Satu hal
lagi yang membuat saya makin betah ngeblog adalah bertemu dengan banyak orang
kreatif. Salah satunya adalah Kasman
Suherman, CEO Tiketbusku.com (Tiketbusku.com selanjutnya saya sebut dengan “Tiketbusku”
saja). Saat itu saya menghadiri sebuah acara di mana Kasman
diminta untuk menjelaskan tentang Tiketbusku.[1].
Sekilas
dari penjelasannya, saya mendapat gambaran bahwa melalui website Tiketbusku, user bisa memesan tiket bus ke daerah
tujuan tanpa perlu datang ke kantor perusahaan otobus (PO) bersangkutan. Wah,
ini sebuah kemudahan, berkat perkembangan IT.
Sumber gambar: page FB Tiketbusku.com |
Website
Tiketbusku dirancang sejak April 2014, dibuat selama 5 bulan. Soft launching-nya digelar pada
1 Desember 2015 silam. Orang-orang di belakangnya masih mahasiswa, lho. Mereka
semua masih kuliah di UIN Alauddin Makassar. Selain Kasman Suherman, ada Virah (CMO),
Fadhli (CTO), Alfian WP (Penjualan), Lukman (COO), Agung (designer), dan Abdullah (web developer).
Saat
saya tanyakan tentang cerita latar belakang Tiketbusku, Kasman berkisah, “Sebenarnya
yang mendasari lahirnya TIKETBUSKU.COM adalah kolaborasi yang kita lakukan.
kita selalu berharap bagaimana di posisi bangku kuliah kita sudah punya produk
yang bisa kita kontribusikan kepada masyarakat. Nah, lahirlah Tiketbusku.com
yang juga sebenarnya merupakan solusi dari masalah kami yang selalu sulit
mendapatkan tiket bus ketika mudik.”
Inilah salah satu inovasi yang menguntungkan masyarakat kini. Pengguna bus tidak perlu lagi mendatangi
PO untuk memesan dan membayar tiket. Semuanya bisa dilakukan dari rumah dan ATM. Hanya
perlu memahami bagaimana memanfaatkan website Tiketbusku yang kini sedang
dibuat aplikasi androidnya ini. Anda-anda yang biasa naik bus antarkota,
sekarang dipermudah dengan aplikasi ini. Anda bisa menggunakan aplikasi Tiketbusku
untuk memesan tiket bus dari kota Makassar ke kota-kota lain di Sulawesi
seperti Palopo, Bone-Bone, Mamuju, Topoyo, Toraja, Palu, dan Manado. Hingga
kini, ada 26 tujuan rute dilayani (dengan rute terjauh Manado di Sulawesi Utara).
Pada
tanggal 22 – 24 Agustus lalu, Tiketbusku mengikuti final Startup World Cup 2017 di Jakarta sebagai satu dari lima startup Wildcard
yang berasal dari lima kota di Indonesia. Startup World Cup merupakan kompetisi
startup international yang di adakan
oleh Fenox Venture Capital bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
Indonesia untuk region Indonesia.
Fenox
VC dan Bekraf menyeleksi startup-startup
di masing-masing wilayah untuk memberikan tiket wildcard agar dapat berkompetisi dalam 15 startup di Asia Tenggara. Tiketbusku bersungguh-sungguh
mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari sebelumnya untuk mengikuti kompetisi
ini.
Tiketbusku,
dalam ajang bergengsi ini tidak berhasil menjadi pemenang wildcard. Ini berarti tidak meraih “tiket” ke Silicon Valley namun
tim Tiketbusku tidak merasa kecewa. “Bisa hadir di 15 top startup sudah membuat kami bersyukur karena yang menjadi
perhatian kami bukanlah kompetisi tapi bagaimana Tiketbusku tetap dapat
memberikan kontribusi untuk pelayanan transportasi bus,” demikian Kasman
mewakili teman-temannya.
Rasa
penasaran saya terhadap Tiketbusku sangat besar. Terlebih karena mereka masih
muda-muda. Entah berapa jumlah pertanyaan yang saya berikan kepada Kasman.
Beberapa jawaban, hasil wawancara sudah saya saya tuliskan di atas. Beberapa lagi
saya tuliskan dalam bentuk tanya-jawab sebagai berikut:
Adakah kesulitan dalam mengembangkan Tiketbusku?
Kesulitannya
adalah kami harus belajar lebih untuk pengembangan software dan harus bisa bekerja ekstra dikarenakan jumlah tim yang
minim.
Bisa diceritakan apa saja kesulitannya dalam mengembangkan Tiketbusku dan
bagaimana mengatasinya?
Kesulitannya
kami harus bersedia membagi waktu kuliah kami untuk mengembangkannya dan hampir
kami tidak mempunyai waktu liburan apalagi dudk bersantai dengan teman kampus.
Yang sudah berhasil diraih sekarang (dari Tiketbusku), apakah sudah
sesuai dengan keinginan kalian?
Kami
masih terus mengembangkan teknologi ini.
Selain secara teknis (yang berhubungan dengan aplikasi), apa yang kalian
lakukan untuk mengembangkan Tiketbusku?
