Keluar
dari Ruang I Lagaligo, usai menghadiri Ruang Bersama di Makassar International
Writers Festival (17 Mei lalu), saya mengikuti ajakan Kang Maman Suherman ke
taman, tempat digelarnya Kampung Literasi. Kampung Literasi tidak ada di dalam
daftar acara resmi MIWF 2017. Saya berani memastikan ini acara tambahan pada MIWF.
Sebelumnya saya sempat bertemu seorang panitia yang mengatakan ada beberapa
acara yang belum masuk pada run down yang
pertama kali dicetak.
Karena
penasaran walau belum tahu apa itu Kampung Literasi, saya mengikut saja karena
Kang Maman adalah sosok yang paling saya anggap cocok untuk saya ikuti
sesi-sesinya di MIWF sehubungan
dengan aktivitas ngeblog dan menulis yang saya jalani.
![]() |
Anang - Noken Pustaka |
Di
taman, di lokasi yang dimaksud hanya ada satu bangku yang bisa ditempati 4 - 5 orang saja di situ. Kebanyakan orang duduk di atas rumput di sekitar bangku. Saya
salah satunya. Mbak Tarrence dan kawan-kawannya dari Kompas yang menjadi
sponsor sesi ini membagi-bagikan kue-kue untuk dinikmati bersama. Wuih, ini
sesi yang asyik. Sambil merumput, makan kue!
Kompas
setiap tahunnya mengadakan kompetisi menulis
untuk perpustakaan-perpustakaan bergerak di Indonesia. Pemenangnya
diundang ke Jakarta dan mendapatkan hadiah buku dan mendapatkan pembinaan. Nah,
sesi kali ini memang membahas mengenai tiga gerakan perpustakaan bergerak yang
luar biasa. Para relawannya tampil membagikan ceritanya.
Siapa
sajakah mereka? Ada As’ad Sattari dan Tajriani Thalib dari Armada Pustaka Mandar
(Sulawesi Barat), Anang dan Safei dari Noken Pustaka (Papua Barat), dan Darmawan
Denassa (yang akrab disapa Denassa) dari Rumah Hijau Denassa (Bontonompo,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan).
![]() |
Denassa - RHD |
Berawal
sejak tahun 2015, kini Armada Pustaka punya becak, motor, dan bendi, selain
kapal tradisional Mandar pengangkut buku. Ada juga museum yang didirikan Ridwan
Alimuddin – founder-nya. Kang Maman
mengatakannya sebagai “museum pustaka besar dalam dunia maritim”, boleh
dibilang menjadi museum bahari Mandar. Pilihan kapal, selain menjadi alat
transportasi yang menarik bagi anak-anak, juga untuk merevitalisasi kebudayaan.
As’ad yang datang dari Sulawesi Barat dengan perahu mengatakan bahwa mereka tak
pernah mengajukan proposal kepada pemerintah tetapi mereka bisa menangani
Armada Pustaka dengan baik.
Safei
dan Anang dari Noken Pustaka menceritakan bagaimana mereka dari kampung ke
kampung berusaha menumbuhkan minat baca anak-anak Manokwari. Mereka berusaha
memahami kebiasaan setempat dengan tidak mengubahnya, hanya mengarahkannya
kepada kebiasaan membaca yang lebih baik. Anang mengatakan, dirinya tinggal tak
menetap. Berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk membangun minat
baca itu. Salut pada kedua lelaki yang berasal dari Sumatera Barat dan pulau
Jawa ini.
Sesi Kang Maman Suherman
Terakhir, Denassa menceritakan tentang bagaimana anak-anak di sekitar rumahnya di Bontonompo menjadi terbiasa untuk belajar di RHD – Rumah Hijau Denassa. RHD adalah Kawasan konservasi dan edukasi yang dilengkapi dengan area konservasi, perpustakaan, tempat diskusi, ruang baca, pelataran, dan fasilitas pendukung lainnya.
Denassa
bukanlah nara sumber terakhir. Kang Maman membuat saya terpana dengan permainan
kata-katanya. Lelaki yang berjuluk “pemulung kata” ini begitu cekatan menangkap
kata-kata dan menyusunnya menjadi lebih bermakna. Bukan hanya aktif di belakang
layar pada acara televisi ILK (Indonesia Lawak Klub), lelaki yang produktif
menulis buku ini juga memang senang berbagi.
![]() |
Foto bersama. Oya, yang paling depan sebelah kiri itu As'ad Sattari |
Saat hujan turun dan kami terpaksa berlindung di pelataran salah sebuah bangunan di kompleks Fort Rotterdam, Kang Maman kembali melanjutkan sharing-nya. Saya sempat merekamnya sedikit. Cuma bisa sedikit karena memori HP tidak mampu merekam banyak-banyak 😊
Dari
banyak yang dijelaskannya, ada 5 proses berkarya melalui tulisan yang
dibagikannya, yaitu: feeling, thinking,
exploring, implementing, dan production.
Kali ini, menyesal sekali saya tidak bisa menuliskan dengan detail karena
catatan saya banyak yang terhapus. Mudah-mudahan dengan menyimak video yang (maaf)
agak gelap dikarenakan cuaca gelap dan hujan, plus dengan kualitas HP yang pas-pasan ini (lengkap sudah), ada hal
bermanfaat yang bisa Anda peroleh dari apa yang disampaikan Kang Maman dari
secuplik penjelasannya di video yang saya sertakan di sini..
Makassar, 18 Juni 2017
Share :
kalo ketemu komunitas yang positif gini jadi tambah energik dan inspiratif.
ReplyDeleteMembuat kita jadi lebih bersemangat, ya Koh.
Delete