Sayang
sekali saya tak bisa menghadiri event Panrita
Digital yang diselenggarakan di Karebosi Condotel Hotel pada tanggal 30
September lalu. Padahal beberapa pembicaranya saya tahu kapasitas mumpuninya. Salah
seorang yang ingin sekali saya temui (lagi) adalah Mbak Nuniek Tirta Sari (founder of Indonesia
Lifestyle Digital Influencer Group, blogger
di www.nuniek.com) yang membawakan
materi berjudul Women In Retail :
Creating New Opportunities, Online and Offline.
Saya
sudah berpikir bahwa saya benar-benar akan melewatkan kesempatan bertemu Mbak
Nuniek yang khusus datang dari Jakarta ketika kemudian Zilqiah – kawan blogger yang menjadi moderator pada sesi
Mbak Nuniek menyampaikan sebuah kabar baik. Bersyukur sekali, Zilqiah secara
spontan mengajak Mbak Nuniek ketemuan dengan blogger-blogger Makassar untuk membicarakan mengenai rate card bagi blogger.
Buat blogger yang sesekali berhubungan dengan
agensi dan brand, penting juga
mengetahui dan menyusun media kit yang
menunjukkan rate card kita. Buat yang
awam terhadap istilah rate card, intinya
ini berbicara mengenai hitung-hitungan berapa kita ingin dibayar selaku blogger yang membantu mengkampanyekan
produk sebuah perusahaan. Well, menulis,
mengelola blog sekaligus dengan media sosial itu bukan kerja ringan, kawan.
Butuh konsistensi dan kontinuitas yang tentunya ada harganya!
Mbak
Nuniek sendiri sudah punya branding yang
kuat karena memang sudah membangunnya sejak tahun 2002 (bisa dibaca dalam tulisan
saya yang berjudul Apresiasi
untuk Ngopi Bareng Tiket.Com – saat saya bekerja sama dengan Tiket.com
dan pertama kali bertemu dengan Mbak Nuniek). Dalam membangun branding-nya, Mbak Nuniek juga membangun
networking saat mendatangi berbagai event dan menyapa orang-orang dengan “personal touch”-nya. Mbak Nuniek
menceritakan bagaimana dia membangun jaringan dengan berusaha menjadi teman dan
menyapa dengan gaya khasnya setiap ada kesempatan (termasuk di media sosial),
meski orang yang ditemui termasuk orang yang sangat berpengaruh.
Berkenaan
dengan personal touch Mbak Nuniek
dalam bersikap, Anda boleh deh memperhatikan sikap Mbak Nuniek ketika bertemu
dan stalking akun-akun media
sosialnya, Mbak Nuniek ini senang mengucapkan terima kasih terhadap orang-orang
yang punya peran dalam membantunya, sekecil/sebesar apapun itu. Saya melihat
Mbak Nuniek sebagai pribadi yang upayanya dalam menghargai orang lain itu tulus.
Ketulusan itu terasa saat bertemu lagi yang kedua kalinya di lantai 16, Karebosi
Condotel Hotel pada tanggal 1 Oktober lalu. Nah,
ini salah satu kelebihan Mbak Nuniek.
Senang
sekali Mbak Nuniek mau berbagi kepada kami – blogger Makassar yang berkesempatan hadir di area kolam renang di Sky
Lounge, Karebosi Condotel Hotel, bahkan memperlihatkan kepada kami rate card-nya. Menurut Mbak Nuniek, rate card itu merupakan bentuk
penghargaan kita terhadap diri sendiri saat mengerjakan pesanan brand. Misalnya, berapa lama waktu yang
dihabiskan dan berapa besar usaha yang dilakukan. Tentunya, kalau bagi seorang Mbak Nuniek, tidak lepas dari berapa
banyak follower di Instagram dan Twitter misalnya dan berapa besar impresi atau
engagement yang dihasilkannya per post di kedua akun media sosialnya itu (yang
dibangunnya dengan konsisten sejak tahun 2002), kan ya.