Kami
harus belajar otodidak mengenai bisnis dan marketing untuk bisa mempromosikan
Tiketbusku.com
Saat ini bagaimana animo masyarakat dalam menggunakan Tiketbusku?
Untuk
saat ini kita masih mengedukasi masyarakat untuk menggunakan teknologi dalam
pemesanan tiket bus melalui aplikasi dan adapun data transaksi dari satu
perwakilan yang bekerjasama dengan kami kurang lebih 5000-an transaksi per bulan.
Apa mimpi besar kalian untuk Tiketbusku?
Mimpi kami adalah bagaimana Tiketbusku.com dapat hadir di
seluruh daerah yang ada di Indonesia agar masyarakat dapat lebih mudah untuk
melakukan pembelian tiket bus.
***
Saya
sangat terkesan dengan kalimat Kasman yang ini:
Kesulitan (dalam mengembangkan Tiketbusku) adalah kami harus bersedia membagi waktu kuliah kami untuk mengembangkannya dan hampir kami tidak mempunyai waktu liburan apalagi dudk bersantai dengan teman kampus.
Apresiasi
sebesar-besarnya buat tim Tiketbusku. Tidak banyak anak muda yang seperti mereka,
rela menyisihkan waktu hura-hura untuk bekerja keras demi melakukan hal yang
bermanfaat sekaligus membangun bisnis. Jauh lebih banyak anak muda yang lebih
suka bersantai-santai saja. Inspiratif sekali. Semoga saja Tiketbusku bisa
diaplikasikan di seluruh Indonesia.
Lalu,
ketika saya “memaksa[2]” Kasman menitipkan harapannya
melalui saya kepada pembaca blog ini, saya merasa sedikit tertohok. Kasman
berharap, “Harapannya sih, semoga anak-anak muda Indonesia bisa berkolaborasi
untuk bisa memberikan solusi/karya nyata untuk bangsa ini. Karena kita saja
dari bangku kuliah – alhamdulillah bisa berkontribusi untuk menyelesaikan
masalah kecil.”
Baiklah
Kasman, saya tidak muda lagi. Setidaknya – lucky
me – di usia sekarang, saya memutuskan untuk serius ngeblog dan menebar
manfaat melalui tulisan. Membaca harapan Kasman, membuat saya merasa harus
makin bersungguh-sungguh di jalan kebaikan ini karena pertambahan usia saya setiap
tahunnya makin mendekatkan saya kepada ajal.
Nah,
sekarang, saya mau mengumpan balik kata-kata Kasman. Hal bermanfaat apa yang
telah Anda lakukan untuk berkontribusi dalam kebaikan?
Makassar, 30 Agustus 2016
Tulisan
ini diikutkan lomba blog #KitaIndonesia.
Referensi:
- Wawancara via inbox Facebook dengan Kasman Suherman, CEO Tiketbusku.
- https://www.tiketbusku.com/).
- https://id.techinasia.com/kumpulan-startup-yang-mengguncang-startup-world-cup-indonesia
- https://dailysocial.id/post/tiketbusku-layani-pemesanan-bus-antarkota-secara-online-di-sulawesi
- https://id.techinasia.com/tiketbusku-layani-pemesanan-tiket-bus-online-di-makassar
[1]
Tiketbusku.com adalah situs reservasi pertama yang berpusat di Sulawesi.
Sebagai mitra Perusahaan Otobus (PO), pihak Tiketbusku.com telah membuat sistem
layanan pengolahan tiket bus online terpadu sehingga penjualan tiket bus di
setiap titik kantor perwakilan terkontrol dan tersinkronisasi dengan baik dengan
penjualan tiket bus yang ada di website tiketbusku.com. Tiketbusku.com
merupakan website reservasi tiket online pertama dan terbesar di Sulawesi
Selatan. Website ini pertama kali dikembangkan tahun 2015 oleh Friendstech.
Untuk mendukung kinerja, website tiketbusku.com telah bekerja sama dengan
sejumlah perwakilan bus di Sulawesi Selatan. Sehingga, e-tiket bisa digunakan
tanpa harus dicetak, cukup dengan memperlihatkan tiket yang telah disimpan. Tiketbusku
juga bekerja sama dengan pemerintah untuk mendukung Smart City. (dari https://www.tiketbusku.com/).
[2]
Saya mengatakan “memaksa” Kasman karena saya mendesaknya hehehe.
Share :
Cocok bgt bagi yg doyan jalan nih. Nggak perlu repot lari2 ke PO
ReplyDeleteCucook, Jiah :)
DeleteWaah, saya malah baru tahu Tiketbusku ini. Makasih banyak ya, Mbak. Informasi penting ini.
ReplyDeleteMudah2an di daerah mas Azzet bisa dikembangkan Tiketbusku ya.
DeleteKeren tawwa aplikasinya kak :)) Sukses terus buat tiketbusku dan kak Niar *ihiyy
ReplyDeleteWow, jadi tidak usah ke pol atau terminal bis nih.
ReplyDeleteMoga terus berinovasi...
Salam kenal, kesasar ke tempat ini setelah mengunjungi blognya Mbak Intan.
Ternyata penuh inspirasi juga artikel-artikelnya.
Terima kasih