KEJU
adalah jenis makanan kesukaan saya. Mau diapakan pun saya suka, bahkan dimakan
langsung, saya suka sekali. Sesekali, saat berada di rumah, dorongan berebut
keju dengan anak-anak masih ada, untungnya saya masih punya “rem” – mengingat
usia yang sudah tidak muda lagi. Karena itulah, ketika tahu Fonterra Brands Indonesia, melalui Anchor Food Professionals (AFP) menggelar acara AFP Grand Demo beserta talkshow dengan para chef
terkemuka pada tanggal 16 November lalu di Hotel Clarion, saya menyempatkan
hadir sebagai undangan.
Berkenalan dengan Fonterra
dan AFP
Ah,
ya, buat yang belum tahu apa hubungan Fonterra, Anchor, dan KEJU, begini, Fonterra itu “nama pendek perusahaan”
yang mengusung brand Anchor. Menurut Andriani Ganeswari (Anes) – Corporate Communications
Manager PT. Fonterra Brands Indonesia pada saat talkshow,
ada 2 divisi Fonterra, yaitu:
- Consumer, dengan produk Anlene, Boneeto, dan Anmum. Bahan susunya berasal dari sapi di New Zealand.
- B2B (business to business), yaitu AFP (Anchor Business Professionals) dengan produk-produk ber-brand Anchor (kesemuanya kurang lebih ada 25 produk, di antaranya Anchor Butter Pats, Anchor Whipping Cream, Anchor Fresh Milk, dan Anchor Cream Cheese).
AFP
kini memiliki 7.000 pelanggan di seluruh Indonesia. Pelanggannya terdiri atas
hotel, restoran, kafe, UKM, dan operator food
service lainnya. Bukan hanya itu, bahkan AFP merupakan pemasok terkemuka di
Asia dan Timur Tengah. Lalu, hubungannya dengan keju ya itu tadi, adalah bahwa
Fonterra tidak hanya memproduksi susu, juga memproduksi turunan susu, seperti
keju, mentega, dan krim.
Ki-ka: Bu Achen, Bu Anes, Mamlala, Pak Sigit, MC/moderator |
Fonterra
memasok bahan susu ke banyak perusahaan makanan terkemuka di dunia. Selain itu,
Fonterra juga merupakan pemimpin pasar dengan merek susu konsumen sendiri di
Selandia Baru dan Australia, Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Fonterra merupakan koperasi petani dan pengolah susu terbesar di dunia, jumlah
anggotanya 10.500 orang. Di negara asalnya, pengalaman Fonterra sudah hampir
200 tahun.
Pada
tahun 2015, Fonterra meresmikan pabriknya di Cikarang. Pabrik khusus blend yang mengambil raw material dari New Zealand ini mampu
menghasilkan 150.000 pack susu per
hari. Diperlengkapi dengan 3 mesin pengemasan berkecepatan tinggi yang mampu
memproduksi 16.000 metrik ton produk per tahun, pabrik ini merupakan investasi
terbesar Fonterra dalam satu dekade terakhir di ASEAN.
Dalam
bidang CSR (Corporate
Social Responsibility), Fonterra menyelenggarakan Fonterra Dairy Scolarship sejak tahun
2013. Dalam pelaksanaannya, Fonterra bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian
Pertanian. Beasiswa ini membantu mengembangkan keahlian peternak sapi perah
lokal melalui pelatihan yang diselenggarakan di Indonesia dan Selandia Baru.
Memasuki
tahun kelima, program beasiswa ini telah melatih 39 peternak sapi perah lokal
dan 9 petugas lapangan mengenai pengetahuan dan praktik terbaik dalam manajemen
peternakan sapi perah. Nah, kalau Ada berminat, ini dia syaratnya kalau mau
jadi peternak atau petugas lapangan yang dilatih oleh Fonterra:
- Peternak harus memiliki peternakannya sendiri, dengan pengalaman minimal 3 tahun dan mempunyai sedikitnya 5 ekor sapi.
- Petugas lapangan harus punya pengalaman bekerja minimal selama 2 tahun.
- Peserta peternak turut memberikan kontribusi terhadap pengembangan industri sapi perah lokal dengan cara berbagi pengetahuan dan keahlian yang mereka peroleh selama pelatihan kepada pelaku idustri susu lainnya di Indonesia. Pada tahun 2016, sudah 1200 peternak dan industri memperoleh manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh penerima beasiswa tahun lalu.
Andriani Ganeswari – Corporate Communications Manager PT. Fonterra Brands Indonesia |
Sigit Wijanarko, Foodservice Director, Fonterra Brands Indonesia |
Sigit
Wijanarko, Foodservice Director, Fonterra Brands Indonesia kemudian memaparkan tentang Anchor
Food Professionals. “Secara global, bisnis food
service terus meningkat. Diprediksi 20 – 30 tahun ke depan bisnis ini akan
sama dengan consumer business,”
ujarnya.