Bagian atas media kit Mbak Nuniek |
Wow, ini keadaan media sosial Mbak Nuniek. 😍 |
Mengenai elemen penyusun media kit dan serba-serbinya, Mbak Nuniek memberikan bocoran sebagai berikut:
- Tulis short bio. Mau dikenal sebagai siapa? Apakah nama pribadi dulu baru nama blog atau sebaliknya? Mau lebih dikenal blognya atau namanya?
- Tuliskan tag line. Kalo kayak Mbak Nuniek: "Indonesia Lifestyle Influencer".
- Jangan lupa perbarui data blog, data follower media sosial secara berkala dan tuliskan tanggal update terakhirnya.
- Riding the wave. Ngng, bagaimana ya membahasakannya. Kira-kira, kita pintar-pintarlah mengikuti alur kehidupan, kira-kira ada yang bagus buat dituliskan di media kit mengenai peristiwa yang baru kita alami, misalnya. Kayak Mbak Nuniek yang pernah menjadi viral isunya sebagai istri direktur yang humble. Ah, saya kutipkan saja di sini, ya: Virally known with her #superaffordablestyle mission, she inspires many women to live in a lifestyle that they can afford. More than just "Istri Direktur". Itu yang tertera di media kit Mbak Nuniek, moga-moga saya tak salah tafsir.
- Jika memiliki prestasi atau pernah menjadi nara sumber/pembicara maka tuliskanlah di dalam media kit. Mengapa penting? Karena blogger itu jumlahnya makin banyak. Kalau banyak yang sama-sama bagus, tentunya yang dipilih adalah yang lebih menonjol, contohnya karena berprestasi.
- Tuliskan semua akun media sosial beserta jumlah teman dan follower.
- Harga yang ditawarkan. Service offered, maksudnya tuliskan layanan apa yang bisa kita lakukan dengan harga yang ditawarkan.
- Google Analytics itu penting nggak penting. Tergantung brand. Ada yang memintanya dan ada yang tidak. Kalau ada yang memintanya maka sertakanlah.
- Jika perlu menuliskan harga “attending event”, tulislah harga dan waktu yang di-spend menuju ke lokasi acara.
- Dalam menuliskan angka statistik pengunjung blog, jangan takut jika angkanya masih kecil. Akan menjadi keuntungan kalau lebih tertarget, Misalnya Mbak Nuniek, menuliskan 73% pengunjung blognya perempuan dengan usia tertentu maka bagi brand tertentu, itu menjadi hal yang menguntungkan.
- Mbak Nuniek menuliskan juga berapa reach media sosial, Instagram dan fan page di media kit-nya.
- Pernah bekerja sama dengan brand apa saja perlu dituliskan di media kit.
- Jangan lupa tuliskan nomor kontak yang bisa dihubungi, termasuk akun media sosial mana yang sering digunakan supaya bisa menjawab pesan yang masuk dengan cepat. Jangan tuliskan akun media sosial yang jarang-jarang dibuka, ya sebab kalau ada yang menghubungi tentan info pekerjaan, bisa lewat tanpa kita tahu.
Sky Lounge Karebosi Condotel |
Memotret Makassar dari Sky Lounge Karebosi Condotel |
Mbak
Nuniek tidak juga selalu berpatokan dengan rate card-nya. Pertimbangannya adalah hubungan personal-nya dengan pihak yang mengundang/menyelenggarakan atau
manfaat yang akan dia terima. Manfaat yang diterima tidak selalu harus berupa
materi. Senang mengetahuinya. Ini cocok
dengan pendapat saya, bahwa menulis itu tidak melulu hitung-hitungan materi.
Bagi saya jaringan pertemanan dan hubungan baik adalah hal yang tidak ternilai.
Foto: dari Zilqiah (qiahladkiya.com) |
Foto: dari Zilqiah (qiahladkiya.com) |
Foto: dari akun Facebook Mbak Nuniek. |
Hal
lain yang menarik dari obrolan kami adalah mengetahui bahwa Mbak Nuniek
ternyata tidak selalu terikat dengan gadget-nya.
