Tinggal
di satu kota karena pekerjaan tetap di situ bukan berarti akan tinggal
selamanya di situ. Seperti yang terjadi pada sebuah keluarga. Dari pulau
Kalimantan, mereka mencari tempat konsultasi yang tepat untuk putra sulung
mereka yang mulanya didiagnosa ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder) ke seputaran Jabodetabek. Untuk itu, kepala
rumah tangganya cuti untuk sementara waktu.
Rupanya takdir membawa mereka ke Bandung setelah seseorang merekomendasikan tempat konsultasi terbaik bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di kota itu. Setelah mengetahui alamat lengkap tempat konsultasi tersebut, dengan cepat sang suami browsing informasi terlengkap seputar apartemen di sekitar tempat yang dituju. Karena sudah tahu lokasinya di mana, tak sulit mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Nama sejumlah agen dan kantor pengembang pun segera diperoleh.
Satu
per satu nama yang didapatkan tadi dikirimi e-mail. Beberapa dari mereka
merespon lalu mengirimkan foto apartemen yang mereka sewakan via WA. Well, perkembangan teknologi sekarang
sangat memudahkan orang untuk urusan ini, ya. Kalau masih zaman baheula, yang
bersangkutan harus mendatangi satu per satu lokasi yang di- survey. Betapa memakan tenaga dan waktu.
Pasangan
suami-istri itu mencari apartemen yang paling murah. Tentunya dengan
mempertimbangkan fasilitas yang ditawarkan. Kalau bisa dapat yang harga murah
dan fasilitas memadai, mengapa tidak. Usai survey
lokasi, pilihan pun jatuh pada sebuah flat.
Sang
suami merasa tenang meski harus bolak-balik Kalimantan – Bandung. Sementara
sang istri menemani putra sulung mereka yang setiap hari bersekolah sembari
terapi di tempat konsultasi yang juga berfungsi sebagai sekolah untuk anak-anak
berkebutuhan khusus di kota itu. Awalnya mengira hanya beberapa bulan saja
berada di Bandung, tak terasa sekarang sudah hampir dua tahun mereka di sana.
Tempat
konsultasi dan terapi itu mereka rasa tepat bagi putra sulung mereka yang
ternyata bukan masuk kategori ADHD, melainkan disleksia dan difraksi. Dua hal
yang berbeda. Andai tetap di kota yang dulu, anak mereka akan salah penanganan
karena ditangani sebagai penderita ADHD. Setiap hari sang istri menemani putra
sulung dan putri keduanya di salah satu apartemen di kota itu sementara sang
suami sesekali ke Bandung untuk menengok keluarganya.
Apartemen. Sumber: pacificgardenstyle.id |
Saat hendak mengganti suasana dengan berganti flat, tak sulit bagi mereka menemukan yang sesuai. Teknis pembayaran sewa flat yang berlaku pun memudahkan, bisa setiap tiga bulan bahkan ada yang tiap dua bulan. Jadi, tidak perlu menunggu setahun untuk berpindah tempat. Berbeda kalau mengontrak rumah yang biasanya setelah jangka waktu tahunan baru bisa pindah. Dengan melihat-lihat pengumuman yang tertempel di mana-mana, dengan cepat mereka pun menemukan flat yang diinginkan, masih di apartemen yang sama.
“Nyaman,
ya di apartemen itu?” saya bertanya kepada sang kepala keluarga.
“Selama
ini nyaman-nyaman saja,” jawabnya.
Lalu
dia menceritakan mengapa lebih memilih menyewa apartemen ketimbang mengontrak
rumah. Berikut alasannya:
- Keamanan lebih terjamin di apartemen ketimbang mengontrak rumah karena ada security dan akses ke tiap lantai eksklusif. Hanya para penghuni flat yang bisa mengakses lantai yang mereka tinggali. Dengan kata lain, tak bisa diakses oleh masyarakat umum.
- Fasilitas di dalam dan di sekitar apartemen tergolong lengkap. Ada usaha laundry di sekitar apartemen. Juga ada beberapa mini market, mau pesan air mineral dalam galon mudah. Tinggal pesan, bisa diantarkan ke tempat tinggal. Pesan makanan pun mudah. Ada food court di apartemen. Selain itu, untuk mengatasi permasalahan listrik dan air juga mudah karena ada bagian maintenance apartemen yang bisa sewaktu-waktu dihubungi dan merespon dengan cepat.
Makanya
dia merasa aman meninggalkan anak-anak dan istrinya di Bandung saat harus
kembali bekerja di Kalimantan. “Kalau mengontrak rumah kan lebih susah untuk urus kebutuhan makan dan lain-lain,” ujarnya.
Iya
juga sih, ya. Ini pilihan yang menguntungkan. Kalau tinggal di rumah kontrakan,
sedikit-sedikit harus memikirkan bagaimana berbelanja kebutuhan sehari-hari,
mengurus pakaian kotor, dan mengurus maintenance
rumah. Dengan tinggal di apartemen, solusi untuk semuanya lebih mudah.
Untuk mereka yang harus menetap di kota lain untuk sementara waktu, tinggal di
apartemen bisa jauh lebih menguntungkan. Tentunya sebelumnya harus mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya terkait apartemen yang diinginkan.
Makassar, 19 Maret 2017
Share :
Saya mah cuman bisa nginap di kosan sederhana. Hehe
ReplyDeleteSama2 tempat tinggal, Mukhsin, jangan bilang "cuma" 😂
DeleteWah.. Ini keren. Jadi dengan tinggal di apartemen semanya lebih mudah. Jadi pengen tinggal di apartemen. :D
ReplyDeleteSalam hangat dari Bondowoso..
Aamiin . Yuk rame2 beli apartemen.
DeleteEh 😂😄😅
Itu alasanku jg kenapa aku lbh seneng tinggal di apartmen mba. Trs krn privacy terjaga, ga hrs bersosialisasi ke tetangga yg aku g suka sebenernya.. Tapi suamiku ga pgn, krn dia mau anaknya bisa berbaur.. Makanya apartmn kita disewain, dan kita nya pindah k rumah yg lain, jd anak bisa belajar bergaul ama org lain. Ya sudahlah, akunya ngalah jadinya :D
ReplyDeleteDua2nya alasannya masuk akal, Mbak Fanny 😊
DeleteKalau saya mah, kos-kosan saya anggap sebagai apartemen aja. Tapi memang iya sih, kalau buat di kota besar dengan segudang aktivitas dan begitu padat, ada baiknya juga memasukkan apartemen sebagai solusi untuk dijadikan tempat tinggal.
ReplyDeleteSiip 😊
DeleteSalah satu impianku adalah punya apartemen. Tsah..... Aamiinnn
ReplyDeleteSemoga terwyjuud
DeleteIya bener ya keamanan apartemen terjamin juga privasinya :D
ReplyDeleteBenar Mbak 😊
Delete