Jeleknya
pada orang yang belum mengenal BrainKing saja, sih saya bilang. Karena saya
yang sudah mengenal BrainKing saat menemukan produk palsu itu. Tahun lalu
ketika bungsu saya baru mengonsumsi lebih dari satu pak BrainKing, perkembangan
baiknya sudah terlihat. Saya sudah mendapatkan manfaat dari BrainKing jadi
kesan saya tidak berubah saat menemukan produk palsunya. Kisah lengkap
perkembangannya hingga setahun bisa dibaca di tulisan saya yang berjudul Testimoni BrainKing: Mengatasi
Keterlambatan Berbicara pada Anak.
Kualitas BrainKing Membuat Orang Tertarik Membuat Tiruannya
BrainKing merupakan produk yang mempunyai sejarah
penelitian panjang. Formulatornya: dr. Irfan Buchori, Ph. D., tidak asal
meneliti. Bukan hanya lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, dokter
Irfan juga mendalami bidangnya di Universitas Gajah Mada (UGM), hingga menjadi Spesialis
Nutrisi Otak Manusia. Lalu melanjutkan ke University of Malacca Malaysia di
Bidang Farmakologi. Selain itu, dokter Irfan juga menyelami bidang herbal di 3 negara,
yaitu di Jepang, China, dan Jerman.
Putranya, Irdi Chandra Dewata yang divonis autisme,
ADHD menjadi alasannya untuk menemukan produk yang benar-benar mumpuni. Dirinya
rela menghabiskan waktunya untuk melakukan penelitian panjang hingga memperoleh
formula BrainKing Plus ini. Pada usianya yang ke tujuh belas, Chandra telah
tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas. Chandra memperoleh nilai Ujian Nasional
SMA terbaik se-Tangerang Selatan. Bukan hanya itu, dia bahkan diterima di 3
Perguruan Tinggi Negeri ternama (STAN, UI, dan UGM) dan menguasai bahasa
Inggris serta Jepang tanpa mengikuti kursus. Sekarang, Chandra telah menjadi
lulusan STAN. Hal yang membanggakan, bukan?
Cerita Tentang Produk Palsu
Ah, ya, kembali ke soal BrainKing Plus palsu yang
sudah marak. Saya pernah menemukannya! Saat itu seorang saudara berbaik hati
memberikan saya satu kemasan (berisi 2 botol) yang harganya setengah dari harga
biasanya. Kejadiannya di awal tahun lalu, saat Afyad baru menggunakan 3 pak
BrainKing. Sekilas, tak ada perbedaan antara bungkus yang asli dan yang palsu.
Setiap huruf pada kemasan yang asli sama persis dengan kemasan palsu.
Yang pernah saya dengar, konon produk yang palsu
menuliskan kandungannya dengan persentase dan yang asli dengan takaran mili meter. Ada produk yang seperti itu
tapi bukan yang kami peroleh. BrainKing yang kami dapatkan saat itu sama persis
dengan aslinya – ingridients-nya bukan dengan persentase tapi dengan ukuran mili
meter. Catat: bukan dengan persentase.
Yang menunjukkan bahwa produk itu palsu adalah reaksi
Afyad dan reaksi anak saudara saya itu saat meminumnya. Kebetulan anak
saudara saya sudah mengonsumsi dua botol jadi dia tahu perbedaannya. Afyad pun
tahu persis perbedaannya karena sudah menghabiskan 6 botol.
Saya sempat meminumkan Afyad dua kali BrainKing
palsu yang semula saya kira asli karena kemasannya kelihatan sama persis itu.
Di pagi hari usai diminumkan, Afyad mengatakan, “A enam!” Saat itu, dia mengucapkan a enam (e-nya seperti huruf e pada kata ember) untuk menyatakan TIDAK ENAK. Ungkapan itu dinyatakannya
dengan keras. Kalau sekarang, dia sudah
bisa menyebutkan kata-kata TIDAK ENAK dengan jelas.
