Token
dari sebuah bank swasta ini sangat penting bagi saya karena mendukung keadaan
saya yang sulit mobile. Tinggal pencet
sesekali saya sudah bisa memindahkan isi rekening ke tempat lain, seperti ke
akun GoPay dan akun Kudo. Harganya tidak mahal namun bikin repot ketika tiba-tiba,
gara-gara lengah barang ini rusak. Token pertama terblokir gara-gara
ke-gaptek-an saya. Token yang saya miliki sekarang merupakan token ketiga yang
rusak. Tepatnya terblokir. Gara-gara saya lupa menyembunyikannya, tahu-tahu si
bungsu - the energetic boy sudah asyik saja memainkannya.
Anak-anak
sekarang, ya, barang yang serupa HP dengan tombol-tombol di atas, pasti menarik
perhatiannya. Begitu pun token ini. Padahal wujudnya sederhana sekali. Hanya
menampilkan angka pada layar mungilnya, tanpa bebunyian dan aneka warna seperti
pada smartphone.
Saya sudah
cukup berusaha menjauhkannya dari jangkauan Afyad sebenarnya. Usai
menggunakannya, biasanya saya langsung menyembunyikannya lagi di dalam lemari
atau dompet. Saya sudah tahu kelakuan si bungsu. Apapun tidak luput dari
perhatiannya, terlebih benda-benda bertombol. Kelengahan saya hanya dua kali
itu. Dan tepat pula, saat itu Afyad melihatnya dan langsung mengutak-atik si
token. Haha gemas, deh. 😝
Benda-benda
bertombol lainnya yang pastinya tak luput dari sasaran tangannya adalah laptop
dan gadget. Dia pernah mengubah password di laptop seorang kawan (namanya
Dito), setelah terlebih dahulu berhasil login
ke komputer tersebut. Padahal laptop itu memiliki password yang konon sulit ditembus oleh teman-teman Dito. Ulah
si energetic boy ini terbongkar ketika pak suami meminta Dito mencoba password yang biasa digunakan si bungsu, beliau merasa curiga,
jangan-jangan bungsunya yang menyebabkan blunder
di situ. Dan ... voila, Dito
akhirnya berhasil login kembali ke
komputernya. Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana si kecil ini berhasil menembus
laptop Dito?
Mirip-mirip
dengan kejadian itu, pada laptop yang saya gunakan ini, Afyad sudah dua kali
mengubah dirinya menjadi admin (di laptop saya ada lebih dari satu user name). Dia bahkan pernah mengubah
saya menjadi user biasa ketika user name-nya menjadi admin. Tahu, kan
apa bedanya user biasa dan admin?
Admin memiliki “kekuasaan penuh” atas pengoperasian dan pengontrolan laptop
secara keseluruhan, termasuk pada user-user
lainnya. Sementara user biasa
bisa dia “kebiri” hak-haknya. 😅
Bukan
hanya benda bertombol, banyak hal yang harus disembunyikan dari si bungsu yang
lasak ini. Seperti gula pasir. Supaya dia tak meminumnya dengan hanya
melarutkannya ke dalam air putih. Seperti pisau. Supaya tak digunakannya
memotong-motong sayuran atau benda-benda lain tanpa sepengetahuan kami. Dia juga
harus diawasi penuh supaya tak memasukkan dedaunan dari pekarangan belakang
ketika kami tengah memasak sayur.
Terakhir,
saya harus menyembunyikan telur ayam mentah karena dia sering mencoba
memasaknya. Beberapa kali saya mendapati bekas telur di atas lantai. Suatu kali
dia seolah-olah tak melakukan apa-apa ketika saya mendapatinya sedang sibuk di
dapur. Saat saya tanyakan apakah dia yang menjatuhkan telur di atas lantai, dia
menggeleng-gelengkan kepalanya padahal kaki terasa lengket di lantai karena
masih adanya sisa-sisa telur yang jatuh sebelumnya. Selain telur di atas
lantai, sesekali dia menuangkan telur ke dalam mangkok. Suatu kali, dia meminta
Ato’ (kakeknya) memasakkannya. Caranya bikin merinding disko. Jadi, setelah
memasukkan telur ke dalam mangkok, dia menyalakan kompor gas. Lalu dia ke
ruangan lain untuk memanggil Ato’, menarik Ato’ sampai ke dapur, dan menyuruh
sang kakek memasakkan telur dadar untuknya.
Di
waktu lain, dia bereksperimen dengan termos air panas (di rumah kami masih
menggunakannya). Dia mengambil termos, membukanya, dan menuangkan airnya ke
dalam gelas. Kami mengetahuinya setelah itu semua dia lakukan. Jangan ditanya
eksperimennya dalam “melarikan diri”. Beberapa kali dia keluar rumah tanpa
sepengetahuan kami. Tetangga yang membawanya balik. Kunci pintu depan, ketika
digantung tinggi-tinggi bisa diambilnya dengan cara menjolokkan gagang sapu
atau gagang payung pada kunci. Malah saya pernah mendapatinya menyusun kursi
plastik di atas meja plastiknya lalu dia naik ke atas kursi dan mengambil kunci
pintu. Amazing-lah pokoknya usaha
dia.
Sekarang
dia lagi mogok sekolah. Padahal masa taman kanak-kanaknya tinggal sedikit lagi
dihabiskan. Saya tahu dia bosan terhadap sesuatu. Saya sedang mencoba
membujuknya untuk mau kembali bersekolah walaupun tanpa mengenakan baju seragam
dan tidak membawa tas sekolah serta alat-alat belajarnya. Nah, dengan model si bungsu yang
seperti ini, Oma dan Ato’ kewalahan menjaganya di rumah makanya saya tak bisa
banyak keluar rumah. Yaah, begitulah dinamika saya dengan my energetic boy di rumah. Suatu saat nanti,
saya mungkin akan merindukan masa-masa rempong ini. 😆
Makassar, 11 Mei 2017
Baca juga:
- Kembalikan Gigi!
- Sayur Rawelia
- Dancing Floor di Punggung Papa
- Ketika Si Bungsu Ikut Seminar Nasional Kota Cerdas
- Bangku di Atas Lemari
- Afyad, Si Pembuat Keterkejutan
- Afyad dan Tito
- Afyad dan White Coffee
- Undo Versi Afyad
Share :
Suatu saat nanti, saya mungkin akan merindukan masa-masa rempong ini.
ReplyDeleteinsha allah putranya sukses mbak, amin
Lagi masanya mungkin Mbaaak. Keponakan saya juga pernah ada yg begitu, enerjik banget tenaganya. Semoat juga pake aksi mogok sekolah, tapi sekarang sudah biasa saja.
ReplyDeleteSehat dan cerdas selalu untuk energetic boy nya mbak.mugniar ya :)
keren dah, anak kecil sekarang pinter-pinter
ReplyDeleteHahahahaha.... Anakku yg cowo ada nih.. Kyaknya hrs siap2 juga kalo nantinya dia super aktif begitu :D .. Umur 15 bulan aja udh bikin maminya sakit kepala hihihi
ReplyDelete