Athifah
ikut lomba ini tahun lalu. Tahun ini ikut lagi, setelah berkali-kali saya
tanyakan apakah benar dia ingin berlomba dan bisa sungguh-sungguh berlatih.
Lomba bercerita ini diikuti oleh banyak sekolah yang setiap tahun mengirim
utusan, seperti SD Katolik Rajawali, SDN Unggulan Monginsidi 1, dan SDI
Galangan Kapal IV.
Sepertinya
semua peserta lomba bercerita diantar oleh guru pendamping dari sekolah mereka masing-masing,
termasuk pelatih yang sudah paham benar cara bercerita yang baik, kecuali putri
saya. Untuk mengikuti lomba ini, saya dan pak suami yang mengurus mulai dari
mengambil surat keterangan dari sekolah yang ditandatangani oleh guru dan
kepala sekolah, mengambil dan mengisi formulir, mencarikannya cerita,
melatihnya, hingga mengantarkan dan mendampinginya selama dua hari
berturut-turut.
Untungnya
saya bergabung dengan grup Rumah
Dongeng yang didirikan oleh Kak
Heru – pendongeng andal di kota ini jadi saya tahu informasinya saat Pak Tulus
yang sehari-harinya sebagai staf di Perpustakaan Kota Makassar share pengumuman di grup.
Mengikuti
lomba ini, harus paham prosedurnya, mulai dari bahwa peserta lomba harus
merupakan utusan sekolah, dibuktikan dengan surat pengantar yang ditandatangani
oleh kepala sekolah dan guru sekolah yang bersangkutan. Kemudian, ada beberapa
hal yang harus diketahui. Ini yang akan saya bahas pada tulisan ini. Apa saja
itu? Nah ini dia, hal-hal yang perlu diketahui untuk mengikuti lomba bercerita:
1. Hadir pada technical meeting Lomba
Bercerita Tingkat SD/MI.
Kapan
dan di mana berlangsungnya technical
meeting, tertera pada flyer resmi
yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Kota Makassar. Dua tahun ini, technical meeting diselenggarakan di
gedung Penerbit Erlangga di jalan Hertasning Makassar. Pada technical meeting dibahas hal-hal
teknis, seputar apa yang boleh/harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan
selama mengikuti lomba dan hal-hal lain menyangkut lomba bercerita. Pada saat technical meeting diadakan pengambilan
nomor undian peserta audisi Lomba Bercerita yang sudah mendaftar. Peserta sudah
menyerahkan surat keterangan dari sekolah yang bersangkutan. Selain itu, setap
peserta akan mendapatkan foto kopian Pedoman Penyelenggaraan Lomba Bercerita
Tingkat SD/MI. Pedoman penyelenggaran lomba ini bisa saja berbeda tiap
tahunnya, tergantung penyelenggara. Untuk tahun ini, yang bisa saya share kali ini mengenai pemilihan
pemenang tingkat daerah/kota adalah:
2. Persyaratan
peserta Lomba Bercerita Tingkat SD/MI.
Peserta
adalah siswa/siswi kelas 5 SD/MI negeri/swasta dalam lingkup kota (atau
kabupaten tertentu) yang memiliki perpustakaan sekolah yang dikelola dengan
baik (minimal 2 tahun terakhir). Peserta harus memiliki pengalaman membaca yang
baik dan sekurang-kurangnya telah membaca 5 buah buku dalam 2 tahun terakhir
(usahakan hafal buku apa saja judulnya dan bercerita tentang apa).
3.
Materi lomba bercerita.
Pahami
baik-baik bagian ini. Tiap tahun bisa saja ada perbedaannya. Untuk tahun 2018
ini materinya harus cerita rakyat bermuatan lokal yang mengandung nilai
perjuangan, kepahlawanan, atau legenda. Tidak
boleh berupa fabel (dongeng binatang). Untuk peserta di lingkup kota
Makassar, ceritanya boleh berasal dari Makassar atau dari daerah lain di
Sulawesi Selatan. Bukunya berasal dari perpustakaan sekolah atau Perpustakaan Umum
Kota Makassar. Kalau punya buku yang berasal dari perpustakaan pribadi, boleh
ditanyakan dulu saat technical meeting, boleh
atau tidaknya.
Oya,
perhatikan baik-baik konten cerita yang disampaikan, ya. Edit dan
minimalisirlah unsur kekerasan,
pembunuhan, perebutan kekuasaan, percintaan, romantisme, dan perselingkuhan tanpa
mengurangi ataupun mengubah esensi cerita pada buku tersebut. Isi cerita dapat
membangun pendidikan karakter seperti nasionalisme, sikap jujur, sikap religious, sikap peduli lingkungan, dan
sebagainya.
4.
Komponen penilaian lomba bercerita.
Penguasaan
materi.
Peserta
menguasai dan menghayati cerita, mampu berimprovisasi, serta mampu menyesuaikan
fantasi dan imajinasi dalam berintegrasi dengan materi cerita yang dibawakan.
Teknik
bercerita.
Peserta mampu bercerita dengan memperhatikan: volume suara, artikulasi, diksi,
tempo/kecepatan, serta proyeksi dan penguasaan panggung.
Kemampuan
peserta.