Sigit
mengemukakan alasan mengapa dia optimis akan perkembangan bisnis food service yang dibidangi oleh AFP,
sebagai berikut: pertumbuhan pasarnya potensial, brand Anchor sudah beroperasi sekira 200 tahun, distribusinya sudah
ke 21 kota (di Indonesia, naik pesat dalam 2 tahun terakhir), sekarang sudah
ada 14 chef-nya (dari yang semula
hanya 5 chef), dan produknya
berkualitas serta sangat memperhatikan packaging.
AFP
mendukung UKM, mengingat 40% penduduk Indonesia kelas menengah. Menjawab
pertanyaan tentang dukungan spesifik Fonterra pada UKM, Sigit menerangkan
bahwa, dukungan AFP ke UKM dalam hal pelayanan sama dengan yang diberikannya
kepada pengusaha besar. Ada chef yang
siap diajak demo masak, tanpa dibayar jika bekerja sama dengan AFP. Bahkan AFP
bisa memberikan tutorial one on one. Kawan
blogger – Winarni yang beken dengan brand Winslicious dalam bisnis
kulinernya membenarkan hal ini. “Kalau bikin arisan, bisa memanggil chef lokal untuk demo, Kak,” ucapnya.
Wow, dan chef lokal yang dimaksud
berdomisili di Surabaya!
Oya, mengapa
Makassar menjadi pilihan sebagai kota ketiga dilaksanakannya AFP setelah Surabaya
dan Bandung? Alasannya adalah karena Makassar sebagai surga kuliner saat ini
sangat adaptif dengan trend kuliner dan
mampu berkreasi sesuai dengan selera konsumen. Tentunya ini sangat menjanjikan
bagi bisnis produk olahan susu yang dijalankan Fonterra, sebagaimana susu
menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.
Sigit
memaparkan bagaimana bentuk link dengan
kuliner lokal, seperti misalnya di Bandung ada “seblak mozarella”, di Semarang
ada “kue leker mozarella”, dan di Makassar ada “coto dengan cooking cream”. Wih, seperti apa
rasanya, ya? 😋
Testimoni Dua Pelaku Usaha
Kuliner
Risma
Wicaksono (Imma) – founder Makassar
Cooking Club (MCC) dan owner Mamlala Kitchen, nara sumber ketiga, berbicara
tentang kuliner Makassar. Pendapatnya tentang kuliner Makassar yang adaptif dan
kreatif bersesuaian dengan yang dinyatakan oleh Sigit Wijanarko.
Lebih
jauh, dia menjelaskan bahwa trend kuliner
Makassar sekarang adalah cake yang soft cake, cheese cake, dan soft cake berlapis puff pastry. Namun namanya saja trend,
pada kenyataannya soft cake sudah
ada sejak dulu. Trend itu berulang.
Sekarang, apa yang sedang hits di Jakarta,
dibawa ke Makassar. Bermunculanlah usaha-usaha kuliner yang mencontek resep
yang trend dengan modifikasinya
sendiri. Dunia kuliner Makassar berkembang terus, anggota MCC terus bertambah.
Risma Wicaksono (Mamlala) - founder MCC |
Bagaimana
dengan kue tradisional? Menurut Imma, kue tradisional selalu saja ada
permintaannya. Permintaan akan kue tradisional tidak turun dan tak akan
tergantikan karena tradisi orang Sulawesi Selatan, mengharuskan adanya kue-kue
tradisional pada seremoni-seremoni adat tertentu, seperti pada acara mappettuada dan mappacci menjelang hari pernikahan. Begitu pun pada hari
pernikahan, kue-kue tradisional adalah menu wajib. Bahkan untuk arisan atau
acara keluarga pun, orang-orang Makassar masih banyak yang memilih kue
tradisional. Hanya saja hal ini tidak terekspos karena yang lebih kelihatan adalah kue-kue modern macam yang dibawa artis-artis masuk Makassar.
Imma yang
sering membuat soft cake mengaku sudah
lama menggunakan Anchor, khususnya cream
cheese dan whipping cream-nya. Sudah
pernah dia mencoba merek-merek lain namun akhirnya kembali lagi ke Anchor.
Baginya, pengalamannya itu sekaligus membuktikan bahwa Anchor memang sudah
teruji.
Bu Achen, dari Ny. Liem |
Bu Achen, chef profesional dari brand Ny. Liem mengatakan hal yang senada dengan
Imma, “Trend kuliner pesat sekali, di
Makassar juga. Tahun ini ketiga kalinya ke Makassar.” Bu Achen menjalankan
usaha yang dirintis oleh Ny. Liem (ibu mertuanya). Hingga saat ini, berbagai
usaha kuliner yang dijalankannya, di antaranya adalah bakery dan bahan-bahan tambahan kue. Beberapa produk andalannya
adalah Lapis Legit dan Lapis Surabaya, hingga sekarang masih banyak peminatnya.
Perempuan
yang sejak tahun 90-an aktif dalam dunia kuliner ini mengatakan bahwa tahun
ini, trend kue adalah cream cheese dan mozarella. Dia mengaku
sudah 15 tahun ini menggunakan Anchor, terutama butter dan whipping cream-nya.