Dalam sehari Mbak Nuniek membatasi dirinya hanya dua kali membuka e-mail. Kalau
media-media sosial, tidak setiap saat dibukanya. Mbak Nuniek membuka akun media
sosialnya dalam rangka “memberikan reward” kepada dirinya ketika selesai melakukan
sesuatu. “Supaya kita tidak diperbudak,” pungkasnya. Menarik, ya. Mamak-mamak jaman now harusnya bisa menahan diri juga
karena bukan hanya anak-anak yang tak bisa lepas dari gadget, mamaknya pun
demikian – sedikit-sedikit buka medsos. 😅
Makassar, 16 Oktober 2017
Sekali lagi terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
- Mbak Nuniek Tirta Sari yang sudah meluangkan waktunya berbagi dengan kami.
- Pak Djafar yang sudah memberikan tempat ber-venue keren di Hotel Karebosi Condotel ini sebagai tempat kami ngobrol, dan juga terima kasih atas voucher berenangnya, Pak.
- Mas Natali Ardianto yang sudah bersedia “membiarkan istrinya menghabiskan waktu bersama kami” di saat-saat menjelang keberangkatannya balik ke Jakarta (founder sekaligus CTO Tiket.com ini juga merupakan salah satu pembicara di acara Panrita Digital yang tak sempat saya hadiri itu).
- Zilqiah yang sudah punya ide brilian, meminta waktu Mbak Nuniek untuk sharing dengan para blogger Makassar tentang rate card.
Share :
Waktu ketemu yang singkat, tapi ilmu yang didapat bermanfaat sekali. Bikin makin semangat lagi buat jadi blogger yang lebih baik.
ReplyDeleteIya, ya Ayi, rasanya cuma sebentar tapi banyak yang di-share sama Mbak Nuniek. Senang sekali Mbak Nuniek meluangkn waktunya untuk kita.
DeleteWah ini dia tulisan yang saya tunggu-tunggu, bagus dan ngena sekali tips yang diberikan oleh Mba Nunie, insha Allah akan saya terapkan tips nya.
ReplyDeleteSebagai blogger yang maiah belajar jadi blogger proffesional, saya juga banyak belajar blogging dari teman-teman blogger Anging Mamiri, salah satunya adalah Ka Niar. Saya me-loop up dari Ka Niar tentang blogging pakai hati dan menulis dari hati. Menulis seperti Ka Niar yaitu untuk menyebarkan kebaikan adalah niat yang mulia 👍, hal tersebut membuat saya tergerak untuk meluruskan niat saya jadi blogger. Thank you Ka Niar, sudah menginspirasi saya 🙏😘.
Makasih Teteh, in syaa Allah, kita saling belajar. Saya juga belajar dari Teteh kalo ke blognya. Belajar itu tidak boleh berhenti, iya kan? :)
DeleteInfonya bener semua, tentu lebih lengkap dari yang saya tahu Mba. Thankyou udah share, jarang2 kan orang seterkenal Mba Nunik mau share beginian. Mba Qiah ternyata aktif bingits yaa.. Hihi. Post nya bikin semangat benerin rate card nih Mba :D
ReplyDeleteIya Mbak, untungnya saya sempat mencatat sedikit hihi. Banyak yang tidak tercatat ternyata. Makasih yaa.
DeleteSaya kira yg terkenal di sosmed itu suka main hp loh. Ternyata malah dibatasi, cukup 2x. Gak kayak saya yg apalah diri ini bolak-balik cek notif twit, fb, ig padahal gak ada apa-apa. Hiks
ReplyDeleteNgecek e-mailnya yanghanya dua kali, Tha. Ngecek notif gak sering-sering. Hanya sesekali saja, saat ingin memberikan dirinya reward. Kita memang harus banyak belajar, ya?
DeleteNgena banget itu kata-katanya Mbak Nuniek "kita mau dikenal sebagai apa?" kalo mau dikenal sebagai blogger berarti harus rajin update blognya ya kak, dan menjiwai peran sebagai blogger bahwa menulis itu harus dari hati dan tidak merasa terbebani saat menulis.