Peserta
mampu mendayagunakan seluruh potensi
dirinya dengan memadukan ketiga unsur penilaian di atas secara kreatif, inovatif, dan efektif. Plus mampu menjawab pertanyaan juri yang bersumber dari judul buku yang
pernah dibaca peserta dan menyangkut pemahaman akan cerita yang dibawakan.
Penampilan
peserta.
Penekanannya
lebih kepada saat bercerita di atas panggung. Apakah peserta tampil santai/wajar, penuh percaya diri,
meyakinkan, dan mantap. Property yang
digunakan tidak dinilai terpisah. Penilaiannya masuk dalam “penguasaan materi”.
Jangan sampai property justru
mengganggu konsentrasi anak.
5.
Teknik pementasan dan penilaian.
Nomor
undian yang diambil saat technical
meeting dipergunakan terus hingga grand
final. Ada dua penampilan, audisi dan grand
final. Baru-baru ini, sekira 100 peserta diaudisi oleh tim juri untuk menyaring
sebanyak 10 peserta ke tahap grand final.
Yang menang di grand final-lah yang
akan mewakili Kota Makassar ke Lomba Bercerita Tingkat SD/MI Provinsi Sulawesi
Selatan, dan seterusnya hingga tingkat nasional. Perhatikan alokasi waku yang harus disiapkan untuk bercerita: 10 menit
untuk audisi dan 15 menit untuk grand
final. Akan ada tiga macam lampu yang menjadi penanda kapan pencerita harus
mengakhiri ceritanya. Penting bagi peserta untuk menyiapkan dirinya dalam
memotong cerita yang tak selesai dibawakan saat audisi. Nah, seluruh peserta
dan pendamping harus hadir saat technical
meeting untuk mendengarkan uraian lengkapnya.
***
Informasi lomba
bercerita ini bisa diperoleh masyarakat umum di dunia maya, melalui akun Facebook Dinas Perpustakaan Makassar (https://web.facebook.com/pustaka.makassar.3), ya. Jumlah peserta
setiap sekolah maksimal sampai 2 orang. Lomba ini GRATIS dan hendaknya ada guru/pendamping yang mendampingi.
Juri lomba bercerita |
Menariknya,
saya melihat banyak sekali talenta pencerita yang baik di antara peserta. Sudah
banyak sekolah yang serius mengikutkan siswanya berlomba hingga mereka belajar
serius pada pencerita dewasa yang sudah cukup banyak jumlahnya di kota ini.
Berdasarkan obrolan saya dengan Kak Heru, saya mendapatkan informasi bahwa
beberapa pencerita/pendongeng ngetop di kota Makassar membina lebih dari satu peserta lomba bercerita. Keren, ya.
Makassar, 24 April 2018
Tunggu
kelanjutan cerita saya mengenai jalannya lomba bercerita ini, yaa
#Update 1 Mei 2018.
Kelanjutan ceritanya bisa disimak di:
#Update 1 Mei 2018.
Kelanjutan ceritanya bisa disimak di:
- Pelajaran dari Audisi Lomba Bercerita Tingkat SD/MI 2018
- Pelajaran dari Grand Final Lomba Bercerita Tingkat SD/MI 2018
Share :
keren acaranya, Mbak. Semoga anak-anak senang mengikutinya. Bukan untuk menang atau kalah, tapi pengalamannya lebih berharga :)
ReplyDeleteBenar Mbak, pengalaman dari berlomba lebih berharga daripada hasilnya :)
DeleteLomba untuk tingkat SD dan MI, seharusnya dongeng atau fabel diperbolehkan. Karena hal itu justru lebih manarik buat anak-anak. Imajinasinya akan lebih berkembang.
ReplyDeleteTentunya juri punya pertimbangan yang baik, Mas Djangkaru dalam penetapan ketentuannya. Lagi pula kalau sifatnya fabel, kita sulit membedakan mana bagian sejarah dan mana yang murni fiksi.
DeleteKalau ada lomba seperti ini, saya sudah seringkali kasih motivasi dan stimulasi anak anak dampingan buat ikutan, tapi gak pernah ada yg berani ikutan. Gak pede tampil depan umum
ReplyDeleteBenar, Mbak. Kalau sudah ikut, mereka sudah punya pengalaman lebih dibandingkan anak lain yang tidak ikut, dan nantinya akan jadi pelajaran berharga buat mereka.
Deletewah kegiatan ini sangat bermanfaat banyak melatih anak dalam banyak hal ya mbak, ih jd mau juga bikin lomba spt ini
ReplyDeleteYuk, Mbak Tira, buat anak-anak dampingannya. Biar bisa wakili sekolah mereka ikut tingkat kabupaten/kota lalu tingkat provinsi di sana :)
DeleteWhuaa seru ya mba, bisa melatih keprcayaan diri anak nih...
ReplyDeleteBanget, Mbak :)
DeleteIcha anakku ikut lomba ini juga tapi belum dapat kesempatan menang tapi bagus untuk melatih rasa percaya dirinya
ReplyDeleteyup, benar sekali. Mereka berlatih untuk tampil percaya diri
DeleteMemang perlu membiasakan anak-anak senang bercerita. Di wilayah tempat tinggal anak bunda di Cuputat ada Kampung Dongeng, di mana anak-anak bisa mendengar, melihat cara mendongeng atau bercerita yang baik.
ReplyDeleteIya Bunda. Mereka nanti akan menjadi mudah mengemukakan isi pikiran dan isi hati dengan baik. Semoga :)
Delete