok
ReplyDelete