Yang terpikir waktu itu, mungkin karena tak saya
kocok-kocok dulu makanya dia mengatakan tidak enak. Saat memberikan untuk yang
kedua kalinya saya menguncang-guncangkan botol mungil itu dengan tujuan isinya
terkocok sempurna. Sembari mengocoknya sempat terpikir, sih kayaknya saya
konyol ya karena tiga kemasan sebelumnya tak perlu saya kocok saat hendak
memberikannya kepada Afyad. Merasa konyol
tapi tetap dilakukan, haha.
Lalu saat saya berikan kepada si bungsu, dia
berteriak. Kembali menyerukan hal yang sama, “A ENAM. A ENAM!” Saya berhenti di titik ini. Saya tidak mau
memberikannya lagi. Mulai terpikir, jangan-jangan ini produk palsu seperti yang
diberitakan di grup BrainKing. Tapi
mengapa kemasannya mirip sekali, ya?
Saya menelepon saudara dan menceritakan perihal penolakan
Afyad. Eh, tak dinyana dia pun menceritakan penolakan putranya. Usai
mengonsumsi produk itu, putranya mengatakan, “Koq nggak sama rasanya?” Bulat sudah kesimpulan kami. Produk itu
palsu! Anak-anak kami pasti tahu membedakan rasanya.
Suami saya lantas mencoba membandingkan dua kemasan,
yang asli dan palsu secara lebih saksama. Memelototinya dengan benar-benar
teliti. Sampai akhirnya dia mendapatkan di mana perbedaannya. Bisa tebak di
mana?
Well, halus
sekali perbedaannya. Hanya jika jeli Anda bisa membedakannya. Hanya jika
meletakkannya berdampingan dan benar-benar mengerahkan segenap kemampuan
penglihatan Anda!
Jadi, kedua kemasan itu – yang asli dan yang palsu,
sama-sama berwana hitam. Tapi warna hitamnya bukan hitam mutlak. Maksudnya, ada
gradasi warna yang bermain di sana. Saya tak bisa mendefinikan gradasi warna
apa itu namun saya mencoba menjelaskannya dalam tulisan ini. Setelah saya ikut
membandingkan kedua kemasan asli dan palsu, saya juga melihat perbedaannya. Kemasan
BrainKing palsu memiliki gradasi warna yang sedikit – sedikit sekali – sedikit lebih
terang daripada yang asli. Yang asli, gradasi warnanya lebih gelap. Sungguh
orang cerdas yang bisa melakukannya namun dia tak sanggup meniru detail gradasi pada kemasannya.
Produk Palsu Itu Masih Bisa Dipergunakan!
Lalu Kawan, bisakah kau tebak saya apakan produk
palsu itu? Eh, jangan tebak kalau saya membuangnya atau tetap meminumkannya
pada anak saya, ya. Itu jawaban yang totally
wrong! Mau tahu saya apakan barang KW itu? Saya jadikan obat luar, haha.
Ternyata bisa dijadikan obat luar, lho. Yekan, daripada rugi sudah dibeli mihil-mihil. Sayang, kan saudara saya
sudah mengeluarkan duit untuk beli produk palsu. Mamak irit harus berpikir cerdas. Kebetulan waktu itu, sela-sela
kuku kedua jempol kaki saya sakit. Sudah lama sakitnya. Diobati pakai minyak
tawon tidak mempan. Saya lalu mencoba meneteskan BrainKing palsu di sela-sela
kuku jempol kaki saya. Saya telateni selama beberapa hari. Dan taraa … rasa sakit itu hilang. Saya pun
bisa memakai sepatu pantovel kembali setelah sekian lama tidak bisa
mengenakannya karena dua jempol kaki yang sakit itu.
Saya juga mencoba menjadikannya obat pijat kepada
putri saya ketika kakinya sakit. Eh, alhamdulillah
manjur juga, hehehe. Ketika mendengar seorang teman cedera di jari kaki,
saya menawarkan sisa BrainKing palsu yang masih saya punyai. Saat itu dia
terancam harus menjalani operasi kalau jari kakinya tak kunjung sembuh. Teman
saya menerapi jari kakinya dengan produk yang saya berikan selama berhari-hari.