Selain karena kualitasnya terjamin, untuk konsumennya, Bu Achen menggunakan Anchor
karena sudah terjamin kehalalannya. Sebagaimana pula yang dijelaskan oleh
Sigit, bahwa 38 produk Fonterra sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI,
bahkan utusan MUI sendiri sudah mengunjungi dan meninjau pabriknya di New
Zealand.
Demo Masak Oleh Chef Terkenal
Chef Yus (tengah) |
Saat
sedang menghadiri talkshow, di bagian
lain hotel Clarion diselenggarakan demo masak dan workshop yang menghadirkan para chef
berpengalaman. Para chef berbagi
kreasi menu terbaru dengan menggunakan aneka produk Anchor. Chef Petrus Nugraha menyajikan Creamy Pasta Aglio dan Bread Lasagna Tuna
Rica, chef Yus Adriana (Advisory Chef Pastry & Bakery AFP) mendemonstrasikan Crunchy Pineaple
Cake, Butterstick, Passion Mousse, dan Kenari Tuille. Lalu Bu Achen sebagai chef tamu
mempraktikkan Cheese and Butter Cake, Cupcake Cream Cheese, Lapis Legit Keju
Slice Anchor, Kastangels Telur Asin, dan Roti Goreng Paha Ayam Keju Anchor. Acara
workshop dan demo masak yang berlangsung
dari pukul 9 pagi hingga sore hari itu dipadati mereka yang antusias.
Mango Cheese Drink yang yummy 😋 |
Bloggers berfoto bersama para chef usai talkshow dan demo dari chef Yus. Foto: dari Eryvia Maronie (www.emaronie.com) |
Di
ruangan talkshow, chef Yus
memperagakan cara membuat Mango Cheese Drink dengan gaya kocaknya. Jus mangga
(bisa mangga segar atau pure) dicampur dengan Anchor Cream Cheese dan diberi topping Anchor Whipping Cream. Hadirin
yang terdiri atas para jurnalis media mainstream
dan blogger diberi kesempatan
mencicipi. Wah, rasanya enak. Manisnya pas, tidak berlebihan dan tidak ada rasa
eneg setelah whipping cream tercampur dengan bahan-bahan utama Mango Cheese Drink.
Usai
makan siang, saya menyaksikan Bu Achen mendemonstrasikan resep Roti Goreng Keju Anchor berbentuk paha
ayam di Phinisi ball room. Bagaimana “kaktus
dan bunga mawar” tampak begitu hidup di atas cup cake karya Bu Achen yang diberi nama Cupcake Cream Cheese with Butter Cream membuat saya terpana. Kedua
tumbuhan itu tampak begitu real padahal
terbuat dari varian-varian Anchor. Kepiawaian Bu Achen tidak diragukan lagi,
begitu banyak tip dan trick dibagikannya kepada peserta.
Pengalaman selama puluhan tahun tampaknya sudah membuatnya sangat mengenali
semua “watak” bahan-bahan pembuat kue.
AFP Grand Demo di Phinisi ball room. |
Sebelumnya,
saya sempat mencicipi Bread Lasagna Tuna
Rica dari chef Petrus yang kocak.
Bread lasagna-nya enak meski terasa
asin (kata chef Petrus, yang merasa
terlalu asin, bisa mengurangi kadar garam di resepnya). Yah, bagi saya rasa
keju selalu enak. Meskipun rasanya asin, bisalah “dimaafkan” 😜. Sayangnya, saya tidak bisa
berlama-lama lagi di acara ini. Sudah saatnya pulang ke rumah dengan membawa
tambahan pengetahuan tentang Anchor, Fonterra dan beberapa resep kue dan
minuman.
Makassar, 22 November 2017
Share :
Acaranya memang bagus, menambah wawasan dunia kuliner dan bahan bakunya
ReplyDeleteIyes, setuju.
DeleteSoft cake, cheese cake lagi happening banget ya mbk buat usaha kuliner
ReplyDeleteIyes, Mbak Han
DeleteSayangnya saya bisa tinggal sampai selesai acara, padahal menarik banget, apalagi banyak tester yanv dibagikan, hihii..
ReplyDeleteBeuh, sayang sekali. Saya cuma sempat mencicipi satu tester :))
Deletepaling suka lihat demo masak , tapi kalau disuruh nyoba , wah pasti banyak alasannya
ReplyDeleteWih, nyoba itu kan bagian paling enak.
DeleteEh, maksudnya, nyoba masak atau nyoba masakannya, Mbak? Hihi
Duh beruntung banget kota nya kebagian acara ini. Saya penggemar berat keju dan acara ini edukatif banget ya
ReplyDeleteIya Mbak, edukatif. Buat saya pribadi, jadi tambahan wawasan
DeleteAku ngiler sama mango cheese drinknya :D
ReplyDeleteEnak benar, Mbak, minumannya :)
Delete