ReplyDeleteSukses selalu buat kak Niar, mbak Nuniek & Qiah, blogger-blogger andalanG guweh! ❤
Yup. Kurleb demikian, hehe. Sukses juga buat Mami Ery, yaa :*
DeleteLama banget saya ga mampir di sini.
ReplyDeleteWah, saya ngefans sama Mba Nunik nih. Ngikutin blognya juga.
Fansnya Mbak Nuniek banyaak. Wajar, sih. Pribadinya menyenangkan, terus orangnya gak setengah-setengah. Prestasinya pun banyak :)
DeleteWah, sharingnya santai banget, temanya kece euy. Rate card mbak Nuniek emang juarak ya, orangnya juga humble. Thanks kak Niar untuk sharingnya ^^
ReplyDeleteSip Titis. Makasih ya sudah mampir :)
DeleteIya, saya ikutan kaget lho yang tentang ngecek hp cuma dua kali sehari. Soalnya kalau liat temen-temen yang buzzer terutama, urusannya kok bisa ya nge-buzz ya komen ke sesama buzzer produk yang sama. Mungkin kalau full ngeblog no buzzer bisa ya Mbak.
ReplyDeleteBtw, TFS Mbak buat tulisannya. Saya save deh. Bisa jadi bahan buat saya yang belum nentuin rate card. 😊
Bukan ngecek HPnya yang dua kali sehari, Mbak Ika ... ngecek e-mailnya yang dua kali sehari dan ngecek notifikasi tidak tiap waktu, hanya sesekali. Yang jelas jauh lebih sedikit dari kitalah hehehe. Makasih ya sudah mampir, Mbak :)
DeleteHuaaaa penting! Noted! Bookmark! Makasiii udah dishare mbak Mugniar😍
ReplyDeleteIyes, penting buat kita yaa. Makasih sudah mampir ya Mbaak :)
DeleteSeru banget bisa ngobrol seru begini. Suatu kebanggaan bisa dapet ilmu dan berkenalan lebih dekat. Seru banget euy!
ReplyDeleteIyaa, seru bangets, hehe. Apalagi suasana santai dan Mbak Nuniek ringan sekali berbagi bersama kami :)
DeleteSebenarnya media kit sudah da sih, tapiii ... pernah kasih ke brand yg tny rate card. Eh begitu dikasih lgsg ngacir aja hahaha padahal ratenya ya std.
ReplyDeleteWkwkwk itu pengalaman nyaris 100% blogger deh kayaknya hihi. Yang tanya rate card ke saya, tidak ada yang balik, Mbak Dwi padahal kan bisa kita bicarakan lagi yeee :D
DeleteSip bu....
ReplyDeleteInspiratif...
Baru ngeh saya, ternyata menunjukkan demografi pengunjung blog sangat bermanfaat buat menarik perusahaan yg lagi nyari blogger Buat pemasaran produknya.
Thankyou...
Terima kasih kembali Mas. MOga bermanfaat :)
DeleteBerarti aku harus membuat media kit menuliskan apa saja yang pernah kulakukan dan kucapai. Trus apa kabar aku yang sering banget pegang gawai? em harus diperbaikin lagi ya kebiasannku
ReplyDeleteJadi berpikir ... kalao sering pegang gawai, mungkin bisa dimasukin di media kit, kali yaa ....
DeleteKita mau dikenal sebagai apa? langsung diem, aku apa ya Maak Niaar hahhaaa
ReplyDeleteJadi Blogger,apdetnya mood, have fun, dari hati ga terpaksa. Jadi Imers ga jualan produk xixix
Selama ini Kalo masalah rate card, pas ada yang nawarin aku kasih rate card pake kisaran harga sekian sampai sekian, tapi menyesuaikan tergantung brandnya itu sendiri. Dan Flexible, aku kasih note masih bisa di nego ko Mas/Mba . Alhamdulillah jadi aja hhaaa
Setujuuu, jadilah sesuai dengan yang kita mau ya Teh Nchie hehehe
Deletedari dulu selalu bingung sama ratecard, hooho..
