Antara DiLo Makassar dan
Makassar Digital Valley
Sudah
lama saya tak main ke DiLo. Kabar terbaru yang saya tahu, sudah tak ada lagi DiLo
di jalan DR. Sam Ratulangi. Rupanya DiLo sekarang berkantor di Gedung Makassar
Digital Valley ini. Dan benar saja, saya melihat wajah-wajah penggiat dunia
digital Makassar yang dulu pernah saya lihat di kantor lama DiLo Makassar.
Menariknya,
acara Soft Launching Makassar Digital
Valley ini dihadiri beberapa petinggi Telkom dan Indigo. Ada Ery Punta – Managing Director Indigo, Sukwan Thayib – Deputy Witel, dan Dinoor
Susatijo – SM Open Innovation Management. Sempat rancu dalam pikiran saya, apa pula Indigo itu.
Sewaktu sering main ke DiLo yang di jalan Ratulangi, saya ndak ngeh dengan nama Indigo. Tahunya DiLo (Digital Innovation Lounge) saja. Setelah konfirmasi ke Syariah Ariani (Aryn) – General Manager Makassar
Digital Valley,
barulah saya paham.
Jadi guys, Indigo atau INDIGO CREATIVE NATION
adalah program yang termasuk di dalamnya DiLo dan Digital Valley. Kalau dulu
saya hanya tahu DiLo Makassar itu menyelenggarakan aneka kegiatan kreatif yang digawangi
Ibu Aryn. Lebih jelasnya lagi, DiLo adalah creative
camp dengan program nurturing to
untuk pembibitan dan pembinaan talent
menjadi digitalpreneur/startup. Nah kemudian karena prestasi DiLo Makassar –
sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia, lahirlah Makassar Digital Valley (MDV).
MDV
adalah creative centre dengan program
inkubasi untuk akselerasi startup
digital. Perlu dicatat, Digital Valley hanya ada 4 di Indonesia. MDV
adalah satu-satunya yang berada di Indonesia timur dan boleh dikata untuk
Indonesia bagian timur. Mengenai program MDV, Pak Dinoor menjelaskannya secara
lebih mendalam.
Nah,
kalau dulu DiLo Makassar tidak masuk di dalam proses inkubasi startup binaannya, dengan adanya MDV sekarang startup yang dibina (sekarang ada 15) juga sekaligus bisa
diinkubasi. Tahapannya adalah:
- Pre Startup Stage
- Incubation Stage
- Acceleration Stage
- Next Investment Stage
Bukan
hanya itu, akan ada penilaian best of the
best startup yang berkesempatan berkunjung ke Silicon Valley. Nah, kalau
Anda berminat membuat startup (usaha
berbasis digital – pengertian istilah startup
sekarang lebih ke usaha yang menggunakan platform digital), silakan saja ajukan ke MDV, mana tahu bisa di-mentoring sekaligus mendapatkan
pendanaan. Tapi ingat, idenya harus valid, sudah mampu menjawab banyak
pertanyaan, termasuk apakah orang akan terbantu? Akankah ada user yang loyal? Jangan sampai hanya sekali
pakai lalu “dibuang”. Ini tantangannya. Ide yang ada harus benar-benar unik
sekaligus menjawab suatu permasalahan. Kalau banyak samanya, orang akan mencari
yang sudah lebih dulu eksis dan teruji ketahanannya oleh waktu dan krisis, kan?
Pak
Dinoor juga menekankan pentingnya
profesionalisme. Jangan main-main kalau mencari pendampingan, juga funding. MDV pun tak main-main
memberikan kontribusinya, yaitu:
- Coworking space. Gedung MDV amat nyaman, dibandingkan dengan kantor yang di jalan Sam Ratulangi dulu. Bertandanglah sesekali ke sana kalau tak percaya, kalian pasti setuju dengan pernyataan saya ini kalau sudah melihatnya sendiri.
- Mentoring. Diupayakan mentor-mentor yang qualified hingga kelas dunia.
- Funding. Menarik di bagian ini tapi ingat, akan ada saatnya, ketika sudah menghasilkan, startup yang dibina memberikan bagi hasilnya ke pihak Telkom, up to 12 – 13%. Wajar, kan, ya. Sudah difasilitasi sedemikian rupa seharusnya berakhir win win solution.
- Bantu challenge ke market.
- Ada hadiah buat best of the best startup (sudah saya ceritakan di atas).
Bagaimana Menjalankan
Startup
Selain
bapak-bapak dari Indigo dan Telkom, tampil juga Faizal Akib – founder Radalab sebagai perwakilan komunitas
menyampaikan apresiasinya. Pemateri terakhir adalah Ahyar Muawal – CEO Wasdlabs, membawakan topik yang sangat
menarik: How Bootstrap Your Startup
Before Invest yang
intinya menyampaikan, bahwa startup bisa
berjalan meski tanpa investasi pada awalnya, dengan memperhatikan beberapa hal
yang dipaparkan oleh Ahyar.
