Sebuah catatan dari Deklarasi GenPI Sulawesi Selatan
Nama GenPI
atau (komunitas) Generasi Pesona Indonesia sudah saya lihat berseliweran di time line
Twitter sekira setahun ini. Saya sudah tahu di beberapa daerah,
kawan-kawan blogger di beberapa
daerah di Indonesia berkampanye pariwisata di bawah “payung” GenPI. Akhirnya
tiba juga giliran Makassar menjadi “tuan rumah” yang mana Sulawesi Selatan
menjadi provinsi ke dua puluh dideklarasikannya GenPI yang dilaksanakan pada
tanggal 17 Maret lalu di Hotel Arthama.
Malam
itu kira-kira lebih dari 100 orang memadati salah satu ruangan di lantai 18.
Ada perwakilan dari berbagai asosiasi dan komunitas. Selain itu ada perwakilan
dari Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota sesulawesi selatan, Pengurus GenPI
nasional, dan perwakilan dari GenPI provinsi NTT, NTB, Maluku Utara, dan Jawa
Tengah.
Tari-tarian
tradisional, seperti Tarian 4 Etnis dan atraksi Pa’raga menjadi pembuka acara
sebelum Don Kardono – Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Komunikasi dan
Media memberikan sambutannya. Dari yang awalnya tahu bahwa GenPI pertama kali
dideklarasikan di Lombok, saya jadi tahu lebih banyak mengenai program ini.
Sasaran utamanya adalah generasi muda yang banyak berkutan dengan media sosial.
“Saat
ini industri pariwisata Indonesia sudah mengalahkan oil dan gas. Kita nomor 47 dari 121 negara, sudah kalahkan Malaysia
dan Thailand. Diharapkan pada tahun 2019 pariwisata juara 1,” dalam
mendatangkan devisa bagi negara maksud Pak Don.
Sebelumnya,
kita perlu mengetahui tiga garis besar (outline)
yang disampaikan Pak Don dalam bidang pariwisata saat ini, yaitu:
- Digital social media campaign. PR-ing melalui digital media.
- Generasi Pesona Indonesia dan Generasi Wonderful Indonesia (GenPI dan GenWI).
- Destinasi digital.
Oya,
kedua istilah itu – GenPI dan GenWI mirip, yah. Bedanya, kalau GenPI itu
bergeraknya di Indonesia maka GenWI bergerak di luar negeri. Anggota GenWI
adalah pemuda-pemudi Indonesia yang ada di 5 kota dunia: Melbourne, Singapore,
Kuala Lumpur, Bangkok, dan Shanghai. Mereka pernah membuat sebuah hashtag jadi trending topic dunia dan menjadi pembicaraan di dalam skala
internasional.
Bapak Don Kardono |
Pak
Don menyampaikan, ada 2 keuntungan menjadi member
GenPI, yaitu:
- Kemampuan bermedia sosial akan semakin hebat karena terhubung dengan para member di seluruh Indonesia. Bisa saling follow dan saling menanggapi.
- Berkembang untuk bisnis online travel agent.
Terakhir,
mengenai Destinasi Digital, GenPI di beberapa provinsi sudah menyosialisasikan
beberapa destinasi digital dan “meledak” (istilah Pak Don), di antaranya Pasar
Siti Nurbaya, Pasar Pancingan, dan Pasar Karetan. Diharapkan di Sulawesi
Selatan terjadi hal yang sama. Bukan hanya satu tetapi dua sekaligus.
Acara
puncak usai pemaparan panjang Pak Don Kardono pun tiba. Pengukuhan pengurus
GenPI Sulawesi Selatan dengan formasi Ketua Umum, Ketua Harian, Sekretaris,
Bendahara, Divisi Organisasi, Divisi Offline, Divisi Online, Divisi Desain
& Kreatif, Divisi Humas, dan Divisi Litbang ditandai dengan pemasangan topi
passappu bagi para pengurus yang
lelaki dan bando tradisional bagi pengurus yang perempuan oleh Pak Don.
Para pengurus GenPI Sul Sel |
Dalam
sambutannya, Aan Arif – Ketua Umum GenPI menjelaskan bahwa GenPI adalah
komunitas warganet yang memiliki ketertarikan di bidang pariwisata. Aktivitas
utamanya adalah mempromosikan potensi pariwisata daerah yang diorkestrasi
secara nasional. Kegiatan GenPI dilaksanakan secara online dan offline dengan
memanfaatkan Instagram, Twitter, Facebook, dan media sosial lainnya untuk
menyebarkan konten pariwisata yang menarik. Salah satu aktivitas yang dilakukan
adalah membuat sesuatu menjadi trending
topic dan memviralkan hal-hal positif.
“Pasar
Digital rencananya akan diselenggarakan di kawasan Benteng Somba Opu dengan
nama Pasar Lontara. Kegiatan offline lainnya
kita juga akan menggelar pelatihan, diskusi, dan fam trip,” pungkas Aan.
Well, kegiatan yang positif, ya. GenPI ini
terbuka bagi siapa saja yang mau bergabung, cukup dengan mendaftar di www.genpi.co. Rules-nya
adalah: setiap anggota GenPI diwajibkan mengikuti kode etik khusus. Di
antaranya no politic, no hoax, dan no SARA. Selain itu ketika bermedia
sosial, GenPI berpegang pada etika dan literasi media sosial.
Makassar, 29 Maret 2018
Share :
Luar biasa Genpi ini yah..Saya juga hadir malam itu dan sangat kagum dengan komunitas tersebut karena 80% penggiatnya adalah anak-muda.
ReplyDeleteYes, anak muda kebanyakan, Kak. Moga eksis terus yah GenPI
Deletewahh selamat ya atas berdirinya Genpi Sumsel.. semakin banyak teman di genpi yang bisa mempromosikan indonesia nih..
ReplyDeleteSUl Sel, Mbak, hehe. Terima kasih ya
Delete