Peti kemas (Inggris: ISO container) adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal peti kemas laut (Wikipedia.Org).
Terkait peti kemas, saya adalah orang yang selalu saja excited melihat benda sangat besar ini berada di tempat yang tidak semestinya. Saya pernah melihat peti kemas di Caltex (sekarang Chevron) di Riau dan di Inco (sekarang Vale) di Sorowako (ujung timur laut provinsi Sulawesi Selatan) dijadikan kamar tidur bagi pegawai baru di kedua perusahaan tambang itu.
Maka
ketika melalui jalan Pelita, melihat ada tumpukan barang yang biasa disebut
kontainer ini, saya sangat penasaran. Saat melewatinya lagi untuk yang kedua
kalinya, saya masih penasaran karena tidak tahu apa yang ada di dalam tumpukan
kontainer yang berada di balik pagar/pintu tertutup bertuliskan URBANISTBOX itu.
Hingga pada tanggal 8 Juli lalu, saat menghadiri soft opening UBOX, rasa penasaran saya terjawab tuntas.
Ternyata
yang saya kira tumpukan peti kemas dari luar sana, bukanlah seperti tumpukan
peti kemas biasa. Sejumlah 7 kontainer di situ ditata rapi pada dua lantai
menjadi tempat bagi 10 tenant yang
menawarkan aneka makanan dan minuman khas yang asli diproduksi oleh UKM lokal.
Owner Dapur Mama Puji dan Fajas Assaad |
Kumpul blogger. Foto: Ndy Pada |
Penataan
UBOX seperti huruf U dengan mini stage berada
di depannya. Semua pengunjung UBOX bisa menyaksikan
kegiatan yang sedang berlangsung di panggung, kecuali yang berada di lantai 2
yang letaknya tepat di atas mini stage.
Tapi suara dari bawah terdengar ke atas karena konsep outdoor di food court ini.
Mengenai
tulisan “Urbanistbox” di bagian depan, Fajar Assaad – mewakili manajemen mengatakan,
“Urbanistbox adalah (nama) areanya. Di Urbanistbox ada tiga bisnis: food court – UBOX, restoran (La Marowa),
dan coworking space, namanya Kemae.”
Kue cubit red velvet |
Kue cubit green tea. Foto: Andy Hardiyanti |
Street mocktail dari Good Kedai. Foto: Ndy Pada |
Bagi anak
muda dan yang tua berjiwa muda, tempat nongkrong
yang terletak di Jalan Pelita Raya Nomor 41 ini out of the box. Bukan hanya konsep outdoor dan peti kemasnya, saat sinar mentari sudah lebih teduh,
lantai dua nyaman ditempati sembari mendengarkan musik dari pusat sound system yang letaknya persis di
dekat mini stage (waktu kopdar dengan kawan blogger dari Mataram keesokan harinya, kami menempati dua meja di lantai 2). Dua pekan sekali
UBOX menyajikan live music.
Bingung
juga saya memilih hendak makan dan minum apa. Akhirnya saya memilih minuman
hangat berasa moka dan kue cubit rasa red velvet. Kue cubitnya saya suka,
rasanya tidak terlalu manis, tidak bikin eneg.
Beberapa teman blogger memilih street
mocktail dari Good Kedai. Mereka bilang enak. Owner Good Kedai mengklaim bahwa Good Kedai merupakan pelopor street mocktail pertama di Indonesia.
Dengan pengalaman jam terbang selama 14 tahun dan 30 cabang di seluruh
Indonesia, wajar saja teman-teman mengatakan rasanya enak.
Mushalla di kontainer |
Daftar menu Kebab Lovers. Foto: Awie |
Selain
menghadapi pesanan saya sendiri, saya juga ikut mencicipi pesanan kawan: aneka
gorengan dari Fine Fries. Alhasil saya merasa kenyang padahal sudah niat dari
rumah untuk tak memenuhkan organ pencernaan di sore itu. Soalnya bukan waktu
makan biasanya, hehehe.
Kopdar dengan Andy Hardiyanti dan suaminya, blogger Mataram di UBOX (09/07). Foto: Andy Hardiyanti |
Sembari
menikmati makanan dan minuman, di dekat panggung dilangsungkan lomba makan.
Saya ikut kuis “menulis apa saja yang bisa dilakukan di UBOX”. Menulisnya di
Note HP. Alhamdulillah saya meraih predikat pemenang 1. Acara berlangsung
hingga malam. Ada talkshow kewirausahaan
yang sedianya akan digelar. Namun saya sudah harus pulang usai maghrib.
Makassar, 14 Juli 2017
Update Januari 2018:
UBOX kini tutup, semoga untuk sementara.
Share :
Cocok untuk kopdar ya Kak..
ReplyDeleteIya Ndy.
DeleteBesoknya saya kopdar dgn Andy di situ
Wowww super lengkappp ulasannya kak niar keren bangeddd .. sayangnya saya gak bisa sampai nyobain makanannya huftt ..
ReplyDeleteIya, ya ... Qiah sudah harus pulang tp pesanannya blm tiba
DeleteKekinian banget tempatnya mbak, bakal jadi tempat nongkrong hits ini :)
ReplyDeletebagusnya lagi yang ngisi tenant-nya produk-produk UMKM.
selamat mbak, dapet juara 1. bagi-bagi hadiahnya hehe
Untuk nongkrong asyik, terutama buat anak muda :)
DeleteSayangnya nda sempat ke sana saat ada undangan :(
ReplyDeleteWaah sayang, ya Iyan.
DeleteUnik mmg tawwa.
ReplyDeleteWeh, videonya pake aplikasi biasa di Google Store, ji Bimo 😅
Waah tulisannya kak Niar lengkap yaah. BTW selamat kak Niar, sebagai pemeang kuis. Hehe
ReplyDeleteMakasih ya Yani
Deleteunik ni y mba melihat dri sisi lain hehehe cocok bwt nongkrong bareng
ReplyDeleteCocok, Mbak. Langsung besoknya saya ketemuan sama teman blogger :)
DeleteKalo cafe dengan container sih sebelumnya sudah Liberica di jl.Botolempangan, kak Bimo ☺
ReplyDeleteMantab Ka Niar dapat juara 1 lomba nulis 👍. Konsepnya memang out of the box ya. Dan itu kue cubit nya imut2 syantiek kaya minta di cubit 😬😅.
ReplyDeleteKue cubit syantieknya enak. Menggemaskan :)
DeleteKeen ya tempatnya, di kota-kota besar juga banyak tempat makan dengan konsep seperti itu, matap
ReplyDeleteIya. Unik.
DeleteUnik dan krearif, habis baca tulisan ini jadi bener-bener tertarik deh, apalagi pas ada baca tulisan diskonnya itu (insting mamak-mamak :p)
ReplyDeleteWih, insting mamak-mamak, jalan juga biarpun cuma baca tulisan begini yak hihihi
DeleteMasyaa Allah baru tau kalo ada yg beginian di Mksr, bun :D
ReplyDeleteKereenn (y)
Syukurlah, tulisan ini bisa bermanfaat, Dhila hehe.
Delete