Apa
itu? Kurang lebih, seperti ini:
- Pertimbangkan baik-baik model bisnisnya, apakah menawarkan jasa atau produk. Jasa – biaya awalnya minimal, perputaran uang cepat, susah untuk scale, mengerjakan pekerjaan orang lain, dan jenis pekerjaannya repetitif. Sementara produk – biaya awal lebih besar, lebih mudah untuk skalabilitas dan membuatnya sesuai visi yang kita miliki, lebih mudah menarik investor, dan tantangannya adalah: menciptakan produk yang “problem solving” itu tidak mudah.
- Pertimbangkan apakah bekerja sendiri atau dalam tim. Kalau memilih tim, manajemen timnya harus bagus. Kalau kerja sendiri ya semuanya dikerjakan sendiri tapi semuanya juga dinikmati sendiri.
- Skill & funding, apakah sendiri, tim, melalui kompetisi, atau mencari investor.
- Teknologi yang digunakan, apakah menggunakan website atau mobile application. Ditekankan pula oleh Ahyar bahwa untuk membangun startup tidak boleh ketinggalan teknologi.
Kelas Foto Produk usai Soft Launching Makassar Digital Valley di salah sebuah ruangan di MDV |
Bukan
hanya hal-hal teknis di atas, Ahyar juga berbagi cerita mengenai personality team, bagaimana
memperlakukan rekan setim, khususnya terkait tinggi-rendahnya ability (A) dan motivasi (M):
- Jika seseorang memiliki M↓ A↓ maka langsung doktrin dia.
- Jika seseorang memiliki M↑ A↓ maka berikan dia training.
- Jika seseorang memiliki M↓ A↑ maka lakukanlah pendekatan persuasif.
- Jika seseorang memiliki M↑ A↑ maka seseorang itu perlu diberikan kenaikan jabatan atau bonus.
Untuk pendanaan,
selain bisa dari diri sendiri, mulai dari simpanan hingga warisan, ada peluang
bagi startup untuk mencari investor,
baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti angel investor. Contoh para investor yang disebutkan Ahyar adalah
Venturra, Vertex, Catcha Group, dan Jungle. Kalau startup-nya bagus, bukan tidak mungkin mendapatkan pendanaan
bernilai trilunan. Namun tak ada salahnya menggunakan situs Freelancer untuk
mendukung pendanaan, melalui proyek-proyek kecil.
Ahyar
mengingatkan pentingnya networking,
community, creativity, dan berdoa dalam menjual. Perlu juga rajin
menghadiri seminar dan workshop,
serta mencari tempat belajar seperti MDV ini. Dalam pengoperasian, perhatikan
sumber daya manusia, finance dan cashflow, rumahtangga, development, dan marketing.
Namun
di atas semua itu, saya paling suka dengan kata-kata kunci penting menjadi
kata-kata pamungkas Ahyar:
Startup adalah tempat membangun cita-cita dan mimpi yang kita miliki. Kalau mau cepat kaya sebaiknya jangan bangun startup.
Well, hanya mereka yang sungguh-sungguh
bertarung yang akan menang dan bertahan. Yekan?
Makassar, 1 Maret 2018
Catatan:
Simak tulisan-tulisan saya mengenai kegiatan-kegiatan yang pernah saya ikuti di DiLo pada label/kategori "DiLo Makassar" di blog ini.
Share :
Asyik bangeeet mba ada digital valley dan komunitas yang seru di sana. Semoga makin banyak ilmu yang didapat..
ReplyDeleteIya Mbak, ada tempat asyik buat komunitas, selain buat mereka yang mau mengembangkan startup :)
Deletekeren mi sekarang dilo yaaaaa
ReplyDeletesayangnya gak dapat undangannya hikss..
untung kak Niar nulis di blog nya heheh jd bisa dapat ilmu sharing2nya
makasih sudah posting kak
Iyes, Qiah, keren sekali mi. Bisa ki' barangkali kapan-kapan bikin kegiatan di sana :)
DeleteMantap skalimi tawwa DiLo sekarang. Lebih kereenn tempatmya...
ReplyDeleteLebih nyaman, enak pula dipandang, ya.
DeleteWah kerennya tawwa ini tempat yang baru di?
ReplyDeletejadi lebih besar ki dan kayaknya lebih muat banyak orang kalau mau bikin kegiatan
Iyye, Daeng. Luas ki. Lebih nyaman AC-nya dan dekorasinya juga.
Delete