ReplyDeletekadangan ngasi sesuai keinginan ke brand eh mereka ngabur hehee
Hahaha itu sudah jamak terjadi pada banyak blogger, Mbak. Band-nya pergi tanpa pesan setelah dkasih rate card. Kayak jadi alasan buat memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan blogger ybs. Padahal mestinya bisa jadi pertimbangan buat nego balik ya. Eh :D
DeleteMasih perlu banyak belajar nih saya. Media kit pun belumlah punya.
ReplyDeleteDan iya, saya belum bisa ngebatasin diri dalam penggunaan medsos. Huhhuu
Mari sama-sama belajar :))
DeleteAsyik sekali mbak....buanyak ilmu yang harus saya update
ReplyDeleteSaya pun demikian, Mbak. Saya juga belajar dari komentar-komentar yang masuk di sini :)
Deletewah ngobrol ilmunya sanati ya jadi kita juga senang, santai tp dapat ilmu
ReplyDeleteBenar Mbak Tira. Ngobrol santainya asyik. Hati senang, dapat tambahan pengetahuan pula :)
DeleteWihhh..pelajaran mahal ini. Belajar tentang rate card. Sayangnya masih banyak nih yang belum menghargai dirinya sendiri, jadi terima aja dengan harga seminimal mungkin :( Jadinya pasaran mengira harga tersebut sah sah saja di semua orang. huhuhu
ReplyDeleteKoq saya merasa ya? Hahaha. Iya nih, jadi belajar lagi. Pelajarannya mahal, untungnya Mbak Nuniek ndak kasih kami rate card, mau share ilmunya secara gratis :)
DeleteTerima kasih sudah membagikan ini Mbak..Bermanfaat sekali buat newbie seperti saya ini...
ReplyDeleteBookmarked this for rate card info..:)
Terima kasih kembali, Mbak. Saya juga belajar dari pertemuan ini :)
DeleteMba Niar, baca tulisan ini aku baru ngeh kalau aku tuh belum pakai tagline di blog aku. Ah, jadi pengen memperbaiki ah. Terima kasih mba Niar yang sudah brbagi dengan baik. Btw, memang ya untuk mendapatkan sesuatu yang baik tidak dengan cara instan ya
ReplyDeleteTerima kasih juga sudah mampir ya Mbak. Saya juga mungkin akan memikirkan lagi soal tagline
DeleteBookmark!!!!!!!
ReplyDeleteDengan senang hati :)
DeletePernah bertemu dengan mbak Nunik waktu ke Jogja, beliau ramah sekali...
ReplyDeleteSepakat sama Mbak Retno :)
DeleteWih..ketonjok..msh suka 'diperbudak' smartphone..huhu
ReplyDeletePuk puk Mbak Diba
Deletemakasih sharingnya mba Niar
ReplyDeleteMakasih sudah mampir ke sini ya Mbak Kania
DeleteTerima kasih sharing nya ya mbak. Iya nih mbak Nunik identik dengan tips berburu baju murah tapi tetap fashionable.
ReplyDeleteMengajarkan bahwa materi bukan segalanya yaa
DeleteMakasih sharing Mba Niar. Jadicatatan buat aku ke depan
ReplyDeleteMakasih sudah mampir ya Mbak Ety :)
DeleteWah sharingnya bermanfaat banget mb. Aku kira klo orang suka socmed bakal sering buka hp. Ternyata ada batasannya juga ya. Klo yg soal attending venue itu aku baru tahu lho hehe. Jadi worth it ga nya dengan fee yang ditawarkan ya.
ReplyDeleteTernyata Mbak Nuniek membatasi diri. Kapan perlu buka HP ya dibuka. Kalau tidak, lebih memilih untuk tidak buka HP. Jangan sebentar-sebentar longok HP :)
DeleteWah asyik neh bisa bincang-bincang bersama blogger profesional. Belajar brading itu penting ya mbak, wah saya mau rubah deh about di blog saya.