Ajaib, keluhan rasa sakitnya mereda! Dari yang semula sukar menggerakkan jari
kaki menjadi bisa menggerak-gerakkannya kembali Amazing, ya, bahkan produk palsunya pun bisa berguna.
Jadi, pesan moralnya jelas, ya kawan. Hati-hati
dengan produk palsu! Jangan terpengaruh dengan bujukan harga murah!
Makassar, 26 Maret 2018
Baca
tulisan-tulisan saya tentang BrainKing Plus, ya:
- Testimoni BrainKing: Mengatasi Keterlambatan Berbicara pada Anak
- Testimoni BrainKing: Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga
- Testimoni BrainKing: Kesadaran dan Kemampuan Komunikasi yang Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga
Share :
astaga, benar2 yang bikin palsunya it kejahatan yang luar biasa. geme aku sama orang yang bisa2nya memalsukan
ReplyDeleteIya, Mbak. Gemes sekali rasanya karena ini kan dikonsumsi lewat mulut. Argh
DeleteHahaha, barang kw pun masih bisa dimanfaatkan ya. Sayang banget kalau mahal tapi dibuang.
ReplyDeleteSayang dong, harus diuji coba dengan cara lain biar tidak rugi hahaha
DeleteProduk terkenal emang banyak tiruannya ya. Jadi harus lebih hati-hati dalam membeli.
ReplyDeleteIya Mbak. Sayangnya kan banyak yang tidak tahu. Yah, semoga saja dengan adanya tulisan ini bisa membantu orang-orang untuk lebih aware.
DeleteAku belum pernah pakai produk ini sih. Ngeri kalau ada kw nya gini, padahal harganya mahal.
ReplyDeleteIya, ngeri, Mbak. Karena ada yang konsumsi produk palsu malah tambah parah sakitnya
DeleteProduk palsu masih berkhasiat? Artinya isinya masih sama..mungkin kadarnya dikurangi kali ya..campur air atau apa...
ReplyDeleteSemoga yg palsu malah bikin penyakit..kasian yg tertipu..
Bahan-bahannya bukan yang berkualitas tinggi, Mbak. Ada bahannya yang harus diambil di tempat-tempat tertentu. Nah, bisa jadi kadarnya juga tidak benar-benar sama, ada tambahan lain. Entahlah. Semoga yang bikin palsunya bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Deletejahat ya sampai ada yang membuat palsunya. Apalagi ini kan dikonsumsi :(
ReplyDeleteBanget, Mbak :(
DeleteSaya sih tidak tahu banyak soal brand ini. Tapi meniru sebuah produk merupakan kejahatan super. Dampaknya pasti bahaya banget ya untuk kesehatan. Semoga kejahatan ini bisa berkurang
ReplyDeleteKEbangetan, ya. Aamiin. Semoga
DeleteAstagfirullah. Jadi seram sendiri tau suplemen kesehatan pun ada yang palsunya. Miris :(
ReplyDeleteIya Yan. Seram, yah.
DeleteHarus waspada memang ya, Mbak, untuk membeli produk di jaman sekarang. apalagi kalau produk untuk dikonsumsi sehari-hari. kalau aku, mending beli outlet resminya atau di website resminya ajah, nggak takut palsu
ReplyDeleteIya Mbak. Harus waspada. Orang pengennya coba2 yang jauh lebih murah padahal produknya kualitasnya tidak sama.
DeleteWah seremmmm ya Bun. Jaman sekarang ya apa-apa dipalsukan. Untung juga itu barang nggak langsung bunda buang. Lumayanlah ya bisa dipake buat luka luar hihihi
ReplyDeleteMohon informasinya pesan B king yg asli dimana ?
ReplyDeleteBisa info no kontak yang bisa Saya hubungi di email mugniarmarakarma@gmail.com?
Delete