Sejak
menjadi content writer untuk beberapa
kegiatan BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia), saya mengetahui beberapa
program pemerintah yang sedang didukung oleh BaKTI. BaKTI adalah organisasi
yang berfokus pada pertukaran pengetahuan tentang pembangunan di Kawasan Timur
Indonesia. Salah satu program pemerintah yang didukung adalah AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan).
Delapan
kementerian berkolaborasi. Delapan kementerian tersebut adalah Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Pusat Statistik. Mereka membentuk lembaga
adhoc Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional
pada tahun 1997. Tujuan terbentuknya lembaga ini adalah agar menjadi wadah atau
forum komunikasi dan koordinasi agar pembangunan air minum dan sanitasi di
negara ini berjalan lebih baik.
Kegiatan
yang pernah dilakukan BaKTI terkait hal ini adalah Provincial Coordination Meeting Pokja AMPL Provinsi Sulawesi Selatan
di Hotel Remcy pada tanggal 6 Oktober 2016. Insya Allah, pada tanggal 11 April
2017 besok, BaKTI akan mengadakan Inspirasi
AMPL yang menghadirkan dua nara sumber dari Kabupaten Luwu Utara dan
Kabupaten Sidrap yang akan berbagi mengenai usaha-usaha yang mereka lakukan di
daerah menuju akses universal 2019.
Sesuai
dengan amanat RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) tahun
2005–2025 dan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tahun 2015-2019, pemerintah
melalui program pembangunan nasional “Akses
Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019”, dengan menetapkan bahwa pada
tahun 2019, Indonesia dapat menyediakan
layanan air minum dan sanitasi yang layak bagi 100% rakyat Indonesia[1].
Terkait
hal ini pula, pemerintah mencanangkan program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) melalui Kepmenkes No
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional STBM[2].
STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku menjadi higienis dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM terdiri atas 5
pilar:
- Stop buang air besar sembarangan.
- Cuci tangan pakai sabun.
- Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga.
- Pengelolaan sampah rumah tangga.
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Buat
warga kota besar, mudah saja melaksanakan kelima hal tersebut namun ternyata
tak semua daerah mampu melaksanakannya dengan mudah, lho. Bukan hanya
pemerintah saja yang harus berupaya keras. Butuh dukungan berbagai pihak,
termasuk masyarakat itu sendiri (makanya dicanangkan gerakan berbasis
masyarakat) dan komunitas/LSM. Bahkan sekarang, perusahaan melalui program
CSR-nya sudah ada yang berinisiatif membantu penyediaan air bersih bagi
masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah Aqua, melalui gerakan Dari Kita
untuk Indonesia sejak tahun 2014, lalu gerakan 1 untuk 10 pada tahun 2016.
#1untuk10
Maksud
“1 untuk 10” adalah, dengan membeli Aqua berlabel khusus, setiap 1 liternya, AQUA
akan menyediakan 10 liter air bersih untuk masyarakat yang membutuhkan.
Programnya diselenggarakan di beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya di
NTB dan NTT. Kalau yang saya baca di beberapa website (di antaranya di website
MajalahKartini.Co.Id, program ini terselenggara dengan kerja sama bersama mitra
AMPL untuk percepatan target akses universal.
Berikut
ini saya kutipkan salah satu keberhasilan program 1 untuk 10:
Ellena Rachmawati, Direktur YMP-NTB, mengatakan bahwa masyarakat di Desa Beriri Jarak dan Kembang Kerang Daya, Lombok Dua dulu mengalami kesulitan mengakses air, terlebih saat musim kemarau. “Dengan program yang didukung Aqua, masyarakat saat ini dapat mengakses air minum dan sanitasi dasar yang layak disetiap rumah. Keberhasilan program ini karena adanya kerja sama dan partisipasi yang kuat dari berbagai pihak.“ Program Peningkatan Akses Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di NTB ini merupakan bagian dari inisiatif Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) yang dikembangkan Aqua. Program ini telah memberikan manfaat kepada lebih dari 130.000 jiwa penduduk di 17 Kabupaten/ Kota di Indonesia[3].
Kita
patut mengapresiasi usaha-usaha seperti ini. Jika masih ada wilayah di
Indonesia yang warganya tidak bisa merasakan manfaat minum air putih secara optimal
akibat kesulitan mengakses air bersih, bagaimana pembangunan berkelanjutan bisa
dilaksanakan dan mencapai hasil yang maksimal sementara air merupakan kebutuhan
vital bagi manusia?
Makassar, 9 April 2017
Catatan kaki:
[1] Sumber: http://beta.new.pamsimas.org/media.php?module=detailberita&id=936&cated=11
[2] Sumber: http://stbm-indonesia.org/dkfaq.php
[3] Sumber: https://mediabanten.com/2016/10/14/rilis-komitmen-aqua-peningkatan-akses-air-minum-nusa-tenggara-barat/
Share :
Semakin banyak program AQUA yang bermanfaat bagi masyarakat, semoga semakin berkah untuk semua
ReplyDeletemakash sharingnya, mga makin sukses yaa
ReplyDelete5 pilar utamaa sanitasi sehat yg sampai sekarang masih banyak kendalanya mbak. . Semogaa makin baik ke depannya dan terwujud target universal akses air bersih dgn program-program menarik sebagai dukungan dr berbagai pihak salah satunya aqua. Semogaa makin peduli dan bijak dengan kondisi sda yang ada. . Tfs mbaaak. .
ReplyDeleteBagus yaa programnya, jadi setiap daerah yang masih kesulitan punya akses air bersih punya kesempatan yang sama buat yang ada di kota :')
ReplyDeleteWaah mantap sekali programnya, baru nih namanya orang Indonesia pribumi, bisa bermanfaat bagi tanah air
ReplyDeleteprogram sprt itu alangkah baiknya jika semua wilayah mengaplikasikannya manfaatnya juga untuk kita semua.
ReplyDeleteterimakasih informasinya...
ReplyDeletesemoga program tersebut dapat diagendakan di tiap wilayah....
ReplyDelete