Rumahtangga: Kompromi Atau Masalah - Banyak hal yang harus ditimbang-timbang setiap harinya dalam kehidupan berumahtangga. Salah satunya adalah bagaimana bersikap kepada suami, sekaligus mengatasi ketakutan akan pandangan orang lain.
Saya kasih tahu sama
para perempuan lajang, ya, biar siap. Menikah itu bukan yang
enak-enaknya saja. Salah satu yang tidak enaknya adalah ketika penampilan suami
dan anak-anakmu berantakan maka istri/ibu yang akan disoroti oleh masyarakat.
"Ih, tidak diperhatikan sama istri/ibunya!" (hayo yang baca, ada yang
suka berprasangka begitukah? 😁)
Orang-orang berkicau
saja padahal di belakang itu, mereka tak tahu usaha sang ibu/istri seberapa
kerasnya agar tak muncul suara sumbang macam itu.
Kalau suamimu sangat
kompromi dan mau saja diatur semua penampilannya olehmu, bersyukurlah. Tapi
kalau dia terlalu cerdas dengan memberikan jawabannya sendiri maka kau yang
harus berkompromi.
Berkali-kali saya
protes kepada pak suami, "Nanti orang bilang saya yang tidak perhatikan ki', Kak!"
"Biar saja,
mereka yang berdosa, bukan saya," jawabnya sembari nyengir.
Maka berkali-kali pula
saya terdiam dalam senyum. Apa yang dikatakannya benar, soalnya. Dan kalau saya
ngotot, dia akan mengeluarkan kisah anak - bapak - keledai yang berjalan dan
bergantian naik di atas keledai lalu memanggul keledainya gegara mereka sibuk
memperhatikan pendapat masyarakat:
"Anak keterlaluan,
tak kasihan ayahnya" à maka gantian ayah yang naik.
"Ayah
keterlaluan, tak kasihan anaknya" à maka gantian mereka berdua naik.
"Manusia macam
apa, tak kasihan pada keledainya" à maka mereka memanggul keledainya.
Inti kisah ayah –
bapak – keledai ini adalah: tak ada habisnya kalau mendengarkan
apa kata dunia! 😅
Alhamdulillah, saya
menemukan kompromi yang manis. Karena saya memang jauh lebih
menghargai otak dan hati suami saya maka saya tak terlalu cereweti beliau soal
penampilan. Saya pun lebih menghargai figurnya sebagai nonstop learning man yang memicu saya untuk berusaha tak berhenti
belajar pula.
Semua itu jauh lebih
penting daripada penampilan, bukan? Tak banyak sosok sepertinya di muka bumi
ini – dengan segala kelebihan dan kekurangannya, saya yakin. Saya pun tahu persis bahwa suami saya juga
sudah berkompromi sedemikian rupa dengan segala kekurangan saya. Yeah,
pernikahan itu usaha baik dari kedua belah pihak, kan? Suami-istri bergerak ke
arah (tujuan) yang sama, kan?
So, jika kalian
menikah nanti saudara-saudariku, temukan terus kompromimu karena seumur hidupmu
akan bergelut dengan kompromi yang memaksamu never stop learning. Kalau berhenti belajar, niscaya masalah besar
mengguncang bahteramu!
Dari: https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-26 |
Yang muslim wajib meyakini ayat ini:
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). - Q. S. An-Nur: 26
Maka mari memantaskan
diri untuk menjadi yang terbaik agar mendapatkan yang terbaik dan ketika
berkompromi – mudah menemukan kompromi yang manis, bukan yang pahit.
Percayalah, selama hidup, masalah tidak pernah berhenti mengujimu.
Yang suka
berprasangka, mari menjauhi prasangka sebab penampilan seseorang bukanlah
urusan kita dan penampilan kita pun belum tentu layak pula di mata orang lain
(ini catatan buat saya juga). Sesungguhnya,
yang jauh lebih penting adalah memperbaiki software
diri sendiri.
Semoga #JumatBerkah
bagi semua.
Makassar, 19
Januari 2017
Baca juga:
- Kenangan Macam Apa yang Akan Kita Wariskan?
- Ketika Venus dan Mars Menikah | Welcome Trouble
- Motivasi Cinta
- Maaf Suamiku, Porsi Cinta Untukmu Kukurangi
- Romantisme di Balik Dapur
Share :
setuju bgt mba :)
ReplyDeleteToss, Mbak Rin :)
Deletebetul banget mba Niar, RT itu perlu kompromi dalam segala hal. yg kita anggap nikah itu indah itu di dalamnya ternyata tidak melulu indah. memang cinta nomor 1 mah hanya Allah SWT
ReplyDeleteSetuju, Mbak Kania
Deletesaya juga sering dengar cerita itu dari papa ku heheh tanpa disadari banyak skali pesan2 nya
ReplyDeletethanks untuk postingannya kak Niar
Iya ya Qiah, mengingatkan kita untuk tidak selalu mendengarkan perkataan orang dan menjadi diri sendiri.
Deletesepakat Mba, harus banyak kompromi biar tetap langgeng
ReplyDeleteSiap, Mbak Milda.
Deleterumah tangga yang dibangu atas dasar cinta kepada Allah, in sya Allah akan dijaga oleh Allah juga
ReplyDeleteAamiin, ya Rabb. Sepakat ^^
DeleteKompromi itu memang penting banget untuk memperoleh kesepakatan. Salah satu penyebab rusaknya hubungan keluarga adalah perbedaan pendapat. Jadi kalau ada perbedaan pendapat, harus diselesaikan dengan kompromi.
ReplyDelete