Ini masih cerita eksplorasi hari pertama saya ke Ritech Expo (pada tanggal 11 Agustus lalu). Usai dari booth Balitbang Perindustrian, Balitbang Kesehatan, dan Badan Informasi Geospasial, saya menjelajahi booth-booth lainnya lagi. Oya baca dua tulisan sebelumnya ya: Ritech Expo: dari Sepatu Kulit Ikan Kakap Hingga Buku Maskulin Dendong dan Geospasial: Eksplorasi Singkat di Ritech Expo.
Pada booth Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya saya diajak mencicipi kue brownies sagu.
Di situ ada “beras analog” (jika ingin tahu apa itu “beras analog”, saya pernah
menuliskannya di tulisan berjudul Belajar
Tentang Gula Darah dan Nasi Analog di Blog Ardiba). Juga ada Pindang Patin Kaleng
dan aneka jenis herbal yang dijadikan minuman dan makanan.
Brownies sagu |
Pindah
ke booth UPP Iptekin Bappeda Provinsi Jawa Tengah, saya menemukan hal baru: Kopi Biji
Salak dengan brand Kiebae, buatan
Arkan Food, Wonosobo. Terbuat dari biji salak tapi rasanya serupa kopi. Bukan
hanya terbuat dari biji salak pilihan, keunggulan lainnya (menurut brosur yang
saya baca) adalah tidak mengandung kafein, tidak membuat perut perih sehingga
aman untuk lambung, dan juga aman untuk jantung. Zat yang terkandung di
dalamnya adalah polifenol yang mampu
berperan sebagai antioksidan. Jika ingin tahu lebih lanjut, silakan browsing di www.kiebae.id.
UPP IPTEKIN BAPPEDA Jawa Tengah |
Yang
seru di gerai Balitbangda
Provinsi Kalimantan Selatan adalah produk-produk dari tumbuhan gaharu. Biasanya yang saya tahu gaharu
itu kayunya untuk dijadikan bahan bangunan, ternyata daunnya bisa dijadikan
minuman yang menyehatkan.
Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan |
Konon,
karena fungsinya banyak, seperti melancarkan peredaran darah, menambah energi,
mencegah penuaan dini, membantu mencegah penggumpalan darah, dan membantu
meringankan penyakit astma. Selain minuman dari daunnya saja, ada pula yang
mencampurnya dengan teh dan ada yang mencampurnya dengan kopi. Bahkan ada juga
yang dijadikan sabun. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat-lihat di www.makinjayaagung.co.id.
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual |
Pada
gerai Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, saya
tidak bisa memperoleh satu pun brosur. Kelihatannya di sini tempat bagi mereka
yang sudah tahu tentang direktorat ini dan ingin tanya-tanya tentang bagaimana
mempatenkan kekayaan intelektual secara langsung. Ada 4 buah buku mengenai
kekayaan intelektual namun sayangnya keempat buku tersebut tidak dibagi-bagi
seara gratis. Keempat buku tersebut adalah:
- Pengenalan Kekayaan Dasar Desain Industri.
- Pengenalan Kekayaan Dasar Indikasi Geografis.
- Pengenalan Kekayaan Dasar Hak Cipta.
- Pengenalan Kekayaan Dasar Merek.
Karena
penasaran dengan istilah “indikasi geografis”, saya mencari tahu pada buku
terkait. Ternyata pengertian INDIKASI GEOGRAFIS (IG) adalah:
Suatu tanda yang digunakan pada barang-barang yang memiliki kualitas, reputasi, dan ciri-ciri yang disebabkan tempatnya berasal. Paling umum, IG termasuk nama tempat asal barang. Misalnya hasil pertanian biasanya memiliki kualitas yang berasal dari tempat diproduksinya barang tersebut dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal tertentu, seperti iklim dan tanah. Konsep IG ini sekarang diakui oleh WTO (World Trade Organization).
Untuk
mengetahuinya secara lebih detail, silakan searching
di www.dgip.go.id.
Pusat
Peragaan Iptek (PP
Iptek) adalah gerai yang paling ramai dikunjungi anak-anak saat itu karena
adanya alat-alat peraga IPTEK di situ. Pada setiap alat peraga ada
keterangannya masing-masing bagaimana alat tersebut bekerja. Ada Energi Ombak,
Tornado Air, Halilintar, Sel Surya, dan Gyro Extreme (Aerotrim).
"Tornado Air" di booth PP IPTEK |
Simulasi energi ombak |
Anak-anak
yang lebih besar badannya dan orang dewasa, bergantian mencoba Gyro Extreme. Menantang
sekali rasanya diputar sampai 360 derajat di alat itu. Gyro Extreme digunakan
antara lain untuk mempersiapkan astronot dalam kondisi tanpa bobot dan untuk
penyembuhan sakit tulang belakang.
Gyro Extreme, memutar 360 derajat. Berani? |
Pada banner besar yang terletak di dekat alat
ini, saya membaca keterangan sebagai berikut:
Mesin ini bekerja dengan posisi tubuh dalam ruang relatif terhadap tarikan gravitasi dan resistensinya dan kemudian memindahkannya pada kelompok otot. Resistensi pada kelompok otot berubah karena tarikan gravitasi. Semakin cepat memindahkan massa tubuh yang dimiliki untuk bergerak dan semakin besar pula jumlah energi yang dibakar.
Makassar, 23 Agustus 2017
Bersambung ke cerita
tentang Ritech Expo yang lain
Share :
Acara yang sangat edukatif, banyak pengetahuan baru yang selama ini tidak diketahui. TFS, Mbak.
ReplyDeleteIya, Mbak, menarik sekali pamerannya. Terima kasih ya sudah mampir
DeleteKayanya kalo Ipeh naik Gyro Extreme bisa-bisa pas turun gak bisa berdiri tegak :D Udah puyeng duluan, hehehehe. Kaya orang mabok perjalanan gitu :D
ReplyDeleteSaya tidak berani coba Ipeh hahaha. Tapi sulung saya mencobanya. Kata dia tidak begitu pusing. Hanya sedikit. Dan tidak ada perasaan mau muntah. WAktu selesai berputar, dia bisa cepat jalan kembali. Mungkin lain kalo saya, kali ya hahaha.
DeleteKudu sering2 deh kayaknya deh mbk expo2 kayak gini, nmbh pengetahuan bangeeett,
ReplyDeleteBenar sekali, makanya saya bela-belain datang, Mbak Inda.
DeleteMba, aku penasaran sumpah ama kopi biji salaknya :D.. Beneran kayak kopi ya rasanya.. Ini temen2 di kantor pada pecinta kopi semua, dan seneng nyobain kopi2 dari semua tempat :D
ReplyDeleteKebayang gimana serunya ini event. Asyik sekali pasti kalau ajak anak-anak. Sayangnya balikma' lagi ke Lombok. Hiks.
ReplyDelete