Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS. Al-Tahrim: 6
Alhamdulillah
sejak diledek sama kawan-kawannya perihal jam tangannya yang dinilai kekanakan
oleh mereka, sampai sekarang Athifah masih memakai arloji unyu itu ke sekolah
(Baca cerita sebelumnya di tulisan berjudul Kata
Anak-Anak Perempuan Itu: Arloji Bergambar Princess Sofia Itu Kekanakan. Saya
bersyukur Athifah tidak terpengaruh dengan perkataan mereka yang meledek.
Saat
saya tanyakan apa yang dia katakan kepada kawannya saat jam tangan anak yang dia
kenakan diledek, Athifah mengatakan, “Saya bilang, ‘Ndak nu pikirnya itu apa ko bilang,’.” Maksudnya, Athifah
mengatakan kamu koq tidak memikirkan apa
yang kamu katakan! Bisa-bisanya kamu mengatakan hal yang bisa menyakitkan orang
lain!
Lalu
Athifah juga mengatakan, “Biar mi saya
memang masih menikmati masa kanak-kanakku!” Maksudnya, biar saja (kalian mengatakan demikian), saya memang menikmati masa
kanak-kanak saya. Dalam hati saya tergelak mendengar diksi Athifah. Putri
mungil ini memang memiliki pilihan kata yang berbeda dari anak-anak seusianya.
Beberapa
kawan mengatakan, memang anak-anak seusianya tak lagi mau mengenakan arloji
seperti itu. Saya berdalih bahwa saya sudah memperlihatkan kepada Athifah
gambar jam tangannya sebelum saya pesankan di Sophie Paris Branch Makassar dan gadis mungil ini langsung mau. Dia
sangat excited.
Saya
menyukai Athifah seperti ini – masih layaknya anak-anak, di usianya yang baru
mau sebelas tahun. Menurut saya, belum pantas anak-anak kelas lima sekolah
dasar berlagak seperti remaja. Apalagi banyak di antara mereka yang sudah pengen pacaran seperti di tontonan
televisi (sinetron). Biar saja dirinya masih mengira dia masih kanak-kanak
karena memang dia masih kanak-kanak. Anak-anak sekarang kalau merasa dirinya
sudah dewasa (baca: remaja) sepertinya merasa pantas juga memiliki hubungan percintaan
layaknya laki-laki dan perempuan dewasa. Na’udzu
billah.
Jam tangan Sofia Projector, by Sophie Paris milik Athifah |
Saya
pernah melihat dua anak perempuan yang jauh lebih kecil dari putri saya di
depan sebuah rumah sedang becakap-cakap Yang satunya masih duduk di bangku TK
B. Yang satunya lagi, kalau bukan TK, dia masih kelas 1 sekolah dasar. Ketika
itu saya dalam perjalanan menuju rumah. Keduanya anak tetangga kami. Salah
seorang anak tengah menyisir rambut anak yang lainnya. Sambil menyisir dia
mengatakan, “Supaya cantik ko, banyak
yang suka ko.” “Cantik” dan “banyak
yang suka”, menjadi tanda tanya di benak saya, apakah yang dia maksud supaya
banyak anak laki-laki yang menyukai anak perempuan itu? Mengapa dia
menghubungkan kata “cantik” dan kata “suka”, dan bahwa dengan bersisir seorang
perempuan kelihatan cantik?
Saya teringat
kasus kecelakaan yang melibatkan anak bungsu artis penyanyi Ahmad Dhani pada
tahun 2013 lalu. Saat kecelakaan itu terjadi, remaja lelaki berusia 13 tahun
itu tengah berada di mobil bersama kekasihnya. Oya, Anda bisa membaca sekilas kisahnya
di tulisan berjudul Menyikapi
Kasus AQJ: Suguhi Kami Fakta, Bukan Opini. Betapa saya bergidik, mengingat
usia putra sulung saya tidak jauh dari usia AQJ. AQJ (putra Ahmad Dhani) saat
itu berusia 13 tahun sementara sulung saya berusia 12 tahun dan AQJ sudah
PACARAN lalu membawa gadisnya bermobil lewat tengah malam! Ya Allah .... ini
sesuatu yang mengerikan bagi saya.
Maka
saya bahagia Athifah masih menyukai barang yang dikatakan “barang kanak-kanak”.
Biarlah dia tidak kehilangan masa kanak-kanaknya dan tidak bingung dengan
identitas dirinya. Seorang kanak-kanak memang sudah seharusnya menyukai barang
anak-anak dan masih bermain ala anak-anak. Jangan seperti kawan-kawannya yang
mencemooh arloji milik Athifah sebagai “jam tangan anak-anak” tetapi masih
memainkannya selayaknya anak-anak memainkan mainan anak-anak. Semoga Allah
menjaga anak-anak saya di jalan yang benar hingga selamat dunia-akhirat.
Makassar, 22 September 2017
Share :
Sedih ya melihat banyak anak2 kehilangan fitrahnya sebelum waktunya.
ReplyDeletepingin mendekap mereka lebih lama lagi ya mak.
ReplyDeletekalo dulu pas masih kecil kita bilang, "cepat besar ya nak." giliran udah mau besar betulan kita bilang, "jangan besar terlalu cepat."
ehehe...
waktu akan terasa lebih cepat ya kalau begini kak,,
ReplyDeletetau tau anak2 sudah besar...
terasa memang tapi akan lebih tidak terasa kalau sudah di zona usianya anak-anak remaja .
saya jg pasti bakalan gak sadar nih, tiba-tiba duozam sudah sekolah ajaa..
Wew..
ReplyDeleteKarena Anak2 punya kedewasaannya masing2..
Harus dimulai dari orangtua dulu untuk mencontohkan dan mendukung anak sehingga perkembangan anak sesuai dengan usianya ya mbak.
ReplyDelete