Andai
sejak saya masih tinggal di Riau, saya kenal blogger Pekanbaru seperti Mutia
Nurul Rahmah, mungkin saya akan menjadikan tulisan-tulisannya sebagai
referensi. Gadis yang masih berstatus sebagai mahasiswi di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Suska Riau ini senang menuliskan tentang tempat-tempat asyik di
Pekanbaru dan sekitarnya.
Misalnya
saja pada tulisan-tulisan berjudul Reflexy
Di OXY Family Reflexy & Facial (Perawang), Festival Kampung Senapelan 2014,
Mengenal Budaya Melayu Lebih Dekat, Mal Pekanbaru – Tempat Asyik Biar Ga Gaptek,
Pekanwak!, dan Piknik Hore Di Pusat Pelatihan Gajah Minas.
Hm, Piknik
Hore Di Pusat Pelatihan Gajah Minas ... waaah, saya dulu pernah tinggal di
Minas tapi tidak pernah piknik hore ke Pusat Pelatihan Gajah. Argh baru, deh
nyesal sekarang. Dulu pernah dengar tapi entah kenapa koq tidak tertarik.
Mungkin beda halnya kalau sudah pernah baca tulisan tentang blogger Pekanbaru ini. Tapi sayangnya,
Mutia kenapa tidak menampilkan foto gajahnya, ya? J
Saya
memang masih terkenang-kenang akan daerah seputar Minas – Rumbai, daerah yang
pernah saya tinggali dulu. Waktunya sangat singkat, sih. Total hanya selama 2
tahun lebih. Tapi momen-momen selama berada di sana masih terngiang-ngiang
karena saya menjalani masa pengantin baru di sana. Jauh dari keluarga besar di
Sulawesi. Melihat-lihat blog Mutia, saya merasa didekatkan kembali dengan Riau.
Mutia
terlihat menjaga konsistensi ngeblognya sejak tahun 2009. Keren, sudah selama 7
tahun ini dia ngeblog. Mutia menuliskan manfaat ngeblog yang dirasakannya pada
tulisan berjudul Kenapa Saya Ngeblog?
sebagai berikut:
Berkat ngeblog saya bisa memperluas pertemanan, mengubah pandangan ke arah yang lebih baik, melatih kepenulisan dan menambah pengalaman.
Insya
Allah, dengan memegang ini, saya merasa yakin kalau Mutia akan terus menjaga
konsistensi ngeblognya hingga seterusnya. Sejak tahun 2009 – sejak masih
memakai seragam putih abu-abu, tak putus Mutia belajar ngeblog hingga saat ini.
Terlihat perkembangan yang signifikan pada gaya menulis dan bobot tulisannya
sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Menelusuri
tulisan-tulisan Mutia, saya makin yakin kalau mau ngeblog, kita bisa
mengerjakannya dengan pengetahuan yang kita punya dulu. Mulai dari apa adanya.
Jangan tunggu sampai benar-benar tidak gaptek lagi. Banyak blogger yang memulai
ngeblog dengan gaptek. Saya juga dulu gaptek. Yang bikinkan blog suami. Tapi
saya perlahan-lahan belajar. Bahkan sampai saat ini pun masih terus belajar.
Mutia pun demikian. Kita bisa membaca proses pembelajaran di blog Mutia yang
membagi tulisan-tulisannya ke dalam 5 kelompok besar (Culinary, Review, My
Friends, dan Tips) ini.
Oya
ada satu hal keren lagi dari Mutia. Mahasiswi yang masih berakrab-akrab ria
dengan skripsinya ini aktif di 3 komunitas, yaitu: Kaskus Regional Riau Raya, Akademi
Berbagi Pekanbaru, dan KongkowNulis.
Komunitas
pertamanya itu membuat saya terkejut. Soalnya setahu saya yang biasanya aktif
sebagai kaskuser itu cowok, hehehe. Ayo, Mutia diceritakan lebih banyak lagi
mengenai kegiatannya bersama para kaskuser, ya. Siapa tahu dengan banyaknya
tulisan yang Mutia share, makin
banyak anak gadis yang bergabung jadi kaskuser. Saya pun sebenarnya penasaran
berat, kaskuser itu ngapain saja, ya.
Saya hanya tahu kalau kaskus itu tempat orang bertanya-jawab. Apakah ada
kegiatan selain bertanya-jawab itu dan selain mengisi booth di Pekanwak, Mutia?
Mutia bersama para kaskuser |
Hm,
selalu menarik menelusuri blog teman-teman grup Arisan Blogger Kelompok 4 di
Komunitas Blogger Perempuan, termasuk blog Mutia. Ada saja hal menarik yang
saya temukan. Yang paling menarik adalah, menemukan bagaimana ngeblog menjadi
begitu asyik bagi mereka. Seperti juga di blog Mutia ini. Mau melihat bagaimana
Mutia menemukan keasyikan dalam aktivitas ngeblognya? Cus, langsung ke http://www.mutmuthea.com.
Makassar, 15 Agustus 2016
Share :
biasanya memang begitu mbak... saat msh tinggal di daerah itu, kdg ga kepikir utk mau mengeksplore lbh dalam.. saat udh pindah ke kota lain, baru deh rada nyesel:D..
ReplyDeleteaku tinggal di aceh 18 thn, tp ga pernah ke sabang..pdhl bnyk bgt yg bilang itu pulau bagus bgt.. dulu mikirnya masih bisa kapan2lah dtg kesana :D.. trnyata sampe hijrah ke jkt, ga kesampaian juga bisa ksana.. :D.. nyesel bgt jadinya.
Waaah, saya tidak sendiri ternyata hehehe.
DeleteMbak Fanny 18 tahun di Aceh dan ndak ke Sabang? Waah rugi, yah.
Iya benar, kayaknya saya juga dulu begitu, berpikir bahwa bisa kapan-kapan *hiks*
Rasanya dulu hal biasa yaa, mba Mugniar..
ReplyDeletesetelah pindah...baru terasa.
Mungkin di situlah tugas Blogger.
Merubah topik bahasan yang (menurut orang biasa) menjadi sesuatu yang luar biasa.
Kalau baca pengalaman Mba Fania, jadi mikir betul juga, saya sempat ke Surabaya dan stay di sana selama 2 minggu, lumayan sebenarnya kalau mau buat explore, eh ternyata ga sempat2 huhuhu...
ReplyDeletekayanya harus disegerakan yaaa
hehehe,waktu mba di riau,aku masih kicik2....
ReplyDeleteayo ditungu lgi kedatangannya di riau ya..
-
iya nih,di kaskus kebanyakkan cowoooo
Semoga nanti bisa kopdaran ya mbak saat ke Riau nanti. Wah, temannya lanang semua alias cowok semua :D
ReplyDeleteNambah lagi blogger. Salam kenal ya. Salam blogger!
ReplyDelete