Di
zaman ini, sudah sangat lazim terjadi, peristiwa apa saja bisa tersebar dengan
cepat. Jangankan yang terjadi di satu kota yang bisa langsung menyebar ke
seantero kota itu. Bahkan yang terjadi di suatu benua pun, bisa dengan cepat
tersebar ke benua lain.
Seperti
tadi pagi, saya menyimak berita mengenai Denny Indrayana, wakil menteri Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menjabat pada periode lalu, dikabarkan menjadi
sopir di Australia. Wow, ada-ada saja, ya para netizen ini 😊. Denny sampai perlu mengklarifikasi,
sopir seperti apa yang dimaksud dalam kabar yang menjadi viral mengenai dirinya
itu.
Riuhnya
“pemberitaan” di televisi dan dunia maya juga membuat banyak hal yang terjadi di ibu kota
negara seolah dekat dengan kehidupan di daerah-daerah lain. Di rumah kami,
sewaktu Debat Kandidat disiarkan langsung, orang rumah juga menjadikannya
tontonan. 😅, saya sempat ikut
nonton juga, lah ya, sekadar mau lihat visi dan misi para calon. Sesekali
nonton yang beginian asyik juga. Tapi debat itu tak selesai saya ikuti. Hendak
mengubah, tidak enak dengan Ayah yang asyik nonton. Jadinya saya masuk kamar
dan mengerjakan hal lain.
Begitu
memikatnya pilgub DKI 2017, sampai ada orang-orang di luar Jakarta yang rela
berdebat demi calon pujaannya. Tak habis rasa heran saya kalau ada warga luar
Jakarta yang sampai terlalu sinis mengomentari atau terlibat perdebatan opini
yang mendalam mengenai hal-hal seputar bursa pemilihan gubernur ibu kota negara
itu.
Sampai-sampai
ada guyonan yang mengatakan, nanti di Lapangan Karebosi (salah satu ikon kota
ini) akan didirikan satu TPS pada saat pilgub DKI 2017 diselenggarakan. Khusus
bagi mereka yang terlalu “sibuk” dengan pesta demokrasi di ibu kota negara itu.
Orang-orang yang terlalu sibuk itu ... “Apa
hubungannya ya, pilgub Jakarta dengan kemaslahatan daerahnya? Apa hubungannya,
ya dengan dirinya?” begitu pertanyaan yang muncul di benak saya.
Ah,
yayaya, saya baru ngeh ....
barangkali saja orang-orang itu sedang melihat jauh ke depan, ya? Bahwa ketiga
pasang calon gubernur yang sedang bertarung di sana itu kelak akan menjadi
calon-calon pemimpin bangsa ini? Makanya mulai sekarang mereka sudah memilih
calon yang mana yang mereka inginkan menjadi gubernur Jakarta? Yang jadi
gubernur nanti bisa saja menjadi presiden walau masa jabatannya belum selesai.
Mungkin saja, kan?
Baiklah,
kalau untuk alasan itu ... hm, masuk akal juga. Di sela-sela kesibukan,
bolehlah sesekali memerhatikan calon pemimpin bangsa. Kalau mau cepat update, internet menjadi pilihan tepat.
Ambillah referensi sebanyak-banyaknya dan tarik kesimpulan dengan pikiran
jernih. Salah satu link yang bisa disimak adalah: pilgub DKI
2017 Sindonews.
3 pasangan calon gubernur DKI 2017. Sumber foto: metro.sindonews.com |
Saat membuka
website Sindonews itu, saya melihat isinya diupayakan selalu update. Hingga saat tulisan ini saya
buat, untuk tanggal 25 sudah ada 3 artikel. Tanggal 24 kemarin, ada 7 artikel,
dan tanggal 23 ada 8 artikel yang di-upload
redaksi media online ini.
Beberapa yang menarik adalah Hasil Survei Tak Efektif Ubah Pendirian Pemilih, KPU
DKI Ingatkan Netralitas Media Dalam Pemberitaan Pasangan Cagub, dan Tina Talisa
dan Eko Prasojo Pandu Debat Publik Kedua.
Err,
sebenarnya saya ingin memilih satu artikel untuk satu pasangan calon tapi tidak
jadi, deh. Salah memilih bisa kelihatan bias nanti 😆. Padahal apalah saya, ini, yah. Baru mengkritik orang yang
terlalu baper soal pilgub Jakarta, bisa-bisa
malah menuliskan hal yang bisa menjerumuskan orang kepada ke-baperan yang makin parah.
Namun,
sekali lagi, sebaiknya ambil referensi sebanyak-banyaknya. Jangan cepat
terpengaruh dengan segala sesuatu yang bersifat provokatif. Perhatikan juga
media mana yang terlalu berat sebelah (terlalu memihak kepada salah satu
pasangan calon) sehingga bisa mencari media lain yang juga terlalu memihak dua
pasangan calon yang lainnya. Biar informasi yang didapatkan berimbang, toh? Tidak
luculah orang dewasa berdebat tanpa dasar dan alasan yang kuat!
Well, bagaimana pun, kita baiknya sama-sama
berharap yang terbaik untuk negara ini, juga untuk ibu kota negara kita. Semoga
pilgub DKI 2017 ini berlangsung dengan damai dan tertib.
Makassar, 25 Januari 2017
Share :
auww kurang tajam ki kak
ReplyDeletesaya kira bakal ada kritikan keras buat orang-orang yang kayak "mau mati" untuk pilkada DKI padahal KTP-nya bukan DKI hihihi
Awii .. bukan bagianku yang "tajan-tajam" untuk urusan politik, Daeng. Saya ini siapalahhh ... kita' mo yang pertajam ki :)))
DeleteSaya masih berstatus warga DKI tp udah gak bisa memilih pilgub ini hihi..
ReplyDeleteWkwkwk ... tapi ada mi KTP sininya toh, utk pemilihan gubernur nanti? :D
DeleteKadang aneh juga, orang jakarta adem justru orang luar yang ribut dan suka berdemo. Dan aku pernah membuat artikel yang isinya juga tentang pilgub Jakarta. Demo yang konon membela ini dan itu ,kini semakin jelas tujuannya. Hanya satu, agar yang sono kalah dan terkalahkan.
ReplyDeleteYa, begitulah ,politik dibalut dengan isu agama terasa lebih bisa memikat masa.
Giliran yang kena kasus pakai bansos, atau kesandung masalah masjid, konon katanya. Tapi kok ya tidak ada yang demo, itulah politik, serba dagelan dan sandiwara.
Tapi ada juga yang perlu dipisahkan, Mas Djangkaru. Ada juga yang berdemo bukan hal pilgub atau politik karena hal esensial. Yah, pendapat orang berbeda2. Nah, kalo ributnya soal seputar pilgub, itu yang aneh
DeleteHai mba Niar, skarang jaid bahan omongan karena medsos menginformasikan apa saja :)
ReplyDeleteIya ya Mbak Lida. Apa saja, tinggal pintar2nya kita memilah mana yang benar dan mana yang hoax :D
Delete