ReplyDeletePenting ternyata ya Mas. MAkasih sudah mampir ya
DeleteMakasih infonya
ReplyDeleteMakasih sudah mampir ya Kang Ali. Beruntung sekali dihampiri Kang Ali. Kang Ali kan jaraaang banget ke blog saya :)
Deletewah makasih ya sudah dikasih bocoran , langsung catat
ReplyDeleteMakasih sudah mampir ya Mak Uli :)
Deleteulasan berfaedah.dapat kosa kata baru: rate card. Trmkasih kak :)
ReplyDeleteTerima kasih ya sudah mampir
DeleteIni perbincangan hangat di kalangan blogger ya Kak, tentang rate card ini, hihi. Kadangkala kebingungannya itu gimana menentukan harga yang PAS.
ReplyDeleteHal yang membingungkan tapi harus kita punyai kalau mau bekerja sama dengan brand ya Nyak
Deletecontek ilmunya aaahhh..hehe..
ReplyDeleteSilakan Mas. :)
DeleteBelajar banyak nih dr mba Nuniek bagaimana setiap orang berbeda-beda effortnya jadi kita harus bisa menilai Dan menghargai diri kita sendiri. Karena kalau bukan kita yg hargai diri kita sendiri, tidak akan ada yg hargai diri kita
ReplyDeleteYup, dengan demikian kita pun menyadari bahwa tidak ada standard baku juga sebenarnya karena tiap orang punya cara yang berbeda dan perspektifnya pun berbeda. Sering kali ada hal yang orang lain lihat dan itu berharga (padahal sama sekali bukan sesuatu yang berbentuk), buat orang lain itu tidak berharga. Jadi, semacam abstrak tetapi tidak abstrak juga. :)
DeleteNah ini, elemen yang bisa dimasukkan ke ratecard. Penting banget nih. Makasih Kak udah mau berbagi.
ReplyDeleteSiap. Terima kasih juga ya sudah mampir di sini, Ipeh :*
DeleteMbak Niar, thanks for write it. Jadi makin tahu soal rate card.
ReplyDeleteMakasih sudah mampir Mbak Erny ^_^
DeleteOalahh aku tau kalo yg istri direktur yg sempet viral itu. Mba nuniek ini toh:). Lupa namanya hahahaha.. Salut ama orang yg memang fokus dan konsisten mengelola blognya mba. Kdg kepengin sih mulai memonetize blogku, tp kok yaa baru kepengin doang. Kalah ama kerjaan kantor yg bner2 nyita waktu -_-. Itu makanya aku blm brani ambil job apapun di blog.
ReplyDeleteNgeblog memang bagusnya dibawa santai, Mbak Fanny. Senyamannya mau ngeblog gimana. Saya salut, Mbak Fanny meski sibuk, blognya masih diisi terus dengan konsisten. Niche-nya pun jelas. Kalau besok-besok mau di-monetize pasti mudah, Mbak tapi senyamannya saja dulu sekarang ini :)
DeleteSalam kenal mbak, karena selama ini hanya main like kita ya di IG hehe. Noted banget tuh saran sosmednya dari mbak Nunik. Saya yang dekat dengan Jakarta saja belum pernah lho ketemu beliau, malah belum kenal hehe. Tapi dari isi tulisan ini jadi tahu tentang rate card yang jaman now emang lagi dibutuhkan hehe. Karena banyak agency yang langsung japri WA atau kirim email untuk menanyakan ratecard huhuhu. So, bener banget kalau bukan kita siapa lagi ya yang akan menghargai pencapaian diri menjadi blogger dengan maintenance sosmed yang tidak gampang hehe. Nice banget, trims ulasannya
ReplyDeleteHalo Mbak Febri. Hehe iya ya ternyata rate card penting tapi ngisinya susah juga karena harus menebak-nebak harga kita :)
DeleteKemarin ga bisa hadir, lagi di palopo hihihi tapi karena kak Niar nulis ttg ini jadi bisa tau tentang hal2 apa saja yg disharing sama mba Nuniek, berguna buat saya yg belum tergerak bikin rate card ataupun media kit 😂 TFS kak Niar
ReplyDeletekalau perlu pencerahn bisa kembali berkunjung ke laman ini, nice kak niar.
ReplyDeletekeren :)
ReplyDeleteMakasih mbak semangatnya :')
ReplyDeletewah bagus sekali tulisannya, sangat informatif mba :)
ReplyDelete